Saturday, August 4, 2018

7 PENYEBAB TIMBULNYA SIFAT TAKABBUR

7 PENYEBAB TIMBULNYA SIFAT TAKABBUR
Takabur adalah sifat buruk. Untuk menghindarinya kita tidak bisa lakukan begitu saja. Tetapi engkau harus mengetahui penyebab yang mendorong timbulnya takabur. Sebab takabur itu adalah suatu akibat dari sebab. Jika tak mengetahui sebab, maka sulitlah engkau mengatasi akibatnya.
Adapun secara umum, menurut Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin, sebab sebab takabbur itu antara lain:
1. Karena ilmu pengetahuan yang dimilikinya
Orang bisa takabbur karena merasa mempunyai ilmu dan menganggap orang lain lebih bodoh. Ini penyakit yang sering melanda hati para ulama (orang yang berilmu). Orang yang berilmu yang takabbur berarti hatinya telah tertutup sehingga tak bisa menilai kebenaran agama. Ia pandai dalam masalah teori agama, tetapi buta terhadap syariat, sehingga ia tak sadar kalau takabbur itu mencelakakan dirinya sendiri.
2. Karena ibadah dan amal shalih yang dikerjakannya
Sebab, niatnya bercampur dengan Riya’ (ingin mendapatkan pujian dari makhluk). Takabbur karena amal ibadah dapat dibedakan menjadi dua bagian; takabbur yang sifatnya duniawi dan takabbur yang sifatnya berhubungan dengan jalan agama.
Yang sifatnya duniawi bisa terjadi bila orang yang ahli ibadah dan beramal shalih ini gemar sekali dikatakan orang bahwa dirinya orang shalih, ahli ibadah, ulama yang pintar hukum, kyayi yang kharismatik, mubaligh yang terkenal dan segudang \A dapun takabbur yang sifatnya berhubungan dengan keagamaan yaitu mengira bahwa amal ibadahnya telah benar-benar sempurna, mengira bahwa ia lebih dekat dengan tuhan dibandingkan dengan ahli ibadah lainnya.
3. Karena keturunan atau nasabnya
Seseorang yang mempunyai keturunan terhormat, bangsawan, ulama dan lain sebagainya lebih berpeluang untuk bertakabbur dibandingkan dengan orang dari keturunan biasa-biasa saja.
Ia cenderung memandang remeh terhadap orang lain. Di setiap pergaulan, di setiap majelis ia selalu menceritakan kakek moyangnya yang mulia, yang terhormat dan yang tekun beribadah. 
4. Karena harta kekayaan yang dimilikinya
Pada setiap ada majelis dan berkumpul dengan banyak orang, mereka selalu membawa pembicaraan yang mengarah pada harta kekayaan, bisnis, dagang yang tentunya berakhir dengan cerita kekayaannya.
Orang yang bergelimangan harta mudah terseret pada semacam rasa haus ingin dipuji. Ia merindukan suatu kehormatan dari orang lain karena kekayaannya. Dengan kekayaan yang dimilikinya, sering kali ia meremehkan orang lain yang hartanya tak sebanding dengannya. Dan yang lebih berbahaya lagi, sikaya ini tak segan-segan memperlakukan orang lain (orang miskin) dengan sikap kesewenang-wenangan. Anggapannya ialah segalanya dapat dibeli dengan uang. Orang lain dengan mudahnya dapat dipermainkan dengan harta.
5. Karena keelokan wajah yang dimilikinya
Bagi mereka yang tawadlu’ dan diberi keelokan wajah, sudah tentu ia akan sering dan memperbanyak rasa syukur kepada Allah. Akan tetapi bagi mereka yang berakhlak buruk/hina, akan menjadi takabbur bila merasa memiliki wajah yang elok dan bagus. Ia merasa kalau dirinya yang paling cantik atau tampan, sehingga lagak dan gayanya berlebih-lebihan. Bahkan karena keelokan wajahnya itu tidak untuk jalan yang baik, namun digunakan di jalan maksiat, karena merasa memudahkan ia berbuat zina.
Akibat yang ditimbulkannya dari takabbur karena keelokan wajah, biasanya suka mengumpat kekurangan orang lain, lalu tidak menghargai orang lain, menyebut-nyebut aib dan kekurangan yang dimiliki orang lain.
6. Karena kekuasaannya
Takabbur karena kekuasaan akan berakibat sangat berbahaya dan membahayakan orang lain. Sebab ketakabburan ini berakibat adanya tindak kedzaliman (sewenang-wenang). Karena kekuasaan yang dimilikinya lalu ia berbuat sekehendak hatinya.
7. Karena kaum atau golongannya lebih banyak
Golongan dan pengikut yang banyak hanya engkau rasakan di dunia, di akhirat yang menjadi pengikut setiamu ialah amal kebaikanmu yang diterima Allah. Alim ulama yang sesat dan pimpinan yang tertipu oleh perasaannya sendiri sering kali takabbur karena pengikut dan pendukungnya banyak. Golongannya yang besar membuat anggapannya seolah-olah ia mempunyai kharisma yang agung. Semua itu sungguh akan merusak jiwa dan menutup kalbu, sehingga lupa jika hanya Allah yang Agung.
Semoga kita semua dijauhkan Allah dari sifat yang berbahaya dalam amal ibadah tersebut dan senantiasa tetap tawadlu’ berjalan di muka bumi dan menghadap Allah. Semoga saudara kita yang berhati takabbur segera mendapat petunjuk atau hidayah dari Allah, sehingga mereka bisa menebusnya dengan memperbaiki diri. Aamiin.
© 2018, HarakahIslamiyah.com

No comments:

Post a Comment