"If I only had Time"
Setiap kali pulang dari rumah
duka, kita selalu diajak untuk merenung lebih dalam tentang kehidupan...
Di rumah duka, kita pasti akan
disadarkan, bahwa dunia ini adalah
sebuah terminal, di mana kita semua sedang duduk.
Kita semua sedang menunggu
giliran...
Ketika nama kita dipanggil, kita
mau tidak mau, suka tidak suka, siap tidak siap, harus berangkat.
Kanker, serangan jantung atau
penyakit lainnya, termasuk juga kecelakaan atau bencana alam, hanyalah sebuah
jalan atau sarana.
Lucunya, kita semua tahu tentang
kebenaran ini tapi kita tidak pernah sungguh² menyadarinya.
Kita kadang menganggap akan hidup
lama didunia ini atau juga, seperti kata seorang sahabat saya: “Kita berpikir kematian itu hanya milik
orang lain......”
Di-tengah² waktu yang berlari
dengan sangat cepat, kehidupan kita - anda dan saya - sedang melaju dengan
pasti menuju titik akhir.
Kita bahkan tidak tahu sama sekali
titik akhir itu ada di mana.
Mungkin ia berjarak 30 tahun, 20
tahun, 10 tahun atau jangan² hanya hitungan hari. Siapa yang bisa tahu?
Tidak ada satu manusia pun yang
bisa mengandalkan kesehatan, kekuatan dan kekayaannya untuk menangguhkan
kematiannya....
Saya tidak tahu anda berusia
berapa.. Tapi, jika saat ini ada yang berusia 20-an tahun dan anda tengah
mengagungkan kemudaan anda, percayalah, anda sedang ada didalam mimpi..
Saat Anda tersadar, tentang
fananya dunia kehidupan ini. Anda akan melihat rambut Anda mulai menipis,
memutih dan pasti menua di dalam proses kehidupan..
Tiga puluh tahun lalu saya adalah
seorang anak muda yang enerjik, penuh cita², hampir tidak pernah berpikir
tentang kematian... Lalu semuanya berlalu dengan sangat amat cepat.
Dulu orang² memanggil saya dengan
sebutan nama, lalu Mas, Koh dan kemudian berubah menjadi Om.
Tak lama lagi, orang² mungkin
akan memanggil saya dengan sebutan kakek atau opa.
Saya punya seorang teman yang
kini berusia 50 tahun lebih. Beberapa tahun lalu, ia terperangah karena tiba²
orang² mulai menyebut dia sebagai Om. Ia tidak bisa menerima kenyataan ini..
Tiap kali orang² memanggil dia
Om, entah itu pelayan restoran atau penjaga toko, ia marah besar.
Ia belum bisa menerima
kenyataan.
Ya, kenyataan yang tidak bisa
dibantah adalah kita semua - seberapa banyaknya pun harta atau tinggi ilmunya,
pengetahuan kita, kita semua setiap hari akan bertambah tua.
Menua setiap hari adalah kodrat
kita sebagai manusia.
Saat kita melihat didepan cermin,
kita mungkin melihat sosok diri kita yang sama dengan kemarin.
Namun, sesungguhnya perubahan sedang
terjadi dalam diri kita.. Perubahan menjadi tua... Tidak ada yang sama
antara kemarin, hari ini dan besok.
Bukan hanya tubuh kita, tapi juga
semua benda yang ada di sekeliling kita.
Semua barang kita : rumah,
televisi, jam tangan, lemari, pakaian, mobil, sepeda motor, semuanya sedang
berada dalam proses penuaan.
Kita
tidak melihat apapun, tetapi kemerosotan sedang terjadi di dalam barang² tsb.
Begitu juga dengan tubuh kita....
Tidak ada yang abadi di dunia
ini.
Lalu, jika kemerosotan secara
fisik setiap saat berproses dalam diri kita dan kematian hanya soal waktu, apakah kita akan menjalani kehidupan ini
dengan ratapan dan tangisan?
Kita memang tidak bisa melawan
proses penuaan tubuh kita, namun kita
bisa melawan kemerosotan dari sesuatu yang justru menghidupi tubuh kita, yakni
bathin/roh kita.
Jika tubuh kita berubah menjadi
tua dan lemah setiap hari, mengapa kita
tidak mengubah bathin/ roh kita menjadi lebih baik dan lebih baik setiap hari?
Tidak ada yang tetap sama dalam
kehidupan ini.
Begitu juga dengan pola pikir dan
paradigma kita.
Sementara tubuh kita mengalami
kemerosotan, kita memperbaharui cara
berpikir - hati kita - dari hari ke hari.
Memahami sungguh² bahwa kehidupan
ini hanya sangat sementara dan karena
itu waktu yang tersisa amatlah bernilai, akan membuat kita benar²
menghargai kehidupan ini.
Tidak ada yang lebih baik dalam
kehidupan ini, selain setiap hari terus belajar untuk mengisi kehidupan ini
dengan hal² yang baik:
Mencintai
dengan lebih baik
Mengerti
orang lain dengan lebih baik dan berpikir yang bijaksana.
Mengampuni
dengan lebih baik.
Membantu
orang lain dengan lebih baik.
Dan dengan itulah kematian akan
menganugerahkan kehidupan yang jauh lebih baik buat kita.
HIdup adalah persiapan untuk
kekekalan
So much to do
If I only had time
No comments:
Post a Comment