Wednesday, December 23, 2020

AROGAN ALIAS SOMBONG

Banyak pendapat bahwa Presiden Amerika  Serikat Donald Trump adalah presiden yang arogan atau sombong. Wajar saja dia sombong, karena dia adalah presiden dari suatu negara adi kuasa. Tidak banyak orang yang bisa menjadi presiden, apalagi presiden dari suatu negara besar, begitu kata orang. 

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang dianggap sombong oleh masyarakat umum. Bisa saja dia saat ini adalah seorang  penguasa atau pejabat, seorang selebritis, seorang presenter, bahkan seorang yang sudah tidak memiliki jabatan apapun, alias “mantan”. 

Arti sombong adalah menghargai diri secara berlebihan; congkak; pongah

Para ahli telah menemukan beberapa penyebab orang menjadi sombong.

1. Telah melakukan hal-hal hebat

Dalam banyak kasus, seseorang menjadi sombong ketika mencapai hal-hal atau prestasi yang tidak dapat dicapai atau sulit dicapai oleh orang lain pada umumnya atau teman-temannya.  Melakukan sesuatu yang luar biasa yang tidak dapat dilakukan oleh orang lain akan meningkatkan harga diri dan menganggap orang lain tidak penting.

2.  Tidak melakukan hal yang hebat dalam hidup

Sama seperti melakukan sesuatu yang luar biasa dapat menyebabkan kesombongan, begitu pula tidak  melakukan sesuatu yang luar biasa bisa membuat seseorang sombong.

"Dia tidak mencapai apa-apa. Apa yang membuatnya begitu sombong? ” 

Ungkapan ini menunjukkan bahwa banyak orang yang sombong tapi tanpa prestasi. Penyebabnya bisa karena ia memiliki keluarga kaya, pasangan  hidup orang terpandang/sukses, atau memiliki wajah dan tubuh menawan. Sesuatu yang “istimewa” melekat pada dirinya,  diperoleh tanpa usaha

3. Arogansi sebagai mekanisme pertahanan

Alasan umum lainnya di balik kesombongan adalah karena seseorang mencoba melindungi ego dan harga dirinya. Ia mungkin bersikap arogan untuk menyembunyikan rasa tidak aman, rendah diri, dan kurang percaya diri.

Jika Anda merasa tidak aman dan takut ditolak orang lain, Anda mungkin memilih bersikap sombong terhadap mereka. Arogansi, dalam hal ini, membantu Anda untuk menolak orang lain sebelum mereka dapat menolak Anda. Hal ini merupakan mekanisme pencegahan.

4. Menginginkan perhatian

Terlepas dari apa yang terlihat, orang yang sombong sangat peduli dengan persetujuan orang lain. Jika tidak, kepada siapa mereka akan menunjukkan kesombongan? Kadang-kadang, kesombongan bisa timbul karena mencoba mendapatkan perhatian karena tidak ada cara lain untuk mendapatkan perhatian yang menurut nya bisa berhasil. 

Mereka yang sombong dalam perilakunya, cenderung juga sombong secara intelektual. Arogansi intelektual adalah kecenderungan orang untuk menganggap suatu keyakinan itu benar HANYA karena keyakinan itu adalah keyakinan mereka.

Sama seperti orang sombong yang kompetitif dalam domain perilaku dalam kehidupan, mereka juga kompetitif dalam hal keyakinan atau kepercayaan. Keyakinan mereka ibarat harta benda berharga yang  tidak mau mereka serahkan atau dirampas orang lain. 

Orang dengan kesombongan intelektual mengidentifikasi diri dengan keyakinan mereka. Keyakinan yang mereka “sayangi” berkontribusi pada  harga diri mereka. Jadi kehilangan keyakinan mereka berarti kehilangan identitas dan kelayakan mereka. 

Pada umumnya orang yang sombong, tidak mau mengakui kesalahan mereka dan tidak mau menerima kritik. Menurut orang yang sombong, mereka tidak melakukan kesalahan, dan mereka selalu mencari pembenaran atas tindakan mereka, oleh karena itu tidak akan meminta maaf. Bagi mereka, masalahnya ada pada orang lain.

Sombong bukanlah sifat kepribadian yang diturunkan. Sebaliknya, ini hampir selalu merupakan manifestasi harga diri rendah yang tidak disadari.

“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong”. 

~ QS (16) - An Nahl : 23 ~

Retno Triani Soekonjono

Psikolog

Saturday, December 19, 2020

PKI LAHIR DARI PARTAI SERIKAT ISLAM

Menyambung tulisan saya bahwa "HTI adalah PKI masa kini".

Banyak yang salah mengartikan bahwa Komunis itu adalah atheis. "Komunisme" itu adalah ideologi yang tujuan utamanya adalah terciptanya masyarakat dengan aturan kepemilikan bersama. Tidak ada kelas sosial, semua rata.

Sedangkan "Atheisme" adalah pandangan yang tidak mengakui adanya Tuhan.

Lalu kenapa komunis selalu disamakan dengan atheis ? 

Itu mungkin karena pernyataan Karl Marx, bapak komunisme dunia, yang mengatakan "Agama adalah candu bagi masyarakat". Jadi stigma bahwa komunis adalah atheis ini berlangsung sejak lama, kemungkinan juga bagian dari propaganda politik.

Banyak juga yang tidak tahu bahwa Partai Komunis Indonesia atau PKI, sebenarnya lahir dari kelompok "Sarekat Islam". Sarekat Islam adalah organisasi besar pada masanya dimana disana melahirkan tokoh besar pula semisal HOS Tjokroaminoto.

Pada tahun 1920 di Yogyakarta, Sarekat Islam mengadakan kongres. Dua kader SI, yaitu Semaoen dan Haji Agus Salim menyusun dasar baru organisasi, yang menyepakati bahwa Kapitalisme harus dilawan. 

Semaoen ini adalah ketua umum pertama PKI. Jadi bisa disimpulkan apa agamanya dia.

Semaoen kemudian mendirikan Partai Komunis Indonesia. Jabatan Semaoen sebagai ketua partai ini membuat Abdul Muis, tokoh SI Bandung, marah. Dia meminta Semaoen untuk tidak rangkap jabatan.

Akhirnya pada kongres berikutnya diputuskan bahwa mereka yang tergabung di partai komunis harus keluar dari Sarekat Islam.

Semaoen tidak terima dikeluarkan begitu saja. Ia membentuk Sarekat Islam Merah, dan mempengaruhi kongres SI di Madiun tahun 1923. Kongres digambarkan ribut dan saling serang. Mirip-miriplah dengan pemilihan ketua DPR sekarang 

Akhirnya berpisahlah Sarekat Islam dan PKI. SI sendiri berubah menjadi Partai Sarikat Islam Indonesia (PSII). Dalam buku "Manuskrip Sejarah PKI (1920-1965), Busjarie Latif mengatakan 35 ribu anggota SI gabung ke dalam Partai Komunis Indonesia.

Jika melihat sejarah, anggota Partai Komunis bukan tidak percaya Tuhan. Mereka bahkan sebagian besar beragama Islam karena berasal dari Sarekat Islam. Masuknya mereka ke PKI karena semangat melawan Kapitalisme, bukan karena tidak percaya Tuhan..

Jadi saya senyum-senyum saja ketika ada seorang teman yang saya tahu dia anggota HTI berteriak, bahwa HTI tidak mungkin PKI, karena HTI berTuhan sedangkan PKI tidak. Berarti dia belum pernah baca sejarah terbentuknya PKI..

Lalu kenapa temanku itu tidak mampu memahami bahwa HTI itu sangat mungkin adalah PKI masa kini yang berbaju agama ?

Karena dia "mur kecil" dalam sebuah organisasi besar seperti Hizbut Thahrir sehingga tidak mampu melihat visi HTI yang sangat mirip dengan PKI dahulu, yang sama-sama ingin mengganti Pancasila. 

Mungkin juga temanku yang suka teriak-teriak "khilafah" itu tidak paham, apa sih maksudnya khilafah itu ?  Buatnya keren aja jika kelihatan revolusioner.

Kalau sudah paham bahwa anggota2 PKI juga banyak yang bertauhid, lalu mau ngeles kayak gimana kalau PKI itu sudah pasti tidak berTuhan ?

Makanya sering-seringlah ngopi, biar agak cerdas sedikit aja.. 

Denny Siregar

Wednesday, December 16, 2020

KETIKA REJEKIMU HABIS

KETIKA REJEKIMU HABIS, MAKA AJALPUN TIBA

(Rugi kalau tidak baca sampai selesai)

Jangan pedulikan jasadmu yang akan busuk & hancur!! ...  Kaum muslimin akan melaksanakan kewajiban mereka:

1. Memandikan mu

2. Mengkafani mu

3. Menshalati mu

4. Menguburkan mu

Yakinlah!!! bahwa: Dunia tidak sedih dengan KEMATIAN mu

Alam semesta tidak berduka atas kepergian mu.!

Segala sesuatu akan berjalan seperti biasa dan tidak berubah dengan perpisahan mu!!

Perekonomian akan terus berputar!

Pekerjaanmu, akan digantikan orang lain!

Hartamu akan pindah tangan secara halal kepada ahli waris.!

Sementara Anda yang akan di HISAB atas segala sesuatu hingga perkara yang besar sampai dengan hal yang paling kecil.!!

Yang pertama lepas dari mu, adalah namamu..

Saat Anda meninggal dunia: Orang-orang bertanya : ​​Dimana MAYATnya?​​ 

Mereka tidak lagi memanggil mu dengan namamu.. Namamu tinggal kenangan belaka

Ketika mereka akan men shalati, mereka bilang: ​​“Bawa kesini JENAZAHnya!!!​​” Mereka tidak lagi menyebutkan namamu. Betapa cepat namamu hilang berlalu....

Ketika mereka akan menguburkanmu, mereka berkata: “Dekatkan MAYATnya!! Tanpa menyebutkan namamu..

Karena itu... 

Janganlah tertipu oleh kehormatan, status sosial dan kelebihan kelompokmu..!!

Jangan terperdaya oleh kedudukan, jabatan dan nasab keturunanmu...!!

Alangkah fananya dunia ini... dan betapa besar apa yang akan kita hadapi...

KESEDIHAN ORANG ATAS KEPERGIAN MU ADA 3:

1.Orang yang mengenal mu sepintas akan mengatakan: ​​Kasihan...!!​​

2.Teman dan sahabatmu akan bersedih beberapa saat atau beberapa hari, kemudian mereka  kembali pada rutin dan canda tawa mereka..

3.Kesedihan mendalam di rumah... Keluargamu akan bersedih sepekan... satu-dua bulan atau hingga satu tahun... Kemudian mereka akan meletakkanmu dalam album kenangan...

Demikianlah... Kisah mu di antara manusia telah berakhir...

Anda hanya tinggal ALBUM KENANGAN.

Kisah mu yang sebenarnya baru dimulai... bersama sesuatu yang nyata, iaitu : Alam Akhirat

Telah lepas darimu:

1.Ketampanan /Kecantikan

2.Harta/Rumah

3.Kedudukan /Jabatan

4.Anak

5.Isteri/Suami

Kehidupanmu yang sesungguhnya baru dimulai

Pertanyaannya sekarang adalah :

Apa yang telah Anda siapkan untuk "alam kubur" dan akhirat mu.????? Ini adalah KENYATAAN yang akan terjadi dan perlu direnungkan.!!

Check ibadahmu... yang wajib dan yang sunnah..

Check Amal sholeh dan Sedekah mu..Check perilaku dan tingkah laku mu..

Semoga kita semua menyiapkan bekal untuk kehidupan yg kekal.. Dan Selamat di Akhirat..

Jika Anda membantu mengingatkan orang lain dengan menyebar postingan ini... In Shaa Allah... Anda akan dapatkan buah dari peringatan Anda ini dalam timbangan amal kebaikan pada hari Qiamat.

"Dan berilah peringatan! karena peringatan itu bermanfaat bagi orang2 beriman"

Kenapa Mayat memilih: "SEDEKAH" jika kembali ke dunia? Sebagaimana firman Allah:

"Ya Allah! jika Engkau tunda ajalku sebentar saja, niscaya aku akan bersedekah"

Mereka tidak mengatakan:

Niscaya Aku akan Haji/Umrah..

Niscaya Aku akan Sholat..

Niscaya Aku akan Puasa..

Para Ulama menjelaskan: "Mayat hanya mengatakan Sedekah karena dia melihat pahala sedekah yang sangat besar setelah kematian"

Maka perbanyaklah sedekah. Untuk saat ini bersedekahlah dengan mengirim /menyebarkan postingan ini pada teman /saudara dengan niat karena Allah,

Kalau ada manusia tidak mau copy paste kepada group-group yang lain itulah tandanya manusia paling malas di dunia yang berada di laman sosial, kalau copy paste yang lain itu cepat saja tangannya memindahkan ke group lain

Mari Budayakan Sedekah bukan pergi umrah beratus kali bersedekah lebih Afdal/bagus

MARI SENANTIASA BERTAUBAT, BERIBADAH DAN MELAKUKAN KEBAIKAN. Aamiin Ya Rabbal 'aalamiin*....

#Indahnya Berbagi

#SedekahItuIndah

#SedekahItuSederhana

Saturday, December 12, 2020

MENCARI NEGERI SURGA

Mari bermuhasabah: merenung ketika dibaca, melamun ketika dibayangkan, takjub ketika surga itu ada didepan mata, tempat indah sampai kita menutup mata: itulah Nusantara milik kita bersama bukan milik orang lain, mari kita jaga agar tetap terpelihara dan jaya hingga akhir masa.

MENCARI NEGERI SURGA  

Dulu orang orang "kiri" mendambakan suatu negeri di mana  kaum proletar berkuasa, tidak ada buruh yang menderita, tidak ada perbedaan kaya dan miskin, semua sama. Nyata nya kehidupan di Uni Sovyet (tahun 50-80an) tidak seindah yang dicita-citakan. Rakyat juga tidak puas, daerah-daerah tidak puas. Uni Sovyet ambruk berkeping keping.

Korea Utara penganut Komunis tulen, juga bukan surga. Rakyat dijadikan robot, ditekan hak hak kemanusiaannya, memang tidak ada perbedaan kaya dan miskin karena semua warga miskin, kecuali sang Tiran Kim Jong Un.

Ternyata negara Komunis bukan surga 

Orang-orang liberal pendamba kebebasan mengidolakan negeri Amerika Serikat sebagai negara surga. Mereka mencontoh Amerika sebagai acuan bernegara yang ideal. Tiap orang bebas mencari kekayaan sebesar besarnya, orang bebas ngomong apa saja, berperilaku suka suka. Kenyataan tidak seindah angan angan. Kebebasan yang tanpa batas, menyebabkan si Kuat menguasai semua, merampas semua, dan memiliki semua. Rakyat kecil hanya disisakan remah remah. Hak asasi memang ada, tapi Hak kapitalis yang super kaya jauuh lebih besar lagi. 

Demokrasi menjadi jalan tol bagi yang mampu berlari cepat dan bermodal besar. 

Di Amerika orang yg tidak punya rumah dan makan dari sisa sisa sampah restoran masih cukup banyak, tapi  orang orang yang kekayaannya  bisa membeli negara juga ada . 

Orang kaya bebas membeli senjata dan  menyewa bodyguard sebanyak banyaknya untuk melindungi harta dan nyawanya. Orang miskin harus survive bertahan dijalan jalan. 

Diskriminasi dan Rasisme terhadap orang kulit hitam, Indian dan kulit berwarna disembunyikan dibawah karpet Demokrasi. 

Ternyata Amerika Serikat juga bukan negeri idaman. 

Anak anak. Muda Indonesia sangat mengidolakan Korea. Barang2 Korea, Kosmetik Korea, Operasi plastik Korea, Film Korea, Makanan Korea, Musik Korea, dan Artis artis Korea. Segala sesuatu yg berlabel Korea adalah idaman dan hebat.

Sementara generasi muda Korea melihat kehidupan dan negeri Indonesia dengan takjub. Dimata mereka Indonesia adalah Surga yang mereka dambakan. Negeri indah, manusia manusia ramah, kehidupan santai tanpa tekanan dan stress, makanan makanan enak, buah buahan berlimpah sepanjang musim. dan semua serba murah buat mereka.

Dinegaranya mereka selalu stres harus berprestasi, sehingga banyak yang bunuh diri. 

Sebagian masyarakat kita sangat mengidolakan semua yang berbau Arab dan Timur tengah. Karena semua yg berbau  Arab di konotasi kan 'dekat dengan Nabi

Buah buahan Arab, Pakaian ala Arab, Jenggot harus seperti orang Arab, minyak wangi Arab, Makanan Arab, musik gambus Arab dan gaya ngomong ala Arab, semua itu dipandang lebih "bergengsi " dan konyolnya juga dianggap lebih alim dan saleh

Mereka baru melek ketika menjadi TKI dan TKW, ternyata di Arab masih banyak juga yang perilakunya lebih dekat ke Abu Jahal dan Abu Lahab daripada meniru perilaku Nabi

Padahal  sebaliknya orang orang Arab/Timur Tengah begitu terpesona melihat keindahan negeri dan kedamaian yang ada di Nusantara.

Ada sungai mengalir dimana mana, berbagai jenis buah buahan, pohon rindang dimana mana, Gunung2 menjulang, makanan  beragam citarasa, pemandangan indah , banyak tempat sejuk, tidak ada perang , tidak ada bom dan tidak ada saling bunuh, dan yang terpenting banyak yang geulis geulis

Sebagian warga kita juga sangat memuji muji kehidupan bahagia, sejahtera dan harmoni di negara negara Skandinavia. 

Sementara orang-orang Skandinavia mendambakan hidup di Indonesia, negara dengan sinar matahari sepanjang tahun, harga harga murah ... Dan yang terpenting negara dengan pajak pendapatan yang jauh lebih rendah dari negaranya (di negara mereka pajak penghasilan pribadi sekitar 50%-60%)... Masih pengen hidup di Denmark? 

Sebagian kelompok warga kita mendambakan negara berlandaskan khilafah. Mereka menganggap Khilafah adalah solusi untuk semua masalah. 

Negara Demokrasi dan Pancasila adalah penyimpangan dari jalan agama. 

Sayang belum ada contoh negeri nya dalam kehidupan nyata. Yang pernah ada adalah negeri ISIS  yang mengaku ngaku negeri khilafah, tapi setiap hari yang ada pembunuhan, perkosaan, pemyiksaan dan penyembelihan terhadap sesama manusia dengan ngaku2 atas nama agama.

Jadi dimana negeri surga itu??? 

"Negeri dimana kita mensyukuri keberadaan kita"  tiba tiba Mbok Inem pemilik warung nyeletuk sambil menyodorkan rebusan indomie  telor 6500 rupiah  dan kopi tubruk 3000 rupiah, sayup sayup terdengar lagu "pamer bojo" Didi kempot . 

Tuhan, inikah surga??

EddySinangTrenggono -7Jun2020 

Tuesday, December 8, 2020

APA ITU BAHAGIA ?!

Banyak orang menganggap bahagia itu, bila: Ia kaya raya , berkuasa , sukses , punya keluarga yang harmonis dll.

Iya itu memang ada sebagian kebahagiaannya , tapi tetap semu 

Sebenarnya kebahagiaan yang sesungguhnya adalah ketika kita bisa membantu orang yang menderita menjadi bahagia apalagi melihat dia tersenyum 

Perasaan Bahagia kita saat itu luar biasa

Tidak semua orang dalam hidupnya bisa merasakan hal tersebut, bila tidak pernah melakukan

Saya pernah merasakan, ketika saya membelikan kue coklat yang enak, saya bagikan ke anak-anak di rumah yatim piatu dan salah satu anak, makan coklat tsb. Hanya diemut-emut, dinikmati & tidak tega digigit,  sambil wajahnya mancarkan suatu kebahagiaan, saya sangat terharu dan merasa bahagia sekali yang belum pernah saya rasakan 

Saya sering & senang dengan bhakti sosial, tapi saya kagum dengan adik saya yang melakukan sesuatu yang belum pernah saya pikirkan 

Ini cerita dari tetangganya yang tinggal di sesama apartment 

Mereka mengatakan bahwa adik saya,  tanya ke pegawai cleaning service maupun kuli2, tahu gak ice cream, mereka jawab: tahu, sering gak minum ice cream, mereka jawab : belum pernah, maka adik saya langsung pergi membeli dan memberi mereka minum ice cream. 

Saya mendengar cerita ini saya kaget,  ternyata saya belum pernah terpikir,  bahwa memberi ice cream yang mungkin seumur hidup belum pernah dan tidak akan diminum oleh orang miskin, itu luar biasa 

Semoga kita bisa menyebarkan kasih, ke orang yang dibawah kita .......

Itulah salah satu tujuan kita datang ke dunia ini: BERBAGI

Friday, December 4, 2020

LANGIT RUNTUH

Selasa 11 August 2020

Oleh : Dahlan Iskan

Saya kontak satu persatu teman saya di Beirut. Sudah lebih satu tahun saya tidak mengontak mereka. Kali ini saya harus melakukannya: ledakan 4 Agustus itu begitu dahsyat –158 orang meninggal. Masih banyak yang dinyatakan hilang. Yang terluka sampai 6.000 orang. Yang kehilangan rumah 300.000 orang.

Teman saya termasuk yang selamat. Kabar itu baru saya terima kemarin. Mereka menceritakan kengerian ledakan itu. Yang setara dengan gempa bumi 3,3 skala richter – tapi pusat gempanya di permukaan bumi. Di pelabuhan Beirut, ibu kota Lebanon.

Getaran ledakan itu sampai terasa di negara Cyprus. Di Israel. Di Syria. Maklum yang meledak adalah 2.750 ton ammonium netrat. Yang kekuatannya setara dengan 1,2k ton bom TNT.

Saya kembali terbayang ketika seminggu penuh di Beirut tahun lalu. Dari lantai atas hotel saya bisa melihat pelabuhan itu. Saya juga membayangkan Beirut Souk, mal termodern di sana. Yang tiap hari saya jalan-jalan di Souk itu. Yang kini tetap utuh tapi kaca-kacanya berantakan.

Kemarin, setelah empat hari, jelaslah asal usul peristiwa itu. Jelas juga bahwa Presiden Donald Trump sangat ngawur – yang buru-buru menyebut ledakan itu sebagai serangan.

Ternyata begitu sepele penyebab ledakan itu. Ini ibarat manusia satu kota minum air PDAM yang pipanya dibiarkan keropos kemasukan racun. Padahal posisi pipa itu di atas tanah, di depan mata.

Cerita agak lengkapnya begini: ini adalah kisah sedih kapal dari negara miskin, membawa barang dari negara miskin untuk dibawa ke negara miskin. Tentu kapal itu sudah sangat tua: bikinan tahun 1984. Yang diangkut kapal itu adalah bahan baku peledak. Untuk perusahaan pembuat peledak di Mozambique, di pantai timur Afrika. Di seberang pulau Zanzibar itu.

Rupanya ongkos angkut menjadi masalah. Mereka pun mencari ongkos angkut yang paling murah. Yang biasanya hanya bisa dilakukan oleh kapal-kapal tua.

Perusahaan angkutannya pun dicari perusahaan yang mau banting harga. Yakni perusahaan kecil dari negara miskin Cyprus. Perusahaan inilah yang terakhir membeli kapal tua itu. Yang sudah pindah tangan 12 kali itu.

Bahan baku peledak itu sendiri berasal dari negara miskin pecahan Uni Soviet, Georgia. Lewat pelabuhannya yang di pantai Laut Hitam, Batuni.

Nama kapal tua itu bernama Rhosus. Itulah nama terakhir setelah berganti nama lebih dari 10 kali. Panjangnya 86 meter. Ukurannya 3.200 Dwt. Sebenarnya kapal itu buatan Jepang tapi memang sudah harusnya diskrab. Itulah kapal angkutan umum dengan tempat barang di dua section.

Sebenarnya kapal tua ini tidak harus lewat Beirut. Tujuan akhirnya adalah Mozambique. Berarti dari Batuni kapal itu harusnya mengarungi Laut Hitam menuju selat Bosporus di Istanbul. Lalu masuk Laut Marmara.

Masuk lagi Laut Tengah – menyusuri lepas pantai Izmir, Turki. Dari situ kapal ini bisa langsung menuju terusan Suez. Lantas menyusuri lepas pantai timur Afrika. Tibalah di Mozambique.

Mestinya.

Tapi kapal itu tidak punya uang untuk membayar ongkos tol melewati terusan Suez. Terusan ini dibangun sangat mahal oleh Inggris. Di tahun 1876. Sekarang dikuasai sepenuhnya oleh Mesir.

Ongkos tol Suez itu mahal. Untuk ukuran kapal seperti Rhosus ongkos tolnya bisa 13.500 dolar. Atau hampir Rp 500 juta. Maka untuk bisa membayar ongkos lewat terusan Suez kapal Rhosus harus ngompreng: mencari angkutan tambahan di perjalanan.

Ada.

Yakni mesin tua yang sangat besar ukurannya. Media di Lebanon, yang menjadi sumber tulisan ini, tidak menyebut mesin apa. Mesin itu ada di pelabuhan Beirut. Harus diangkut ke pelabuhan Aqaba, di Jordania.

Ongkos angkut mesin itu cukup untuk membayar toll terusan Suez. Toh, untuk menuju  pelabuhan Aqaba juga harus melewati terusan sepanjang 190 Km itu.

Berarti dari lepas pantai Izmir, kapal tua Rhosus harus mampir dulu ke Beirut. Kapal itu bersandar di pelabuhan Beirut bulan September 2013. Untuk mengambil mesin tua itu.

Tapi mesin itu terlalu besar. Peralatan di pelabuhan Beirut tidak seperti di negara maju. Saat dicoba diangkat naik ke kapal mesin tua itu menghantam kapal tua. Kapalnya rusak.

Kapal Rhosus harus diperbaiki di situ. Tapi tidak punya uang. Kapal harus lebih lama bersandar di pelabuhan Beirut. Berarti ongkos sandar pun bertambah-tambah. Apalagi harus membayar denda –akibat pembayaran yang tidak juga dilakukan.

Tapi muatan awal yang ada di kapal itu, kalau disita, masih ada harganya: bahan baku peledak itu. Asalkan kapal itu tidak tenggelam. Padahal di kapal itu mulai terlihat ada rembesan air.

Maka pihak pelabuhan membongkar bahan baku peledak itu. Agar tidak terpendam air. Dimasukkanlah bahan baku peledak itu ke gudang di pelabuhan itu. Ke gudang nomor 12.

Aman.

Setidaknya bisa untuk jaminan pembayaran ongkos sandar. Tidak disangka gegara ingin menyelamatkan uang receh ini bencana besar terjadi. Tujuh tahun kemudian –4 Agustus barusan. Yang merugikan negara Rp 300 triliun.

Ketika muatan bahan baku peledak itu sudah pindah ke gudang, awak kapal masih harus tetap di dalam kapal. Pekerjaan rutinnya: menguras air laut yang mulai masuk ke kapal. Mereka adalah 7 orang asal Ukraina. Satu orang kapten asal Rusia. Status mereka yang warga negara asing membuat awak kapal harus tetap di kapal.

Perusahaan kapal itu tidak mau tahu. Tidak lagi punya kemampuan keuangan. Belakangan perusahaan itu sendiri tidak bisa bertahan hidup: bangkrut. Untuk biaya sehari-hari awak kapal pun menjual minyak kapal.

Mereka menyedotnya dari tangki kapal. Dijual eceran. Toh kapal tidak bisa jalan dalam waktu yang tidak bisa ditentukan.

Setelah 10 bulan terlantar di pelabuhan Beirut, pemerintah Ukraina menyelamatkan awak kapal itu. Mereka bisa pulang ke Ukraina. Tinggallah kapten kapal asal Rusia itu sendirian. Ia harus bertahan di dalam kapal. Sambil menunggu penyelesaian.

Tidak bisa selesai.

Ups... akhirnya bisa selesai. Dengan sendirinya. Tuhan yang menyelesaikannya.

Problem itu selesai justru karena tidak ada lagi awak yang menguras air laut yang masuk ke kapal. Bahkan kapten kapal itu pun akhirnya sudah diselamatkan pemerintah Rusia. Kapal Rhosus tunggal sendirian terapung di laut dekat pelabuhan.

Lama-lama kapal Rhosus itu pun miring. Air laut yang masuk kapal kian banyak. Dalam tiga hari miringnya bertambah dalam. Akhirnya kapal tua itu tenggelam dengan damai. Oktober 2018.

Ketika Minggu lalu gudang itu meledak Rhosus sendiri hanya bisa melihat keruntuhan Beirut dari dasar laut sambil tetap memejamkan matanya. Sebenarnya saat itu sedang diproses: mau diapakan bahan baku peledak yang sudah 7 tahun di gudang itu?

Tidak bisa diapa-apakan. Harus menunggu putusan pengadilan. Yang rupanya di mana-mana sama: lama dan sangat lama. Begitulah hukum. Harus ditegakkan –sebagaimana mottonya-- biar pun langit runtuh.

Tujuh tahun setelah kapal Rhosus sandar di pelabuhan Beirut langit memang tidak runtuh.

Beirut yang runtuh.(Dahlan Iskan)

https://www.disway.id/r/1031/langit-runtuh

Tuesday, December 1, 2020

ADAB BERKOMUNIKASI DALAM ISLAM

Akhir-akhir ini ujaran kebencian begitu marak kita baca di media social. Hoax atau berita-berita yang tidak benar dan cenderung fitnah mudah sekali kita temukan. Kata-kata yang kasar dan jauh dari kesantunan begitu mudah keluar dari lisan kita. Padahal Islam adalah agama akhlak, bahkan hakikat agama adalah akhlak yang baik, termasuk akhlak ketika kita berbicara atau menulis sesuatu.

Ada sebuah pepatah, “Lidah itu tidak bertulang, tetapi ia lebih tajam daripada pedang”. Pepatah ini benar adanya. Terluka oleh lisan akan lebih sakit dibanding terluka oleh pedang. Luka karena pedang banyak medical service yang memungkinkan penyembuhan. Tetapi, luka karena lisan belum tentu ada penawarnya, karena yang terluka bukanlah fisik melainkan batin.

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam kitab Shahih-nya (hadits no. 6474) dari Sahl bin Sa’id bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa bisa memberikan jaminan kepadaku (untuk menjaga) sesuatu yang ada di antara dua janggutnya dan dua kakinya, kuberikan kepadanya jaminan masuk surga.” Yang dimaksud dengan “sesuatu yang ada di antara dua janggutnya” adalah mulut, sedangkan “sesuatu yang ada di antara dua kakinya” adalah kemaluan.

Di Hadits yang lain Rasulullah Saw. bersabda, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47)

Imam An-Nawawi menyebutkan dalam Syarah Arbain, bahwa Imam Syafi’i mengatakan, “Jika seseorang hendak berbicara maka hendaklah dia berpikir terlebih dahulu. Jika dia merasa bahwa ucapan tersebut tidak merugikannya dan merugikan atau menyakiti orang lain, silakan diucapkan. Jika dia merasa ucapan tersebut ada mudharatnya atau ia ragu, maka ditahan (jangan bicara).” Sebagian ulama berkata, “Seandainya kalian yang membelikan kertas untuk para malaikat yang mencatat amal kalian, niscaya kalian akan lebih banyak diam daripada berbicara.”

Imam Abu Hatim Ibnu Hibban Al-Busti berkata dalam kitabnya, Raudhah Al-‘Uqala wa Nazhah Al-Fudhala, hlm. 45, “Orang yang berakal selayaknya lebih banyak diam daripada bicara, karena betapa banyak orang yang menyesal karena bicara dan sedikit yang menyesal karena diam. Orang yang paling celaka dan paling besar mendapat bagian musibah adalah orang yang lisannya senantiasa berbicara, sedangkan pikirannya tidak mau jalan”.

Beliau berkata pula di hlm. 47, “Orang yang berakal seharusnya lebih banyak mempergunakan kedua telinganya daripada mulutnya. Dia perlu menyadari bahwa dia diberi dua telinga, sedangkan diberi hanya satu mulut, supaya dia lebih banyak mendengar daripada berbicara. Sering kali orang menyesal pada kemudian hari karena perkataan yang diucapkannya, sementara diamnya tidak akan pernah membawa penyesalan. Menarik diri dari perkataan yang belum diucapkan itu lebih mudah daripada menarik perkataan yang telah terlanjur diucapkan. Hal itu karena biasanya apabila seseorang tengah berbicara maka perkataan-perkataannya akan menguasai dirinya. Sebaliknya, bila tidak sedang berbicara maka dia akan mampu mengontrol perkataan-perkataannya.”

Beliau menambahkan di hlm. 49, “Lisan seorang yang berakal berada di bawah kendali hatinya. Ketika dia hendak berbicara, dia akan bertanya terlebih dahulu kepada hatinya. Apabila perkataan tersebut bermanfaat bagi dirinya maka dia akan bebicara, tetapi apabila tidak bermanfaat maka dia akan diam. Sementara orang yang bodoh, hatinya berada di bawah kendali lisannya. Dia akan berbicara apa saja yang ingin diucapkan oleh lisannya. Seseorang yang tidak bisa menjaga lidahnya berarti tidak paham terhadap agamanya.”

Rasulullah pun bersabda, “Seorang muslim adalah seseorang yang orang muslim lainnya selamat dari ganguan lisan dan tangannya.”(H.R. Bukhori). Al-Hafizh (Ibnu Hajar Al-Asqalani) ketika menjelaskan hadis ini berkata, “Hadits ini bersifat umum bila dinisbatkan kepada lisan. Hal itu karena lisan memungkinkan berbicara tentang sesuatu yang telah berlalu, yang sedang terjadi sekarang, dan juga yang akan terjadi pada masa mendatang. Berbeda dengan tangan; pengaruh tangan tidak seluas pengaruh lisan. Walaupun begitu, tangan bisa juga mempunyai pengaruh yang luas sebagaimana lisan, yaitu melalui tulisan. Dan pengaruh tulisan juga tidak kalah hebatnya dengan pengaruh lisan.”

Oleh karena itu, dalam sebuah syair disebutkan, “Aku menulis dan aku yakin pada saat aku menulisnya tanganku kan lenyap, namun tulisan tanganku kan abadi. Bila tanganku menulis kebaikan, kan diganjar setimpal Jika tanganku menulis kejelekan, tinggal menunggu balasan.” Bukankah Allah berfirman, “Tiada suatu kalimat pun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.’ (QS. Qaf :18)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada yang menyungkurkan leher manusia di dalam neraka melainkan hasil lisan mereka.” (Dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’, no. 5136). ”Siapa pun yang mengetahui hal itu dan mengimaninya dengan keimanan yang sebenarnya maka ia bertakwa kepada Allah berkenaan dengan lisannya, sehingga ia tidak berbicara kecuali kebaikan atau diam.” (Tafsir As-Sa’di)

Mukmin yang Baik dan Benar bukanlah Pelaknat

Seorang Mukmin yang benar, bukanlah seorang yang banyak mencela, bukan yang banyak melaknat, bukan orang yang keji, dan bukan pula orang yang omongannya kotor. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam suri tauladan kita, bukan seorang yang sering melontarkan celaan, kutukan dan ucapan-ucapan keji. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إن ي لَ مْ أُ بعَ ثْ لَعَّانًا وَإِّنَّْمَا بُعِّ ثتُْ رَ حمَةًْ

Sesunguhnya aku tidak diutus sebagai tukang melaknat, tetapi aku diutus sebagai rahmat. (H. R. Muslim). Beliau juga bersabda :

سِّبَابُْ الم سلِّمِّْ فُسُ و قْ

Mencaci maki seorang Muslim adalah suatu kefasikan. Dalam riwayat lain disebutkan :

لْمُسْتَبَّان شَيْطَانَا نِ يَتَهَاتَرَا نِ وَيَتَكَاذَبَا نِ

Dua orang yang saling memaki adalah seperti dua syaitan yang saling menjatuhkan dan mendustakan lawannya. Dalam sebuah riwayat dari Jabir disebutkan:

قَال جَاب رِ بن سليْم رَضيَِ اللُِ عَنْه : قُلْتُِ : اعْهَدِْ إ لَيَِّ يَا رَسُوْلَِ الل ، قَالَِ : لَِ تَسُبَّنَِّ أَحَدًا قَالَِ : فَمَا سَبَبْتُِ بَعْدَهُِ حُرًّا، وَلَِ عَبْدًا،ِ وَلَِ

بَ عيرًا، وَلَِ شَاةًِ ،

Dari Jabir bin Salîm bercerita, “Aku berkata, ‘Buatlah ikatan perjanjian denganku wahai Rasûlullâh!’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu menjawab, “Janganlah sekali-kali engkau memaki orang lain“. Kata Jabir, “Sejak itulah aku tidak pernah memaki seorang pun, baik ia orang merdeka atau hamba sahaya, termasuk tidak memaki unta dan kambing”. [HR Abu Dawud]. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda kepadanya, “Jika ada orang yang mencela dan memakimu dengan celaan yang dia tahu ada pada dirimu, maka janganlah kamu balas mencelanya dengan celaan yang engkau tahu ada pada dirinya. Karena akibat celaannya itu hanya kembali kepada dia.” [HR. Abu Daud]

Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam juga bersabda,

لَيْسَِ الْمُؤْ منُِ ب الطَّعَّا نِ وَلَِ اللَّعَّا نِ وَلَِ الْفَا ح شِ وَلَِ الْبَ ذي ءِ

“Seorang mukmin bukanlah orang yang banyak mencela, bukan orang yang banyak melaknat, bukan pula orang yang keji (buruk akhlaqnya), dan bukan orang yang jorok omongannya” (HR. Tirmidzi, no. 1977; Ahmad, no. 3839 dan lain-lain).

Allah pun melarang hamba-Nya untuk saling mencela dan memanggil yang lain dengan panggilan yang tidak pantas,

اَيُّهَا الَّ ذيْنَِ اٰمَنُوْا لَِ يَسْخَرِْ قَوْ مِ منِْ قَوْ مِ عَسٰٰۤى اَنِْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا

منْهُمِْ وَلَِ ن سَآ ءِ منِْ ن سَآ ءِ عَسٰٰۤى اَنِْ يَّكُنَِّ خَيْرًا منْهُنَِّ وَلَِ

تَلْ مزُوْٰۤا اَنْفُسَكُمِْ وَلَِ تَنَاِ بَزُوْا ب اِ لَِْ لْقَا بِ ب ئْسَِ ا لسْمُِ الْفُسُوْقُِ

بَعْدَِ ا ليْمَا نِ وَمَنِْ لَّمِْ يَتُبِْ فَاوُلٰٓئ كَِ هُمُِ الظّٰ لمُوْنَِ

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim." (QS. Al-Hujurat 49: Ayat 11)

Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda : “Siapa yang melaknat seorang Mukmin maka ia seperti membunuhnya ” (HR. Bukhari dalam Shahihnya 10/464). Beliau juga bersabda: “Orang yang banyak melaknat tidak akan diberi syafaat dan syahadatnya tidak akan diterima pada Hari Kiamat” (HR. Muslim dalam Shahihnya no. 2598 dari Abi Darda radhiallahu ‘anhu)

Allâh Azza wa Jalla juga melarang kaum Muslimin dari perbuatan mencaci maki sesembahan orang-orang musyrik agar itu tidak menjadi alasan mereka untuk membenarkan tindakan mereka yang mencaci maki Allâh Azza wa Jalla . Firman Allâh Azza wa Jalla :

وَلَِ تَسُبُّوا الَّ ذينَِ يَدْعُونَِ منِْ دُو نِ اللَّّ فَيَسُبُّواِ اللََِّّ

عَدْوًا ب غَيْ رِ علْ مِ

“Janganlah kalian memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allâh, karena nanti mereka akan memaki Allâh dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan.” [Al-An’âm/6:108]

Sungguh cacian dan celaan yang diarahkan kepada tuhan-tuhan sesembahan mereka hanyalah akan membuat mereka semakin ingkar, keras kepala dan semakin menjauhi kita. Jika demikian, ini bertentangan dengan misi dakwah yang dikehendaki Allâh Azza wa Jalla.

Cara Berkumunikasi Menurut Al Quran

Dalam berkumunikasi, Nabi Muhammad SAW selalu memperhatikan ketepatan gaya bahasa yang dipilih. Semua orang yang pernah bertemu dan berinteraksi dengan Nabi merasakan kedekatan. Hal ini tercemin dari keyakinan setiap sahabat merasa menjadi orang dekat Nabi. Tutur kata dan sikap Nabi membuat setiap orang yang berkomunikasi dengan beliau merasa dekat. Merasa dihormati dan dihargai. Hal ini ditegaskan dalam al-Qur’an surat Ali Imran ayat 159,

فَب مَا رَحْمَ ةِ منَِ اللّّٰ لنْتَِ لَهُمِْ وَلَوِْ كُنْتَِ فَظًّا غَ ليْظَِ الْقَلْ بِ لَِ

نْفَضُّوْا منِْ حَوْ لكَِ فَاعْفُِ عَنْهُمِْ وَاسْتَغْ فرِْ لَهُمِْ وَشَا ورْهُمِْ ف ى الَْمْ رِ

فَ اذَا عَزَمْتَِ فَتَوَكَّلِْ عَلَى اللّّٰ ا نَِّ اللَِّّٰ يُ حبُِّ الْمُتَوَ ك ليْنَِ

"Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal."

Andaikata Nabi bersikap keras dan berhati kasar, niscaya orang yang diajak oleh Nabi akan lari menjauh. Mereka tidak akan terkesan dan berkenan untuk masuk Islam. Dakwah mestinya dimulai dengan hati yang lembut, serta ucapan yang santun. Bukan dengan perkataan yang isinya menyakiti atau merendahkan orang lain

Allah menciptakan manusia dengan seindah-indahnya dan sesempurnanya dibandingkan makhluk yang lain. Keindahan dan kesempurnaan manusia hendaknya diiringi dengan keindahan dan kesempurnaan perangai. Salah satunya, manusia mesti mengindahkan dan menyempurnakan diri dengan komunikasi yang baik. Allah memberi kelebihan kepada kita sebagai manusia pandai berkomunikasi sebagaimana dijelaskan dalam QS ar-Rahman ayat 4, “Allah mengajarkan manusia pandai berbicara”. Ayat tersebut menyiratkan perintah supaya kita berkomunikasi dengan baik.

Melihat begitu pentingnya kata-kata, Al-Quran pun memberikan bimbingan kepada manusia ketika mereka hendak berkomunikasi, agar komunikasi mereka benar dan menyelamatkan dan bukannya malah membawa kepada kehinaan dan celaka. Sebuah pepatah Arab menyatakan: “Salamatul insan fi hifzhil lisan” (Keselamatan manusia itu sangat tergantung pada pemeliharaan lisan).

Ketika berbicara tentang perkataan (qoulan), Al Quran menggunakan beberapa macam bentuk, yang itu sebenarnya batasan dan arahan agar perkataan kita baik dan benar. Di antaranya :

1. Qaulan ma’rufa (perkataan yang baik)

Qaulan Ma’rufa artinya perkataan yang baik, ungkapan yang pantas, santun, tidak menggunakan sindiran (tidak kasar), dan tidak menyakitkan atau menyinggung perasaan. Qaulan Ma’rufa juga bermakna pembicaraan yang bermanfaat dan menimbulkan kebaikan (maslahat). Dalam Tafsir Al-Qurtubi dijelaskan, Qaulan Ma’rufa yaitu melembutkan kata-kata dan menepati janji. (QS An-Nissa :5 dan 8; QS. Al-Baqarah:235 dan 263; QS. Al-Ahzab: 32)

2. Qaulan sadida (perkataan yang tegas dan benar).

Dalam Tafsir Al-Qurtubi dijelaskan, as-sadid yaitu perkataan yang bijaksana dan perkataan yang benar. Dalam berkomunikasi (berbicara) harus menginformasikan atau menyampaikan kebenaran, faktual, hal yang benar saja, jujur, tidak berbohong, juga tidak merekayasa atau memanipulasi fakta. (QS. An-Nisaa’ :9; QS. Al-Ahzaab :70)

3. Qaulan layyina (perkataan yang lemah lembut)

Qaulan Layina berarti pembicaraan yang lemah-lembut, dengan suara yang enak didengar, dan penuh keramahan, sehingga dapat menyentuh hati. “Maka berbicaralah kamu berdua kepada Fir’aun dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut.” (QS. Taahaa :44). Ayat ini adalah perintah Allah SWT kepada Nabi Musa dan Harun agar berbicara lemah-lembut, tidak kasar, kepada Fir’aun. Dengan Qaulan Layina, hati komunikan (orang yang diajak berkomunikasi) akan merasa tersentuh dan jiwanya tergerak untuk menerima pesan komunikasi kita.

4. Qaulan maisura (perkataan yang mudah)

Qaulan Maisura (Maisuran) bermakna ucapan yang mudah, yakni mudah dicerna, mudah dimengerti, dan dipahami oleh komunikan. Makna lainnya adalah kata-kata yang menyenangkan atau berisi hal-hal yang menggembirakan. ”Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhannya yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka Qaulan Maisura -ucapan yang mudah” (QS. Al-Isra: 28).

5. Qaulan baligha (perkataan yang membekas pada jiwa)

Dalam Tafsir al-Maraghi diterangkan, Qoulan Balighan yaitu “perkataan yang bekasnya hendak kamu tanamkan di dalam jiwa mereka”. Kata baligh berarti tepat, lugas, fasih, dan jelas maknanya. Qaulan Baligha artinya menggunakan kata-kata yang efektif, tepat sasaran, komunikatif, mudah dimengerti, langsung ke pokok masalah (straight to the point), dan tidak berbelit-belit atau bertele-tele. Allah berfirman, “Mereka itu adalah orang-orang yang (sesungguhnya) Allah mengetahui apa yang ada di dalam hatinya. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka nasihat, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang membekas pada jiwanya.” (QS. An-Nisaa’ :63)

6. Qaulan karima (perkataan yang mulia)

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah engkau membentak keduanya dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik” (Al-Israa’ :23)

Qaulan Karima adalah perkataan yang mulia, dibarengi dengan rasa hormat dan mengagungkan, enak didengar, lemah-lembut, dan bertatakrama. Dalam ayat tersebut perkataan yang mulia wajib dilakukan saat berbicara dengan kedua orangtua. Kita dilarang membentak mereka atau mengucapkan kata-kata yang sekiranya menyakiti hati mereka.

Semoga Allah selalu menjaga lisan kita dari hal-hal yang tidak berguna, agar tidak menuai sesal di hari akhir dengan tidak membawa amal sedikit pun dari jerih payah amal kita di dunia. Jangan sampai ibadah yang kita lakukan hilang pahalanya karena seringnya kita menyakiti sesama dengan kata-kata dan tulisan kita. “Dikatakan kepada Rasulullah saw., “Sesungguhnya si Fulanah shaum di siang hari dan tahajud di malam hari. Namun akhlaknya buruk. Ia suka menyakiti hati tentangganya dengan mulutnya”. Rasulullah bersabda, “Tidak ada kebaikan pada diri Fulanah itu. Ia termasuk ahli neraka”. (H.R. Ahmad).

Wallahu a`lam bish shawab, Dan Allah lah yang lebih mengetahui yang sejatinya benar