Showing posts with label masjid. Show all posts
Showing posts with label masjid. Show all posts

Tuesday, June 1, 2021

9 REKENING GAIB

9 RAHASIA REKENING GAIB SEPANJANG MASA:

Yang pertama, belilah sarung atau mukena. Lalu sedekahkanlah di masjid yang ramai di sekitar kota anda yang anda tahu. Maka setiap kali orang memakai sarung atau mukena yang anda sedekahkan, maka pahala orang yang sholat inipun juga akan mengalir kepada anda selama sarung dan mukena itu dipakai.

Yang  kedua, berikanlah sumbangan kepada masjid yang sedaang direnovasi atau dibangun. Tidak perlu besar, kecilpun tak masalah, yang penting anda menjadi bagian darinya. Bisa nyumbang biaya per meternya, atau beliin satu doos keramik, satu zak semen, bahkan satu kran pun tak jadi soal. Maka selama masjid ini berdiri dan dipakai untuk sholat, pahalapun akan terus mengalir untuk anda.

Yang  ketiga, belilah Al Qur’an. Lalu letakkan di masjid-masjid atau di rumah-rumah tahfidz. Hadiahkan Al Qur’an. Maka selama Qur’an ini terus dibaca, berharaplah setiap hurufnya akan menjadi pahala bagi anda.

Yang  keempat, bersedekahlah kepada sekolah atau madrasah yang mengajarkan Qur’an. Salah satu alasan mengapa saya mendirikan sebuah TPA dan TK adalah karena di dalamnya Qur’an diajarkan. Dan setiap kali Qur’an dihafalkan oleh anak-anak, hingga nanti dewasa menggunakannya dalam sholatnya, in syaa Allah, sayapun akan mendapatkan pahalanya. Karena terhitung sebagai pembuka jalan kebaikan.

Yang  kelima, tanggunglah kehidupan seorang yatim. Ini seperti membeli nyawa kedua. Mungkin kita akan lebih dulu tua dan meninggal. Maka saat itu terjadi, sementara anak yatim yang pernah kita asuh masih tumbuh. Seluruh amal kebaikannya pun akan menjadi wasilah bagi bertambahnya hitungan amal kita pula. Kalau belum punya cukup kemampuan, minimal bayarin SPP bulanannya di sekolah.

Yang keenam, tanggunglah makan seorang guru atau ustadz. Seorang guru yang mengajar setiap hari dengan ikhlas, mengajarkan kebaikan kepada banyak anak sepanjang hidupnya. Jika kita ikut berbakti menanggung kehidupannya, maka kitapun memiliki rekening amal seperti yang guru tersebut punya. Karena kita adalah yang ikut membantu beliau untuk terus mampu memperpanjang nafas dakwahnya.

Yang ketujuh, tanamlah sebuah pohon. Menanam pohon akan sangat bermanfaat. Apalagi jika pohon itu mampu hidup ratusan tahun. Selain membantu menyediakan oksigen, barang siapa yang berteduh di bawahnya pun akan terhitung menjadi catatan amal kebaikan kita. Ini seperti memiliki pohon amal yang tiap saat bisa dipetik tanpa mengenal musiman.

Yang kedelapan, belilah kursi roda. Lalu sedekahkanlah ke klinik atau rumah sakit atau panti jompo. Maka setiap kali kursi roda ini termanfaatkan anda akan menerima pahala amal kebaikan. Bisa dibayangkan amal kebaikan ini akan terus mengalir untuk anda.

Yang kesembilan, yang paling murah di antara semuanya. Sebarkanlah ini jika anda merasa ini bermanfaat. Maka apapun perbuatan baik yang akan lahir setelah orang membaca artikel ini, semoga itupun menjadi catatan amal kebaikan anda. Karena lewat membagikannya, anda sudah menjadi pembuka jalan kebaikan dan menunjukkan jalan kebaikan kepada orang lain. Saya harap ilmunya benar-benar woow untuk anda semua dan yang lebih penting, ini semua bekerja untuk anda. Tentu jika anda mau melakukannya dengan serius dan konsisten. Terima kasih. Semoga bermanfaat. Salam dari saya untuk keluarga.

Jika anda ingin segera ditolong Allah, lakukan segera action...

Copas dari PPA Pola Pertolongan Allah

Tuesday, June 16, 2020

HAK ANAK DALAM MASJID

Semoga pengurus Masjid membacanya

Share by: https://t.me/parentislam

1| Mari berbagi pengalaman, agar anak-anak punya hak utk berada di dalam Masjid

2| Sudah bukan menjadi rahasia lagi betapa anak-anak kehadirannya tidak begitu diharapkan di dalam Masjid

3| Anak-anak dianggap pengganggu kekhusyukan dalam beribadah. bahkan ada masjid yang terang-terangan menulis larangan anak masuk Masjid

4| Bahkan ada orang dewasa yang tak segan-segan menghardik & mengancam mereka jika bermain dan bercanda. Akhirnya Masjid pun menjadi tempat menyeramkan

5| Anak-anak pun mencari tempat alternatif hiburan. Pilihannya playstation & game online. Permainan menyenangkan. Penjaganya pun menyambut ramah. 

6| Akhirnya pihak masjid pun susah mencari kader remaja masjid. Banyak remaja yang menolak, sebab waktu kecil selalu dimusuhi saat di Masjid

7| Sifat Allah yang Maha Rahman tak muncul dalam perilaku sebagian pengurus masjid yang galak dan suka bentak anak di Masjid

8| Akhirnya anak-anak lebih mengenal Allah yang Mahakeras siksanya dibandingkan Maha RahimNya. Sebab mereka banyak dihukum dan  dimarahi jika bermain-main di Masjid

9| Pun jika ada anak yang sungguh-sungguh ibadah. Ternyata banyak mereka yang tak layak ada di shaf depan. Padahal mereka datang sejak awal ke Masjid

10| Padahal hak ada di shaff depan adalah yang datang duluan, bukan berdasarkan usia Masjid

11| Kadang saat sholat Jum’at pun, khatib lupa menyapa anak-anak. Lebih fokus kepada jamaah dewasa. Anak-anak dianggap warga kelas dua di Masjid

12| Masjid sebagai pusat display agama, seharusnya menjadi tempat untuk mengajarkan hakikat islam sesungguhnya: kasih sayang dan keramahan di Masjid

13| Tidak berminatnya remaja saat ini terhadap Islam, sebagian besar karena trauma di masa kecil akan tampilan Islam khususnya di Masjid

14| Masjid kalah bersaing dengan mall, warnet dan tempat permainan lain di mana penjaganya ramah dan murah senyum di banding di Masjid

15| Banyak jamaah berebut menjalankan sunnah di masjid. Lupa akan sunnah yang lain yang diajarkan rasul : memuliakan anak-anak di Masjid

16| Sungguh indah saat rasul membawa cucunya, Umamah dan Husain ke masjid. Digembirakan mereka dengan digendong seraya bermain di Masjid

17| Demi memuaskan Husain bermain di masjid, Rasul melamakan sujudnya agar ia puas menungganginya seperti kuda. Tak memarahinya di Masjid

18| Sahabat menduga lamanya sujud akibat datangnya wahyu. Mereka salah. Rasul menyengajakannya supaya anak-anak puas bermain di Masjid

19| Kisah-kisah Rasul yang memuliakan anak di Masjid mungkin jarang terdengar/sengaja dilupakan sebagian orang. Padahal mereka mengaku pencinta rasul. 

20| Alhamdulillah sebagian pengurus masjid yang melarang anak-anak, akhirnya ada jang yang tercerahkan meski awalnya marah-marah di Masjid

21| Bahkan ada yang berinisiatif membuat ruang bermain bagi anak-anak serta menyediakan pampers bagi anak-anak Masjid

22| Biarlah anak betah bermain di masjid daripada memilih bermain di tempat lain yang menjauhkan mereka dari agama dan Masjid

23| Jika sudah merasa nyaman di masjid. Barulah buat peraturan. Kapan harus bermain dan kapan harus ibadah. Mereka tentu bisa menerima di Masjid

24| Indahnya jika anak-anak saat waktu luang, izin ke ortunya untuk pergi ke mesjid. Berlama-lama di sana. Masjid pun ramai. Oleh kegiatan di Masjid

25| Orang dewasa lain yang malas ke masjid pun jadi bergairah melihat masjid yang ramai. Jadilah setiap masyarakat memakmurkan  Masjid

26| Jika masjid ramai, maka tak ada lagi yang ribut dengan perang-perang kelompok, begal dan kenakalankenakalan lain. Sebab mereka semua hatinya terpaut ke Masjid

27| Jadi dari sekarang, mari buat Masjid  sebagai tempat yang nyaman, ramah, bersih dan menyenangkan bagi anak-anak. Kelak mereka yang akan memakmurkan Masjid

28| Mulailah sekarang bikin iklan ke warnet-warnet dan game online, bahwa masjid sekarang punya tempat bermain. Niscaya warnet sepi dan semua ke Masjid

29| Mudah-mudahan ada pengurus Masjid  yang baca WA  ini dan memulai gerakan ajak anak ke Masjid

Semoga terwujud, aamiin..............

30| Mari di viralkan dan semoga kita tergolong Pemakmur Masjid Aamin.


Thursday, October 4, 2018

MBAH JUM

MBAH JUM
Oleh : Irene Radjiman
Begitulah beliau dipanggil. Aku sempat bertemu dengannya 5 tahun yang lalu saat berlibur di Kasian Bantul Yogyakarta. Nama desanya saya lupa.
Mbah Jum seorang tuna netra yang berprofesi sebagai pedagang tempe. Setiap pagi beliau dibonceng cucunya ke pasar untuk berjualan tempe. Sesampainya dipasar tempe segera digelar. Sambil menunggu pembeli datang, disaat pedagang lain sibuk menghitung uang dan ngerumpi dengan sesama pedagang, mbah Jum selalu bersenandung sholawat. Cucunya meninggalkan mbah Jum sebentar, karena ia juga bekerja sebagai kuli panggul dipasar itu. Dua jam kemudian, cucunya datang kembali untuk mengantar simbahnya pulang kerumah. Tidak sampai 2 jam dagangan tempe mbah Jum sudah habis ludes. Mbah Jum selalu pulang paling awal dibanding pedagang lainnya. Sebelum pulang mbah Jum selalu meminta cucunya menghitung uang hasil dagangannya dulu. Bila cucunya menyebut angka lebih dari 50 ribu rupiah, mbah Jum selalu minta cucunya mampir ke masjid untuk memasukkan uang lebihnya itu ke kotak amal. 
Saat kutanya : “Kenapa begitu ?”
Karena kata simbah modal simbah bikin tempe Cuma 20 ribu. Harusnya simbah paling banyak dapetnya yaa 50 ribu. Kalau sampai lebih berarti itu punyanya gusti Allah, harus dikembalikan lagi. Lha rumahnya gusti Allah kan dimasjid mbak, makanya kalau dapet lebih dari 50 ribu, saya diminta simbah masukkin uang lebihnya ke masjid.”
“Lho, kalo sampai lebih dari 50 ribu, itukan hak simbah, kan artinya simbah saat itu bawa tempe lebih banyak to ?” Tanyaku lagi
“Nggak mbak. Simbah itu tiap hari bawa tempenya ga berubah-ubah jumlahnya sama.” Cucunya kembali menjelaskan padaku.
“Tapi kenapa hasil penjualan simbah bisa berbeda-beda ?” tanyaku lagi
“Begini mbak, kalau ada yang beli tempe sama simbah, karena simbah tidak bisa melihat, simbah selalu bilang, ambil sendiri kembaliannya. Tapi mereka para pembeli itu selalu bilang, uangnya pas kok mbah, ga ada kembalian. Padahal banyak dari mereka yang beli tempe 5 ribu, ngasih uang 20 ribu. Ada yang beli tempe 10 ribu ngasih uang 50 ribu. Dan mereka semua selalu bilang uangnya pas, ga ada kembalian. Pernah suatu hari simbah dapat uang 350 ribu. Yaaa 300 ribu nya saya taruh dikotak amal masjid.” Begitu penjelasan sang cucu.
Aku melongo terdiam mendengar penjelasan itu. Disaat semua orang ingin semuanya menjadi uang, bahkan kalau bisa kotorannya sendiripun disulap menjadi uang, tapi ini mbah Jum…?? Aahhh…. Logikaku yang hidup di era kemoderenan jahiliyah ini memang belum sampai.
Sampai rumah pukul 10:00 pagi beliau langsung masak untuk makan siang dan malam. Ternyata mbah Jum juga seorang tukang pijat bayi (begitulah orang dikampung itu menyebutnya). Jadi bila ada anak-anak yang dikeluhkan demam, batuk, pilek, rewel, kejang, diare, muntah-muntah dan lain-lain, biasanya orang tua mereka akan langsung mengantarkan ke rumah mbah Jum. Bahkan bukan hanya untuk pijat bayi dan anak-anak, mbah Jum juga bisa membantu pemulihan kesehatan bagi orang dewasa yang mengalami keseleo, memar, patah tulang, dan sejenisnya. Mbah Jum tidak pernah memberikan tarif untuk jasanya itu, padahal beliau bersedia diganggu 24 jam bila ada yang butuh pertolongannya. Bahkan bila ada yang memberikan imbalan untuk jasanya itu, ia selalu masukan lagi 100% ke kotak amal masjid. Ya ! 100% ! anda kaget ? Sama, saya juga kaget. 
Ketika aku kembali bertanya : “kenapa harus semuanya dimasukkan ke kotak amal ?” 
Mbah Jum memberi penjelasan sambil tersenyum :
“Kulo niki sakjane mboten pinter mijet. Nek wonten sing seger waras mergo dipijet kaleh kulo, niku sanes kulo seng ndamel seger waras, niku kersane gusti Allah. Lha dadose mbayare mboten kaleh kulo, tapi kaleh gusti Allah.” (Saya itu sebenarnya nggak pinter mijit. Kalau ada yang sembuh karena saya pijit, itu bukan karena saya, tapi karena gusti Allah. Jadi bayarnya bukan sama saya, tapi sama gusti Allah).
Lagi-lagi aku terdiam. Lurus menatap wajah keriputnya yang bersih. Ternyata manusia yang datang dari peradaban kapitalis akan terkaget-kaget saat dihadapkan oleh peradaban sedekah tingkat tinggi macam ini. Dimana di era kapitalis orang sekarat saja masih bisa dijadikan lahan bisnis. Jangankan bicara GRATIS dengan menggunakan kartu BPJS saja sudah membuat beberapa oknum medis sinis.
Mbah Jum tinggal bersama 5 orang cucunya. Sebenarnya yang cucu kandung mbah Jum hanya satu, yaitu yang paling besar usia 20 tahun (laki-laki), yang selalu mengantar dan menemani mbah Jum berjualan tempe dipasar. 4 orang cucunya yang lain itu adalah anak-anak yatim piatu dari tetangganya yang dulu rumahnya kebakaran. Masing-masing mereka berumur 12 tahun (laki-laki), 10 tahun (laki-laki), 8 tahun (laki-laki) dan 7 tahun (perempuan).
Dikarenakan kondisinya yang tuna netra sejak lahir, membuat mbah Jum tidak bisa membaca dan menulis, namun ternyata ia hafal 30 juz Al-Quran. Subhanallah…!! Cucunya yang paling besar ternyata guru mengaji untuk anak-anak dikampung mereka. Ke-4 orang cucu-cucu angkatnya ternyata semuanya sudah qatam Al-Quran, bahkan 2 diantaranya sudah ada yang hafal 6 juz dan 2 juz.
“Kulo niki tiang kampong. Mboten saget ningali nopo-nopo ket bayi. Alhamdulillah kersane gusti Allah kulo diparingi berkah, saget apal Quran. Gusti Allah niku bener-bener adil kaleh kulo.” (saya ini orang kampong. Tidak bisa melihat apapun dari bayi. Alhamdulillah kehendak gusti Allah, saya diberi keberkahan, bisa hafal Al-Quran. Gusti Allah itu benar-benar adil sama saya). 
Itu kata-kata terakhir mbah Jum, sebelum aku pamit pulang. Kupeluk erat dia, kuamati wajahnya. Kurasa saat itu bidadari surga iri melihat mbah Jum, karena kelak para bidadari itu akan menjadi pelayan bagi mbah Jum.
Matur nuwun mbah Jum, atas pelajaran sedekah tingkat tinggi 5 tahun yang lalu yang sudah simbah ajarkan pada saya di pelosok desa Yogyakarta.
SILAHKAN SHARE ATAU COPAS DENGAN MENYERTAKAN LINK BLOG INI.
DILARANG KERAS MENGAMBIL IDE CERITA INI UNTUK TUJUAN KOMERSIL

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1630417800338523&id=100001109553805

Sunday, June 10, 2018

KEUTAMAAN SHALAT SUBUH DI MASJID

KEUTAMAAN SHALAT SUBUH DI MASJID
Menurut Prof. Dr. HAMKA
(H. Abdul Malik Karim Amarullah).
Jika ingin melihat orang Islam, datanglah ke Masjid pada Iedul Fitri dan Iedul Adha.
Tetapi . . . .
Jika ingin melihat orang yang beriman, datanglah ke masjid di waktu subuh.
Itulah BEDA antara orang Islam dengan orang beriman.
"SESUNGGUHNYA, SUBUH ITU HAKIKAT DIRI".
Jika Subuhnya senantiasa dipelihara. Itu tanda akan selamat dari neraka.
Jika Subuhnya tiada dia tinggal. Allah melindunginya dari segala aral.
Jika Subuhnya didahului dengan sunat. Pasti seluruh dunia beserta isinya, dia dapat.
Jika Subuhnya bergelap-gelap menuju musholla. Di kegelapan akhirat ia dapatkan cahaya.
Jika Subuh hingga awal dhuha (Isyroq) berwirid pula. Mendapat pahala umrah dan haji sempurna.
Namun . . .
Jika Subuhnya tiada dijaga. Maka pada wajahnya tiada cahaya.
Jika Subuhnya sengaja terlupa. Tanda imannya tiada bernyawa.
Jika Subuhnya terasa berat. Tanda munafiq sudah mendekat.
Jika Subuh tiada peduli. Tanda iman menghampiri mati.
Jika Subuhnya tiada berjama’ah. Tanda hidupnya akan hilang barokah.
Jika Subuhnya tiada ke masjid. Tanda imannya ada penyakit.
Jika Subuhnya selalu terlewat. Tanda imannya semakin cacat.
Jika Subuhnya diakhir waktu. Tanda iman semakin kelabu.
Jika Subuhnya hari sudah siang. Tanda rezekinya sudah hilang.
Jika di waktu subuh masih mendengkur. Tanda syaitan memeluknya dalam tidur –