Thursday, June 7, 2012

AIDA

AIDA, menciptakan citra Islam yang positif

Bismillahirrohmanirrohiim

Saudara-saudara yang dirahmati Allah SWT, kali ini saya akan memperkenalkan Anda dengan AIDA. Aida yang ini bukan seorang muslimah cantik atau pemain sinetron. AIDA yang ini lain. AIDA yang ini adalah istilah manajemen penjualan dan merupakan singkatan dari Attention, Interest, Decision and Action.

AIDA - yang diterjemahkan sebagai: Perhatian, Minat, Pengambilan-keputusan dan Tindakan- adalah tahapan proses yang ada pada seorang pembeli, mulai dari ketidak peduliannya tentang suatu barang sampai tindakannya untuk membeli barang itu.

Seorang salesman atau tenaga penjual harus menguasai konsep AIDA ini agar jualannya laku. Si salesman harus selalu berusaha mengawali terjadinya proses itu dengan menarik perhatian konsumen, sehingga calon pembeli menjadi berminat atas barang dagangannya, membantu si pembeli dalam membuat keputusan dengan mempertimbangkan berbagai nilai positif dari barang dagangan sampai pada akhirnya si pembeli mengeluarkan koceknya untuk membeli barang itu.

Si Salesman harus selalu pro-active. Dia tidak bisa menunggu kerelaan calon pembeli untuk membeli barang dengan sendirinya. Namun sebaliknya, konsumen tetap memiliki kebebasan untuk menolak tawaran atau membeli barang itu.

Sebagai contoh, coba kita perhatikan seorang salesman pada satu stand elektronik di satu mal. Untuk menarik perhatian konsumen, standnya dipajangnya dengan meriah menggunakan bendera-bendera warna-warni, digunakannya sound system yang menggelegar agar terdengar dari jauh tentang keberadaan standnya (Attention).

Setelah terkena daya tarik ini, konsumen menjadi berminat: “Stand apa itu?” Untuk menjawab rasa ingin tahunya konsumenpun mendekati stand dan melihat-lihat. Salesman segera menyambutnya dan memperkenalkan berbagai tipe DVD player, sekaligus memperagakan kecanggihan berbagai tipe DVD produksi perusahaannya 1`

Kalau si salesman pandai maka dia akan berhasil menggiringnya ke proses pemilihan antara alternatif. Si salesman pandai itu akan membantu konsumen untuk memilih DVD yang sesuai dengan selera, keinginan dan kemampuan koceknya (Decision).

Setelah semua klop, konsumen cocok dengan tipe DVD yang ditawarkan, serta harga yang menguntungkan bagi kedua belah pihak, maka terjadilah transaksi jual beli (Action).

Seorang Muslim yang baik, seyogyanya - ditengah gempuran terhadap citra baik Islam berupa tuduhan melakukan terorisme dan perkosaan - bisa melakukan peran yang mirip seorang salesman dalam menggunakan konsep AIDA untuk syi’ar Islam.

Target market-nya bisa kaum non-Muslim atau bahkan seorang yang hanya mengaku dirinya seorang muslim, Islam yang setengah-setengah atau seorang muslim yang tengah berada dalam kekafiran, istilahnya Islam KTP

Tujuannya adalah agar mereka menjadi pemeluk Islam yang sejati tanpa paksaan dengan pemahaman dan pengamalan sesuai dengan Al-Qur’an dan hadits Nabi saw, atau paling sedikit mereka akan memandang Islam secara positif.

Pemanfaatan konsep AIDA bagi syi’ar Islam itu sangat penting bagi muslimin dan muslimat yang bekerja atau berada di lingkungan di mana kaum muslim menjadi minoritas. Bahkan dalam lingkungan yang sudah Islampun selalu diperlukan usaha untuk memberikan semacam reminder tentang ke-Islam-an yang baik.

Bagaimana kira-kira pelaksanaan konsep AIDA dalam kesehari-harian? Marilah kita jajagi satu demi satu.

ATTENTION.

Yang dapat menjadi daya tarik dari seorang yang muslim ialah pribadi dan sikapnya dalam kehidupan sehari-hari. Terutama dalam melaksanakan hubungan interpersonal yang horisontal (hablum minanas) dan hubungan dengan Tuhannya yang vertikal (hablum minallah).

Seorang yang secara lahiriah tampak sehat, ceria, bersemangat, memiliki daya tahan yang tinggi, bersih dan rapi, berpakaian serasi akan lebih mudah menjadi perhatian orang lain. Secara psikologis ia selalu percaya diri, bisa memotivasi diri sendiri, tenang, sabar, kreatif, rajin, bisa menahan diri dan tidak mudah menyerah. Secara sosial ia menjadi orang yang mudah bersahabat, demokratis, dermawan, toleran, menghargai pendapat dan peran orang lain, serta selalu menganjurkan hal-hal yang positif.

Dalam hubungannya dengan Allah, seorang muslim akan melaksanakan dengan tegas semua yang berhubungan dengan Tuhannya, seperti sholat, dzikir dan berdo’a yang mencerminkan seorang yang taat kepadaNya. Seorang muslim yang memiliki sifat-sifat positif itu dengan sendirinya akan menjadi perhatian lingkungannya, karena kehadirannya akan dirasakan bermanfaat dan memberikan iklim yang menyenangkan.

Mencontohkan hal-hal yang positif dalam menjalankan syari’at Islam akan menarik perhatian orang lain. Hal inipun dilakukan oleh Nabi saw, yaitu memberikan contoh-contoh yang baik, sehingga masyarakat pada waktu itu tertarik untuk mengetahui lebih banyak mengenai Islam tanpa paksaan sedikitpun. Allah berfirman:

Tiada paksaan untuk (memasuki) agama Islam
sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari pada jalan yang salah
~ Al-Baqarah – QS 2 : 256 ~

INTEREST

Melihat pribadi dan sikap yang demikian menarik pada seorang Muslim, biasanya ada keinginan tahuan dari beberapa orang untuk mengenal Islam lebih jauh. Menurut pengalaman saya yang bekerja di satu perusahaan swasta Cina, para teman akan menganggap kita sebagai resource person mengenai ke-Islaman.

Pertanyaan-pertanyaan yang timbul menunjukkan minat mereka. Inilah kesempatan yang sebaik-baiknya untuk memberikan masukan-masukan yang positif atas pertanyaan yang kebanyakan sangat logis. Misalnya: Kenapa seorang muslim shalat lima waktu? Kalau seorang tidak bisa menulis dan baca huruf Arab, apa boleh masuk Islam? Kenapa anak perempuan Islam mesti disunat? Mengapa wanita muslim ada yang pakai jilbab ada yang tidak? Kenapa harus naik haji? Kenapa tidak boleh makan babi? Dan lain sebagainya.

Kadang-kadang percakapan sehari-haripun bisa menjurus ke pembahasan masalah agama yang melahirkan komentar-komentar yang merupakan cerminan atas pemahaman mereka mengenai Islam. Komentar yang bernada “miring” harus segera kita luruskan, sedangkan yang sudah benar harus kita perkuat dengan masukan positif lainnya. Contoh komentar miring, seperti : “Jadi pak Haji enak ya, bisa punya istri empat”, “Para Ustadz tidak berbuat apa-apa untuk mencegah kerusakan moral bangsa atau sifat korup” dan sebagainya. Segera luruskan yang macam begini agar citra Islam bisa terjaga.

Tahap interest ini merupakan tahapan yang sangat penting dan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meluruskan kesalahan persepsi mengenai Islam dan memperkuat citra-citra Islam yang positif. Allah berfirman :

Serulah manusia ke jalan Tuhanmu dengan bijaksana dan pengajaran yang baik;
 dan bantahlah mereka dengan cara-cara yang terbaik.
~ An-Nahl – QS 16 : 125 ~

DECISION

Keputusan apa yang diharapkan dari target market? Ada beberapa pilihan alternatif:

  1. Paling sedikit kita harapkan bahwa ia tidak menghujat Islam 
  2. Bersimpati pada Islam, namun tetap teguh pada agamanya 
  3. Keinginan menjadi seorang Muslim yang benar.  

Pilihan tersebut diatas tergantung dari seberapa jauh usaha dan kemampuan seorang muslim meyakinkan orang lain dan seberapa teguh orang lain itu memegang prinsip beragamanya.

Yang penting dalam tahap ini, ialah seorang muslim harus secara aktif (tanpa memaksa!) membantu target market untuk memilih diantara alternatif diatas dengan terus berusaha memberi masukan tentang sifat-sifat dan sikap-sikap yang baik dari Islam sebagaimana diturunkan Allah dalam Al-Qur’an dan pengamalannya dicontohkan oleh Nabi Muhammad s.a.w.

Kebebasan untuk memilih ini dapat disimpulkan dalam ayat berikut ini:

Katakanlah, Kebenaran itu dari Tuhanmu.
Barang siapa yang suka, hendaklah ia beriman,
 dan barangsiapa yang tidak suka silahkan mengingkarinya.
~ Al-Kahfi – QS 18 : 29 ~

ACTION.

Apa kiranya bentuk action dari mereka yang memilih salah satu dari tiga alternatif itu? Kalau yang pertama, akan bersikap indiferen (acuh tak acuh), tidak menjelekkan dan tidak pula memuji atau membenarkan Islam, toleransinya tergolong rendah.

Yang kedua, akan memberikan dukungan kepada setiap perbuatan baik yang dilakukan seorang muslim. Ia akan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada kaum Muslim untuk beribadah dan ikut memikirkan penyediaan tempat-tempat dan sarana ibadah di lingkungannya. Ia secara sadar melakukan kegiatan sosial bersama-sama dengan kaum muslimin dengan toleransi yang tinggi.

Yang ketiga, tentunya dengan mengucapkan kalimat syahadat: “Asyhadu allaa ilaaha illallaah wa’asyhadu anna Muhammadarrasuulullaah”, “Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah” Tentunya action yang ketiga yang diharapkan.

Namun bagaimanapun, perubahan sikap kearah pandangan yang positif terhadap Islam pada umumnya dan kaum Muslim khususnya, merupakan sesuatu yang bermanfaat guna membangun masyarakat Indonesia dengan toleransi beragama yang tinggi, terbebas dari curiga mencurigai sesama ummat beragama.

Kalaupun kita belum berhasil meyakinkan mereka, maka hendaknya kita meningkatkan kesabaran kita, dan mulai lagi mencari celah-celah untuk mem”promosi”kan Islam. Sebagai penutup marilah kita renungkan firman Allah ini:

Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar
dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini
 kebenaran ayat-ayat Allah itu menggelisahkan kamu.
~ Ar-Ruum – QS 30 : 60 ~


Bagaimana pendapat Anda?

Penulis: H. R. Bambang Irawan

No comments:

Post a Comment