Sunday, June 28, 2020

TAK ADA LOGIKA DAN SAINS DALAM MUSIBAH

Kalau memang kebersihan bisa mencegah corona, mungkin Italia tidak akan kolaps kena corona, karena Italia termasuk negara terbersih di Eropa.

Kalau memang panas bisa membunuh corona, mungkin Iran tidak akan rubuh karena corona, karena Iran negara gurun yang panas.

Kalau memang kehati-hatian bisa mencegah corona, mungkin pangeran Charles tidak akan terpapar Covid-19, karena hidupnya paling hati-hati dan terjaga.

Dan kalau memang orang yang cuek dan sembrono (maaf) pola hidupnya pasti kena corona, mungkin para pengamen, kuli-kuli kasar dan para pedagang pasar tradisional sudah pada tersungkur semua, terutama orang gila yang hidupnya penuh dengan kotoran terlebih dahulu karena kena corona.

Kenapa demikian? Karena hidup ini tidak harus selalu sejalan dengan teori, sains dan akal manusia.

Jangan lupakan Qodho dan Qodarnya Allah serta kuatkanlah iman kepada keduanya. Dialah Yang Maha Menentukan, Menjamin dan Menjaga. Jangan terlalu yakin dengan pendapat sains.

Sehingga lupa akan kekuasaan-NYA, berpaling dari-NYA, hadapilah takdir buruk nan pahit ini dengan takdir terbaik-Nya yaitu banyak berdoa dan bermunajat kepada-Nya seraya memohon ampun dan meminta agar segera menghentikan bala' yang sangat berat ini.

Rasulullah bersabda,

لا يَرُدُّ القَضَاءَ إلاّ  الدُّعَاء

"Tidak ada yang dapat merubah takdir kecuali doa." Hasan. HR. At-Tirmidzi⁣⁣

Ibnul Qayyim berkata,"Doa merupakan sebab dan ikhtiar terbaik di dunia yang mampu mendatangkan manfaat dan menghindari serta menolak bala."

Kita tidak tahu kapan bala' ini akan berakhir dan kita tidak tahu apakah virus corona ini semakin parah ataukah kian mereda?

Itu rahasia Allah, hanya Dia yang mengetahui jawabannya sedangkan kita hanya bisa beribadah dan bertawakkal.

Hentikan semua perdebatan, jangan banyak mengeluh, jangan menyebar hoaks, apalagi berburuk sangka kepada Allah!

Ayo tetap waspada terhadap corona, tanpa harus berlebihan menyikapinya, yang pasti corona ini adalah teguran dan ujian yang harus kita hadapi dengan penuh kesabaran, selalu menjaga shalat, taubat dan banyak berdoa. wallaahu a'lam.

Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat membuka mata hati setiap orang yang membacanya.

Akun resmi Ustadz Djazuli Ruhan Basyir⁣⁣⁣

Instagram|

https://instagram.com/djazuliruhanbasyir.official?igshid=pkd6g2cwvc38

Facebook https://www.facebook.com/profile.php?id=100044286949095

#djazuliruhanbasyir #drb


Friday, June 19, 2020

UMATI UMATI UMATI

 

Menangis membacanya.. 

Ada satu manusia yang dimana nantinya adalah orang yang paling sibuk di Akhirat

Sibuk untuk apa ? 

Iya, sibuk untuk menyelamatkan umatnya.

Siapakah dia ? 

Dia adalah Rasulullah Muhammad

Pada hari itu, seorang suami lari dari istrinya, istri lari dari suaminya, anak lari dari orangtuanya, orangtua lari dari anaknya, pasangan lari dari pasangannya, sahabat lari dari sahabatnya

لكل امرئ منهم يوم الدين

 (Pada hari itu semua orang)

شأن يغنيه

(Sibuk mengurus diri sendiri).

Semua orang, Nabi Adam, Nabi Nuh, semua Nabi dan semua manusia pada hari itu sibuk dengan dirinya sendiri.

Tapi Rasulullah, satu-satunya orang yang pada hari itu sangat sibuk mondar-mandir. Sibuknya luar biasa. Beliau sibuk banget. Gimana sibuknya Rasulullah ?

Ketika sedang di padang mahsyar Rasulullah langsung mencari, "Mana Umatku... Mana Umatku ?"

Dikumpulkanlah semua umatnya kemudian Nabi sujud kepada Allah dalam sujud yang sangat lama.

Hingga Allah mengatakan, "Ya Muhammad bangkitlah dari sujudmu, mintalah... Maka akan aku beri!"

"Ya Allah, aku tidak akan bangkit dari sujudku sebelum aku mendapatkan apa yang Engkau janjikan !"

"Wahai Muhammad, mintalah !"

"Ya Allah berikan aku kesempatan untuk memberi minum kepada umatku. Mereka kehausan Ya Allah, kasihan mereka kepanasan dibawah terik matahari."

Akhirnya Allah mengatakan, "Ya Muhammad, ini Telaga Al-Kautsar, beri minum kepada umatmu."

Beliau memanggil umat-umatnya untuk memberikan minum kepada mereka satu persatu.

"Wahai umatku.. Wahai umatku.."

Betapa luar biasa kepedulian Nabi kepada umatnya. Rasulullah padahal sudah dijamin masuk Syurga, Syurganya syurga Firdaus. Sudah ditunjukkan kepadanya nikmat Syurga Firdaus. Tapi beliau tak rela, beliau ingin umatnya ikut bersamanya merasakan nimatnya Syurga tersebut.

Ditampakkan kehadapan beliau, "Ini Firdaus.. Ini Syurgamu wahai Muhammad."

Nabi tak tersenyum sedikitpun.

Beliau bertanya lagi

"Umatku dimana Ya Allah, ini Firdaus.. Umatku dimana Ya Allah ?"

"Mereka di padang Mahsyar."

Nabi langsung keluar dari Syurga mencari umatnya.

Ia memberi minum satu persatu.

"Wahai umatku.. Wahai umatku.. umatku.."

Betapa bahagianya beliau...

Beliau ketemu umatnya tuh kayak ketemu sama kekasih lama

Terus memberi minum, sekali teguk kita takkan haus lagi selamanya.

Ketika seorang Ibu, Ayah, Kekasih meninggalkan kita, Rasulullah sibuk mencari kita.

"Di mana Fulan.. Di mana Fulan.."

Setelah memberi minum Rasulullah sujud kembali.. Sujudnya lama sekali..

Sambil menangis dihadapan Allah.. "Ya Rabbi.. Ya Rabbi.. Ya Rabbi.."

Lalu Allah mengatakan

"Bangun Ya Muhammad. Akan ku berikan apa yang kamu minta."

"Ya Allah, selamatkanlah umatku dari sirath.."

Kata Allah "Maka tunggulah diujung sirath."

Nabi menunggu kita diujung sirath, sambil mengatakan,

اللهم سلم اللهم سلم

"Ya Allah selamatkan.. Ya Allah selamatkan."

Maka yang amalnya banyak ia berhasil melewati sirath, ada juga yang jatuh ke dalam Neraka.

Ketika tahu umatnya masih banyak yang didalam Neraka, langsung ia sujud kembali dihadapan Allah, sujud yang sangat lama

Allah mengatakan "Ya Muhammad, bangkitlah, dari sujudmu. Apa yang kau inginkan ?"

"Ya Allah, selamatkanlah seseorang dari api Neraka yang didalam hatinya ada iman.. Walau sekecil biji kurma."

Akhirnya kata Allah "Selamatkan mereka."

Nabi langsung pergi ke pintu Neraka dan menyelamatkan mereka.

Ketika bertemu dgn Rasulullah mereka dalam keadaan habis disiksa luar biasa, wajah mereka, tubuh mereka rusak parah.

Rasulullah melihat mereka dengan air mata kasihan.

Memeluk mereka dan dipersilahkan masuk ke Syurga.

Setelah selesai, Nabi kembali ke hadapan Allah. Dibawah Arsy-Nya Nabi bersujud kembali yang lama. Dalam sujud lama itu kemudian Nabi menangis.

Allah berkata:

"Ya Muhammad kenapa menangis ?"

"Ya Allah selamatkanlah umatku dari api neraka yang didalam hatinya ada iman sekecil biji jagung !"

Maka keluarlah lagi sekian ribu sekian juta umat Nabi Muhammad

Setelah itu Nabi kembali lagi ke Arsy Allah,

Ya Muhammad, bangkit. Apa yang engkau inginkan ?"

"Keluarkanlah umatku yang ada didalam neraka yang didalam hatinya ada iman sekecil biji sawi (Zarrah)"

Kata Allah "Aku izinkan."

Lari lagi Rasulullah ke Neraka menyelamatkan umatnya kembali.

Dan kembali bersujud lagi "Ya Allah,"

Kata Allah "Ya Muhammad, apa lagi ya Muhammad ? Bukankah aku sudah menyelamatkan banyak dari umatmu ?"

"Ya Allah Demi kasih sayang-Mu yang engkau miliki. Selamatkanlah umatku yang mereka tidak punya amal, kecuali hanya mengatakan

  اله إﻻ الله"

Kata Allah "Aku izinkan."

Nabi Muhammad kemudian lari lagi ke Neraka menyelamatkan kita dengan seizin Allah..

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد 

Ya Rasulullah

Terkadang aku merenung

Masih pantaskah aku untuk merindukanmu?

Masih pantaskah aku mengharapkan syafaatmu?

Masih pantaskah aku untuk menunduk terpaku mengucapkan sholawat ketika namamu disebut?

Di tengah deretan kesalahan yang telah kuperbuat?

Di tengah rangkaian kelalaian yang ku ukir?

Di tengah kemaksiatan-kemaksiatan yang senantiasa menambah panjang deretan dosa-dosaku?

Ya Rasulullah Perkenankan aku mencintaimu semampuku

Dengan segala kelemahan dan kenaifanku

Dengan segala kealphaan dan kelalaianku

Ya Rasulullah

Aku memiliki mimpi

Kelak ketika di Yaumul akhir

Aku akan memanggil engkau jauh di sudut sana

Di antara jutaan lautan manusia

Aku akan berteriak: Ya Rasulullah, Ya Rasulullah!!

Dan aku berharap

Aku sungguh berharap

Engkau akan menoleh ke arahku, dan berkata “Itu umatku!”

Sungguh aku ingin ya Rasul

Aku ingin menjadi bagian dari barisan panjang umat yang mendapatkan syafaatmu

Aku ingin menjadi bagian dari umat yang tersenyum berdiri di belakangmu

Salam cinta dari kami

Salam rindu dari kami

Untukmu yaa sayyidi yaa Rasulullah

Mari sebarkan kebaikan | sesibuk apapun jangan lupa bersholawat.

Semoga kumpulnya. kita digrup2 yang kita punya ,  mukodimah kumpulnya kita kelak bersama Baginda Rosululloh  


Tuesday, June 16, 2020

HAK ANAK DALAM MASJID

Semoga pengurus Masjid membacanya

Share by: https://t.me/parentislam

1| Mari berbagi pengalaman, agar anak-anak punya hak utk berada di dalam Masjid

2| Sudah bukan menjadi rahasia lagi betapa anak-anak kehadirannya tidak begitu diharapkan di dalam Masjid

3| Anak-anak dianggap pengganggu kekhusyukan dalam beribadah. bahkan ada masjid yang terang-terangan menulis larangan anak masuk Masjid

4| Bahkan ada orang dewasa yang tak segan-segan menghardik & mengancam mereka jika bermain dan bercanda. Akhirnya Masjid pun menjadi tempat menyeramkan

5| Anak-anak pun mencari tempat alternatif hiburan. Pilihannya playstation & game online. Permainan menyenangkan. Penjaganya pun menyambut ramah. 

6| Akhirnya pihak masjid pun susah mencari kader remaja masjid. Banyak remaja yang menolak, sebab waktu kecil selalu dimusuhi saat di Masjid

7| Sifat Allah yang Maha Rahman tak muncul dalam perilaku sebagian pengurus masjid yang galak dan suka bentak anak di Masjid

8| Akhirnya anak-anak lebih mengenal Allah yang Mahakeras siksanya dibandingkan Maha RahimNya. Sebab mereka banyak dihukum dan  dimarahi jika bermain-main di Masjid

9| Pun jika ada anak yang sungguh-sungguh ibadah. Ternyata banyak mereka yang tak layak ada di shaf depan. Padahal mereka datang sejak awal ke Masjid

10| Padahal hak ada di shaff depan adalah yang datang duluan, bukan berdasarkan usia Masjid

11| Kadang saat sholat Jum’at pun, khatib lupa menyapa anak-anak. Lebih fokus kepada jamaah dewasa. Anak-anak dianggap warga kelas dua di Masjid

12| Masjid sebagai pusat display agama, seharusnya menjadi tempat untuk mengajarkan hakikat islam sesungguhnya: kasih sayang dan keramahan di Masjid

13| Tidak berminatnya remaja saat ini terhadap Islam, sebagian besar karena trauma di masa kecil akan tampilan Islam khususnya di Masjid

14| Masjid kalah bersaing dengan mall, warnet dan tempat permainan lain di mana penjaganya ramah dan murah senyum di banding di Masjid

15| Banyak jamaah berebut menjalankan sunnah di masjid. Lupa akan sunnah yang lain yang diajarkan rasul : memuliakan anak-anak di Masjid

16| Sungguh indah saat rasul membawa cucunya, Umamah dan Husain ke masjid. Digembirakan mereka dengan digendong seraya bermain di Masjid

17| Demi memuaskan Husain bermain di masjid, Rasul melamakan sujudnya agar ia puas menungganginya seperti kuda. Tak memarahinya di Masjid

18| Sahabat menduga lamanya sujud akibat datangnya wahyu. Mereka salah. Rasul menyengajakannya supaya anak-anak puas bermain di Masjid

19| Kisah-kisah Rasul yang memuliakan anak di Masjid mungkin jarang terdengar/sengaja dilupakan sebagian orang. Padahal mereka mengaku pencinta rasul. 

20| Alhamdulillah sebagian pengurus masjid yang melarang anak-anak, akhirnya ada jang yang tercerahkan meski awalnya marah-marah di Masjid

21| Bahkan ada yang berinisiatif membuat ruang bermain bagi anak-anak serta menyediakan pampers bagi anak-anak Masjid

22| Biarlah anak betah bermain di masjid daripada memilih bermain di tempat lain yang menjauhkan mereka dari agama dan Masjid

23| Jika sudah merasa nyaman di masjid. Barulah buat peraturan. Kapan harus bermain dan kapan harus ibadah. Mereka tentu bisa menerima di Masjid

24| Indahnya jika anak-anak saat waktu luang, izin ke ortunya untuk pergi ke mesjid. Berlama-lama di sana. Masjid pun ramai. Oleh kegiatan di Masjid

25| Orang dewasa lain yang malas ke masjid pun jadi bergairah melihat masjid yang ramai. Jadilah setiap masyarakat memakmurkan  Masjid

26| Jika masjid ramai, maka tak ada lagi yang ribut dengan perang-perang kelompok, begal dan kenakalankenakalan lain. Sebab mereka semua hatinya terpaut ke Masjid

27| Jadi dari sekarang, mari buat Masjid  sebagai tempat yang nyaman, ramah, bersih dan menyenangkan bagi anak-anak. Kelak mereka yang akan memakmurkan Masjid

28| Mulailah sekarang bikin iklan ke warnet-warnet dan game online, bahwa masjid sekarang punya tempat bermain. Niscaya warnet sepi dan semua ke Masjid

29| Mudah-mudahan ada pengurus Masjid  yang baca WA  ini dan memulai gerakan ajak anak ke Masjid

Semoga terwujud, aamiin..............

30| Mari di viralkan dan semoga kita tergolong Pemakmur Masjid Aamin.


Tuesday, June 9, 2020

SHALAT BERJAMAAH DI FASE NEW NORMAL

Sering muncul pertanyaan apakah kita tetap shalat berjamaah terkait dengan adanya penerapan konsep new normal wabah Covid-19. 

Jawabanya: untuk fatwa, kita kembalikan kepada ustadz setempat yang telah berkonsultasi atau berkoordinasi dengan pemerintah dan dinas kesehatan setempat.

1. Ada ustadz setempat yang berfatwa yang boleh shalat berjamaah

2. Ada ustadz setempat yang berfatwa jangan shalat berjamaah sementara dahulu, bersabar sebentar setelah wabah berakhir kita shalat berjamaah kembali

Kami menekankan pada kata-kata “berkonsultasi”

Karena ustadz setempat yang berfatwa perlu mengetahui gambaran kasus yang benar (tashawwur yang benar), sehingga dapat mengeluarkan fatwa yang benar pula. 

Apabila gambaran kasusnya (tashawwur) tidak tepat, maka fatwa juga tidak tepat.

Dalam hal ini bukan ustadznya yang salah, tetapi salah informasi yang masuk atau salah memahami gambaran kasusnya. 

Inilah maksud dari kaidah fikh,

الْحُكْمَ عَلَى الشَّيْءِ فَرْعٌ عَنْ تَصَوُّرِهِ

Artinya: “Fatwa mengenai hukum tertentu merupakan bagian dari pemahaman orang yang memberi fatwa (terhadap pertanyaan yang disampaikan”

Misalnya ada pertanyaan: 

“Ustadz Bagaimana hukum KB (Keluarga berencana) yang diperintahkan membatasi kelahiran?”

Tentu sang ustadz akan menjawab: 

“Hukumnya haram, karena bertentangan dengan anjuran Islam memperbanyak keturunan, tentu dengan memperhatikan nafkah dan pendidikan anak”

Akhirnya menyebarlah fatwa “Hukum KB adalah haram secara mutlak”, 

Padahal gambaran kasus (tashawwur) KB tidaklah demkian. 

Hukum KB ini dirinci berdasarkan tujuan:

1. Tahdidun nasl [تحديد النسل] yaitu membatasi kelahiran, ini hukumnya haram

2.   Tandzimun nasl  [تنظيم النسل] yaitu mengatur jarak kelahiran, ini hukum boleh bahkan pada beberapa kasus dianjurkan

Fatwanya bisa berbeda-beda setiap tempat, karena setiap tempat kondisinya berbeda-beda dan kebijakan pemerintah setempat berbeda-beda serta data di dinas kesehatan berbeda-beda.

Ibnul Qayyim Al-Jauziyah menjelaskan bahwa fatwa dan hukum berubah sesuai keadaan ‘urf (kebiasaan) dan mashalahat keadaan saat itu. 

Beliau berkata

فإن الفتوى تتغير بتغير الزمان والمكان والعوائد والأحوال

“Sesungguhnya fatwa dapat berubah mengikuti perubahan zaman, tempat, adat istiadat dan kondisi.” [I’lamul Muwaqqi’in 6/114]

CATATAN PENTING Terhadap kaidah di atas. 

Yang berubah adalah fatwa yang terkait dengan ‘urf dan mashlahat keadaan saat itu, BUKAN dengan hukum syariat yang telah pasti dan tidak berubah sepanjang masa misalnya hukum shalat lima waktu, apapun hukumnya tetap wajib ‘ain.

Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid menjelaskan,

التغير في الفتوى ، لا في الحكم الشرعي الثابت بدليله

“Yang berubah adalah fatwa, bukan hukum syariat yang telah tetap dengan dalil”

Sebagai contoh:

>> Fatwa bolehnya makan babi karena darurat dan hanya ada daging babi saat itu, apabila tidak makan bisa mati.

● Hukum makan babi adalah haram secara syariat dan tidak akan berubah.

Tetapi fatwa saat itu dan kondisi saat itu saja hukum makan babi menjadi boleh karena darurat.

_________

Dalam kesempatan lain Ibnul Qayyim  menjelaskan bahwa hukum ada dua yaitu yang tidak berubah sepanjang masa dan hukum yang berubah sebagaima kami jelaskan di atas. 

Beliau berkata, Hukum ada dua macam

1.   Hukum tidak berubah dari satu keadaan dan terus-menerus hukumnya seperti itu.

Tidak berubah sesuai dengan waktu, tempat dan ijtihad para imama seperti kewajiban hukum yang wajib, keharaman hukum yang haram, hukuman hadd yang telah ditetapkan syariat pada beberapa kejahatan. 

Hukum ini tidak berubah dan tidak ada ijtihad yang dapat menyelisihi yang telah ditetapkan

2.    Hukum yang berubah sesuai dengan kemashalahatan terkait dengan waktu, tempat dan keadaan seperti kadar hukum ta’zir, jenis dan tata caranya sesuai dengan mashlahat.” [Ighatsatul Lahfan 1/330]

Ustadz Raehanul Bahraen

www.muslim.or.id

Oleh: Mutiara Risalah Islam