Tuesday, February 19, 2019

HUKUM RIBA

KAJIAN AL QUR’AN

HUKUM RIBA

Pengajian Subuh Masjid At Taubah – Ustadz Abdullah Amin – Bekasi, Senin-Selasa-Kamis-Jum’at, 19-20-22-23 Februari 2018


Topik kajian kali ini membahas tentang HUKUM RIBA dalam surat Al Baqarah : 275  serta surat-surat/ayat-ayat lainnya yang berkenaan dengan topik tersebut

QS 2 : 275: Makan tidak harus bermakna makan saja; makan bisa bearti mengambil. Riba ada 2 macam :

1.   Nasi’ah à Meminjamkan uang, tapi minta lebih (ada syarat), misalnya pinjam 1 juta, tapi yang dikasih hanya 900 ribu, atau pinjam 1 juta, harus dikembalikan 1,2 juta.

2.   Afdal à Tukar menukar dengan barang sejenis dengan jumlah yang sama

Makan riba/mengambil riba seperti kesurupan setan maka azab bisa di dunia dam akhirat.

“Memakan” bearti juga “mengambil”, artinya melakukan transaksi dengan riba juga haram.

Ibnu Katsir: Pemakan/pelaku riba di akhirat nanti akan bangkit dalam keadaan gila. Berenang di sungai darah, ada orang yang mengumpulkan batu. Batu disuapin ke yang ngumpulin batu oleh orang yang berenang.

Ada yang bilag: Jual beli = riba, padahal Allah menghalalkan jual beli. Dan mengharamkan riba. Mereka menjalankan riba karena menentang hukum Allah, bukan meng-analogikan jual beli dengan riba (riba bukan seperti jual beli). Ini merupakan sempurnanya kalam Allah

Contoh Kasus Riba:

1.   Showroom Jual Avanza 180 juta. Kredit BCA 2 tahun harga mobil jadi 220 juta. Besarnya riba 40 juta.

2.   Bank Syariah kasih kredit untuk Avanza yang sama, tapi dengan harga jual 220 Juta, dicicil selama 3 tahun tanpa bunga, sehingga  itu bukan riba.

Kesimpulan: Bank Komersial dan Bank Syariah berbeda di AKAD jual belinya

QS 2 : 275-279; Ayat-ayat terakhir tentang riba, beberapa point yang penting:

·         Orang yang makan riba seperti orang kesurupan

·         Jual beli halal, riba haram

·         Peringatan dari Allah, yaitu saat diturunkannya Al Qur’an

·         Sekarang: kalau orang melakukan riba karena tidak tahu, kemudian diberi tahu atau diingatkan maka dia harus berhenti.

·         Kalau baru tahu, hasil riba tidak perlu dikembalikan

·         Masalah apa ybs benar-benar baru tahu diserahkan kepada Allah

·         Kalau sudah diberi tahu berhenti, tapai kembali ke riba (kumat) à jadi penghuni neraka.

QS 2 : 168; Makan bisa berati bekerja, mencari rejeki yang baik.

QS 3 : 130; Jangan makan riba dengan berlipat ganda.  Riba Nas’ah walaupun misalnya tidak berlipat ganda tetap tidak boleh.

QS 3 : 135-136; Orang bertaubat setelah keji/menzalimi diri sendiri akan diampuni dan tidak boleh meneruskan perbuatan dosa.

QS 4 : 100; Orang yang hijrah di jalan Allah, lalu mati di jalan à dapat pahala, dosa diampuni.

QS 4 : 161; Riba, pertama kali dilakukan oleh orang Yahudi, padahal sudah dilarang

QS 7 : 18; Iblis sudah ada di Surga, dia hanya membisikkan supaya Adam dan Hawa melepas pakaian dan mendekati pohon Quldi

QS 7 : 27; Manusia tidak bisa melihat syaitan. “Sesungguhnya di (syaitan) dan pengikutnya dapat melihat kamu dari tempatnya, tapo kamu tidak dapat melihat mereka.

QS 8 : 38; Tentag berhenti jadi kafir, semua dosa diampuni, tapi kalau lalu kembali jadi kafir akan dibinasakan. Note: Orang kafir ukan hanya Abu Sufyan dkk.

QS 16 : 67; Kurma & anggur dibuat minuman keras yang memabukkan & rejeki yang baik à merupakan tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang mengerti.

QS 30 : 39; Ayat pertama tentang Riba. Riba tidak menambah harta di mata Allah. Kalau memberi zakat, Allah akan melipat gandakan pahalanya.    

QS 72 : 1; Muhammad tidak melihat syaitan (jin dan golongannya

Tanya Jawab/Catatan Jum’at 23 Februari 2018:

1.   Yang mengambil riba dan yang meminjam itu dosa

2.   Yang bisa melihat jin berarti mengingkari surat 7 : 27 à = mengingkari Al Qur’an

Nabi-nabi tidak bisa melihat Jin

QS 21 : 81-82 - setan bekerja untuk Nabi Sulaiman

QS 38 : 35-38 - Nabi Sulaiman menundukkan syaitan

3.   Jual beli harus didasari kerelaan suka sama suka – QS 4 : 29

4.   Menabung di Bank harus yang ‘sistim bagi hasil” bukan sistim bunga

5.   Dosa riba sangat berat à perang terhadap Allah & Rasul-Nya – QS 2 : 278-279

Kutipan ayat Al Qur’an yang menegaskan firman Allah tentang HUKUM RIBA

(275) “Orang-orang yang makan [mengambil] riba [174] tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran [tekanan] penyakit gila [175]. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata [berpendapat], sesungguhnya jual-beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti [dari mengambil riba], maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu [176] [sebelum datang larangan]; dan urusannya [terserah] kepada Allah. Orang yang mengulangi [mengambil riba], maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” ~QS (2) Al Baqarah : 275~

[174] Riba itu ada dua macam: nasiah dan fadhl. Riba nasiah ialah pembayaran lebih lebih yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. Riba fadhl ialah penukaran suatu barang dengan barang yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya karena orang yang menukarkan mensyaratkan demikian, seperti penukaran emas dengan emas, padi dengan padi dan sebagainya. Riba yang dimaksud dalam ayat ini riba nasiah yang berlipat ganda dan umum terjadi dalam masyarakat Arab jaman Jahiliyah.

[175] Maksudnya: orang yang mengambil riba tidak tentram jiwanya seperti orang kemasukan syaitan.

[176] Riba yang sudah diambil (dipungut) sebelum turun ayat ini, boleh tidak dikembalikan

----------------------------------------------------------------------------------------------

(276) “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah [177]. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa [178].

(277) Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak [pula] mereka bersedih hati.

(278) Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba [yang belum dipungut] jika kamu orang-orang yang beriman.

(279) Maka jika kamu tidak mengerjakan [meninggalkan sisa riba], maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat [dari pengambilan riba], maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak [pula] dianiaya.” ~QS (2) Al Baqarah : 276-279~

[177] Yang dimaksud dengan memusnahkan riba ialah memusnahkan harta itu atau meniadakan berkahnya. Dan yang dimaksud dengan menyuburkansedekah ialah memperkembang harta yang telah dikeluarkan sedekahnya atau melipat-gandakan berkahnya.

[178] Maksudnya: ialah orang-orang yang menghalalkan riba dan tetap melakukannya

----------------------------------------------------------------------------------------------

(168) “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”

~QS (2) Al Baqarah : 168~  

----------------------------------------------------------------------------------------------

(130) “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda [228] dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.” ~QS (3) Ali Imran : 130~

[228] Yang dimaksud riba di sini ialah riba nasi’ah. Menurut sebagian besar ulama bahwa riba nasi’ah itu selamanya haram, walaupun tidak berlipat ganda.Lihat selanjutnya no. 174

----------------------------------------------------------------------------------------------

(135) “Dan [juga] orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri [229], mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” ~QS (3) Ali Imran : 135~

[229] Yang dimaksud dengan perbuatan keji (faahisyah) ialah dosa besar yang mana mudharatnya tidak hanya menimpa diri sendiri tetapi juga orang lain, seperti zina, riba. Menganiaya diri sendiri ialah melakukan dosa yang mana mudharatnya hanya menimpa diri sendiri baik yang besar atau kecil

----------------------------------------------------------------------------------------------

(100)  “Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya [sebelum sampai ke tempat yang dituju], maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” ~QS (4) An Nisaa’ : 100~

----------------------------------------------------------------------------------------------

(161) “dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang bathil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.” ~QS (4) An Nisaa’ : 161~

----------------------------------------------------------------------------------------------

(18) “Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahannam dengan kamu semuanya.” ~QS (7) Al A’raf : 18~

----------------------------------------------------------------------------------------------

(27) Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.” ~QS (7) Al A’raf : 27~

----------------------------------------------------------------------------------------------

(58) “Dan jika kamu khawatir akan [terjadinya] pengkhianatan dari suatu golongan, maka kembalikanlah perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat.” 

~QS (8) Al Anfal : 58~

----------------------------------------------------------------------------------------------

(67) “Dan dari buah korma dan anggur, kamu buat minuman yang memabukkan dan rezki yang baik. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda [kebesaran Allah] bagi orang yang memikirkan.” 

~QS (16) An Nahl : 67~

----------------------------------------------------------------------------------------------

(39) “Dan sesuatu riba [tambahan] yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka [yang berbuat demikian] itulah orang-orang yang melipat gandakan [pahalanya].” ~QS (30) Ar Ruum : 39~     

----------------------------------------------------------------------------------------------

(1) “Katakanlah [hai Muhammad]: "Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya: sekumpulan jin telah mendengarkan [Al Qur’an], lalu mereka berkata: "Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Qur’an yang menakjubkan,” 

~QS (72) Al Jinn : 1~

----------------------------------------------------------------------------------------------

Disarikan oleh H.R.Mimuk Bambang Irawan - Jakasampurna, Bekasi, Senin-Selasa-Kamis-Jum’at, 19-20-22-23 Februari 2018

KE KAJIAN BERIKUTNYA : PINJAM MEMINJAM

Thursday, February 7, 2019

TENTANG INFAQ DAN SEDEKAH

KAJIAN AL QUR’AN

TENTANG INFAQ DAN SEDEKAH

Pengajian Subuh Masjid At Taubah – Ustadz Abdullah Amin – Bekasi, Rabu-Kamis-Sabtu-Rabu-Jum’at, 7-8-10-14-16 Februari 2018


Topik kajian kali ini membahas tentang TENTANG INFAQ DAN SEDEKAH dalam surat AL BAQARAH : 271  serta surat-surat/ayat-ayat lainnya yang berkenaan dengan topik tersebut

QS 2 : 271: Menampakkan sedekah itu baik sekali, menyembunyikan sedekah itu lebih baik à Allah akan menghapus segala kesalahan-kesalahan. Menampakkan sedekah itu baik sekali dengan tujuan agar dicontoh orang lain. (baik sekali = lebih baik). Jadi kalau menampakkan & menyembunyikan berinfaq dan bersedekah semuanya baik sekali dan akan dihapus SEBAGIAN kesalahan-kesalahan. Sebagian-sebagian lama-lama menjadi bagian yang besar kesalahan yang dihapus.

 Note: Kalau obyek sedekah itu orang/manusia, sebaiknya tidak ditampakkan (Ibarat kalau bersedekah dengan tangan kanan, tangan kiri tak boleh tahu). Tapi kalau untuk membangun masjid/obyek non manusia, boleh ditampakkan, asal tidak riya’.

QS 2 : 272: * Dulu sahabat Rasul banyak berinfaq kepada orang non-muslim, tapi tidak mau jadi muslim, maka turun ayat ini, Allah memperingatkan Muhammad bahwa hidayah itu datangnya dari Allah.

·         Infaq kepada non-muslim tetap dapat pahala (untuk diri sendiri)

·         Infaq semata-mat untuk ridha Allah, bukan untuk menarik non-muslim menjadi muslim.

·         Infaq boleh kepada siapa saja, asal untuk ridha Allah. Prioritaslan untuk orang fakir

·         Kalau zakat orang kaya yang fisabilillah tetap punya hak untuk menerima zakat

·         Kalau infaq utamanya diberikan untuk orang fakir

QS 2 : 271; Semua yang kita kerjakan diketahui oleh Allah

QS 2 : 273; Prioritas infaq kepada orang fakir. Fakir yang benar-benar miskin, yang tidak bekerja, dan tidak bisa berusaha. Mereka yang miskin tidak menunjukkan kefakirannya, seperti orang biasa, tidak meminta-minta. Meminta-minta hanya kalau sudah tidak ada yang bisa dimakan. Kalau sudah ada yang bisa dimakan, tapi meminta-minta namanya meminta secara paksa.

QS 2 : 274; Bersedekah sembunyi2 & terang2an à dapat pahala di sisi Allah. Infaq itu waktu dan tempat tidak ada ketentuannya, bisa kapan saja dan di mana saja. Yang ditentukan tempat dan waktunya:

·         Sholat: Waktu ditentukan, tempat tidak ditentukan

·         Umroh: Waktu tidak ditentukan, tempat ditentukan

·         Haji: Waktu ditentukan, tempat ditentukan

·         Infaq: Waktu & tempat tidak ditentukan

QS 2: 177; Memberikan harta yang dicintai (biasanya uang)

QS 3 : 92; Harus menginfaqkan sebagian harta yang disukai (uang) baru akan mendapat kebajikan

QS 7 : 3; Qoliilam maa = sedikit

QS 7 : 10; Qoliilam maa tasykuruun = sedikit sekali bersyukur.

QS 9 : 75-79; Tentang orang munafik à janji bersedekah, tapi tidak ditunaikan (omdo), mala mencela orang yang berinfaq-sedekah.

QS 14 : 31; Perintah sholat, berinfaq sebagian rejeki secara sembunyi2 & terang2an, sebelum datangnya mati.

QS 57 : 11; Barang siapa memberi pinjaman kepada Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat gandakan pengembaliannya. Laki-laki maupun perempuan kalau bersedekah dilipat-gandakan balasannya.

QS 63 : 9-11; Harus ingat Alah, infaq-kan sebagian harta sebelum datangnya kematian

QS 63: 10; Berinfaq harus sebelum mati. Orang yang bersedekah termasuk orang yang saleh.

QS 76: 8-9; Berinfaq hanya mengharap ridha Allah. Seperti memberi makanan yang disukai pemberi tanpa mengharapkan balasan ataupun ucapan terima kasih.

Kutipan ayat Al Qur’an yang menegaskan firman Allah tentang TENTANG INFAQ DAN SEDEKAH

(272)  “Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk [memberi taufiq] siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan [di jalan Allah], maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya [dirugikan].” ~QS (2) Al Baqarah : 272~

---------------------------------------------------------------------------------------------

(271) “Jika kamu menampakkan sedekah[mu] [172], maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya [173] dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” ~QS (2) Al Baqarah : 271~

[172] Menampakkan sedekah dengan tujuan supaya dicontoh orang lain

[173] Menyembunyikan sedekah itu lebih baik dari menampakkannya, karena menampakkan itu dapat menimbulkan riya pada diri si pemberi dan dapat pula menyakitkan hati orang yang diberi

--------------------------------------------------------------------------------------------

(273) “[Berinfaklah] kepada orang-orang fakir yang terikat [oleh jihad] di jalan Allah; mereka tidak dapat [berusaha] di muka bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan [di jalan Allah], maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.” ~QS (2) Al Baqarah : 273~

--------------------------------------------------------------------------------------------

(274) “Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak [pula] mereka bersedih hati.” ~QS (2) Al Baqarah : 274~

--------------------------------------------------------------------------------------------

(177) “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir [yang memerlukan pertolongan] dan orang-orang yang meminta-minta; dan [memerdekakan] hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar [imannya]; dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” ~QS (2) Al Baqarah : 177~

--------------------------------------------------------------------------------------------

(92) “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaikan [yang sempurna], sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” ~QS (3) Ali Imran : 92~

--------------------------------------------------------------------------------------------

(3) “Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya [528]. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran [daripadanya].” ~QS (7) Al A’raf : 3~

[528] Maksudnya: Pemimpin-pemimpin yang membawa kepada kesesatan

--------------------------------------------------------------------------------------------

(10) “Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi itu [sumber] penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur.” ~QS (7( Al A’raf : 10~

--------------------------------------------------------------------------------------------

(75) “Dan di antara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah: "Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh

(76) Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi [kebenaran].

(77) Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah, karena mereka telah memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan [juga] karena mereka selalu berdusta.

(78) Tidakkah mereka tahu bahwasanya Allah mengetahui rahasia dan bisikan mereka, dan bahwasanya Allah amat mengetahui segala yang ghaib?

(79) [Orang-orang munafik] yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mu’min yang memberi sedekah dengan sukarela dan [mencela] orang-orang yang tidak memperoleh [untuk disedekahkan] selain sekedar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka azab yang pedih.” ~QS (9) At Taubah : 75-79~

--------------------------------------------------------------------------------------------

(31) “Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman: "Hendaklah mereka mendirikan shalat, menafkahkan sebahagian rezki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi ataupun terang-terangan sebelum datang hari [kiamat] yang pada hari itu tidak ada jual-beli dan persahabatan” [790]  ~QS (14) Ibrahim : 31~

[790] Maksudnya: pada hari kiamat itu tidak ada penebusan dosa dan pertolongan sahabat. Lihat juga ayat 254 surat (2) Al Baqarah

--------------------------------------------------------------------------------------------

(11) “Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat-gandakan [balasan] pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak,“ ~QS (57) Al Hadid : 11~

--------------------------------------------------------------------------------------------

(9) “Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.

(10) Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan [kematian] ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?"

(11) Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan [kematian] seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” ~QS (63) Al Munafiqun : 9-11; 

--------------------------------------------------------------------------------------------

(8) “Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.

(9) Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula [ucapan] terima kasih.” ~QS (76) Al Insan : 8-9

--------------------------------------------------------------------------------------------

Disarikan oleh H.R.Mimuk Bambang Irawan - Jakasampurna, Bekasi, Rabu-Kamis-Sabtu-Rabu-Jum’at, 7-8-10-14-16 Februari 2018

KE KAJIAN BERIKUTNYA : HUKUM RIBA


Saturday, February 2, 2019

HIKMAH

KAJIAN AL QUR’AN

HIKMAH

Pengajian Subuh Masjid At Taubah – Ustadz Abdullah Amin – Bekasi, Jum’at, 2 Februari  2018

Topik kajian kali ini membahas tentang HIKMAH dalam surat Al Baqarah : 269  serta surat-surat/ayat-ayat lainnya yang berkenaan dengan topik tersebut

QS 2 : 269: Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendak-Nya. Hikmah ialah kemampuan untuk memahami rahasia-rahasia syariat agama.

QS 2 : 251; Dawud diberikan himah berupa kebaikan yang banyak. Hikmah = kenabian & kitab Zabur.

QS 3 : 48; Isa diberi kitab Hikmah, Taurat Injil

QS 3 : 79 ; Seseorang yang mengajar harus tetap belajar

QS 3 : 164; Mengajarkan kitab (Al Qur’an) & hikmah (Sunnah)

QS 5 : 110; Hikmah Nabi Isa tidak diterjemahkan/dijelaskan à Hikmah = Al Qur’an dan Hadits.

QS 16 : 125; Menyeru kepada jalan Tuhan. Hikmah = perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dan yang bathil.

QS 33 : 34; Membaca ayat-ayat Allah dan Hadits.

QS 38 : 17-20; Hikmah Nabi Dawud banyak di ayat 17, 18 dan 19. Hikmahnya: kenabian, kesempurnaan ilmu dan ketelitian amal perbuatan.

QS 62 : 2; Hikmah = sunnah, semua yang berkaitan dengan kitab.

Kutipan ayat Al Qur’an yang menegaskan firman Allah tentang H I K M A H

(269) “Allah menganugerahkan al hikmah [kepahaman yang dalam tentang Al Qur’an dan As Sunnah] kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugerahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran [dari firman Allah].” ~QS (2) Al Baqarah : 269~  

----------------------------------------------------------------------------------------------

(251) “Mereka [tentara Thalut] mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan [dalam peperangan itu] Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya [Daud] pemerintahan dan hikmah [157], [sesudah meninggalnya Thalut] dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak [keganasan] sebahagian manusia dengan sebahagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia [yang dicurahkan] atas semesta alam.” ~QS (2) Al Baqarah : 251~

[157] Yang dimaksud di sini ialah kenabian dan Kitab Zabur

---------------------------------------------------------------------------------------------

(48) “Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al Kitab [196] Hikmah, Taurat dan Injil.” ~QS (3) Ali Imran : 48~

[196] Al Kitab di sini ada yang menafsirkan dengan pelajaran menulis, dan ada pula yang menafsirkannya dengan kitab-kitab yang diturunkan Allah sebelumnya selain Taurat dan Injil

---------------------------------------------------------------------------------------------

(79)  “Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." Akan tetapi [dia berkata]: "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani [208], karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.” ~QS (3) Ali Imran : 79~

[208] Rabbani ialah orang yang sempurna ilmu dan taqwanya kepada Alah swt.

---------------------------------------------------------------------------------------------

(164) “Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan [jiwa] mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum [kedatangan Nabi] itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” ~QS (3) Ali Imran : 164~  

---------------------------------------------------------------------------------------------

(110) “[Ingatlah], ketika Allah mengatakan: "Hai ’Isa putera Maryam, ingatlah ni’mat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan [ingatlah] di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan [ingatlah pula] di waktu kamu membentuk dari tanah [suatu bentuk] yang berupa burung dengan izin-Ku, kemudian kamu meniup padanya, lalu bentuk itu menjadi burung [yang sebenarnya] dengan seizin-Ku. Dan [ingatlah], waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan [ingatlah] di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur [menjadi hidup] dengan seizin-Ku, dan [ingatlah] di waktu Aku menghalangi Bani Israil [dari keinginan mereka membunuh kamu] di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir di antara mereka berkata: "Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata." ~QS (5) Al Ma’idah : 110~

---------------------------------------------------------------------------------------------

(125) “Serulah [manusia] kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah [845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” ~QS (16) An Nahl : 125~

 [845] Hikmah ialah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.

---------------------------------------------------------------------------------------------

(34) “Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah [sunnah Nabimu]. Sesungguhnya Allah adalah Maha Lembut lagi Maha Mengetahui.” ~QS (33) Al Ahzab : 34~

---------------------------------------------------------------------------------------------

(17) “Bersabarlah atas segala apa yang mereka katakan; dan ingatlah hamba Kami Daud yang mempunyai kekuatan; sesungguhnya dia amat ta’at [kepada Tuhan].

(18) Sesungguhnya Kami menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia [Daud] di waktu petang dan pagi,

(19) dan [Kami tundukkan pula] burung-burung dalam keadaan terkumpul. Masing-masingnya amat ta’at kepada Allah.

(20) Dan Kami kuatkan kerajaannya dan Kami berikan kepadanya hikmah [1302] dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan.” 

~QS (38) Shaad : 17-20~

[1302] Yang dimaksud hikmah di sini ialah kenabian, kesempurnaan ilmu dan ketelitian perbuatan

---------------------------------------------------------------------------------------------

(2)  “Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah [As Sunnah]. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,” ~QS (62) Al Jumu’ah : 2~

---------------------------------------------------------------------------------------------

Disarikan oleh H.R.Mimuk Bambang Irawan - Jakasampurna, Bekasi, Jum’at, 2 Februari  2018

KE KAJIAN BERIKUTNYA : TENTANG INFAQ DAN SEDEKAH