Sunday, September 12, 2021

SAAT SAAT TERAKHIR

Pernahkah kamu bertanya-tanya.. Di pangkuan siapakah nanti kamu akan menghembuskan nafas terakhirmu? Pertanyaan yang ngeri ya? Padahal seharusnya ini adalah pertanyaan yang paling manis. Karena berbicara tentang siapa yang paling berhak menjadi sandaran kepala kita ketika ruh kita hendak berpisah dari jasad, adalah pembicaraan perihal cinta. Si dia tempat kita bersandar terakhir haruslah orang yang mencintai kita dengan sungguh-sungguh. Yang ketika kita menghadapi sakaratul maut, dia tau apa yang musti dia lakukan. Bukan sekedar menangis, bukan sekedar merengek terisak sambil menyebut nama kita untuk jangan meninggalkannya. Dia harus bisa mentalqin kita dengan kalimah thayibah; LAA ILAAHA ILLALLAAH...

Mentalqin hamba yang sedang menghadapi perjuangan terakhirnya, butuh ilmu dan bimbingan. Siapa tahu kekasihmu wafat dalam pelukmu. Siapa tahu kekasihmu meregang nyawa ketika sedang berada dalam pangkuan atau dekapmu.

Sudah banyak kisah, ketika nafas seorang ayah tersengal-sengal menjemput ajalnya, anak-anaknya hanya bisa menangis, tak tahu harus bagaimana berbuat dan memperlakukan ayahnya. Jutaan cerita ketika seorang istri tak lagi bisa berkata apa-apa, hanya menetes air mata sambil berbisik menitipkan buah hatinya agar dirawat dan dibesarkan ayahnya dengan kasih sayang.. Suaminya hanya bisa menatap iba, tak keluar sepatah kata pun sebagai pesan terakhir untuk diucapkan istrinya menjemput akhir hidupnya.

Sebuah wasiat indah, pengantar ruh menuju surga. Dari manusia paling utama yang namanya senantiasa disebut-sebut dengan penuh kasih sayang di setiap keping zaman; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau berpesan; 

Talqinlah (diktelah/tuntunlah) seseorang yang akan meninggal dunia untuk mengucapkan kalimat: ‘Laa ilaaha illa Allah..” ~Hadits Shahih Riwayat Muslim~

Sungguh, kalimat yang terakhir diucapkan seorang hamba ketika menjelang wafatnya haruslah kalimat yang paling bagus, paling indah, paling utama. Dan tidak ada kalimat yang lebih indah daripada kalimat “Laa ilaaha illa Allaah..”

Karena, kalimat inilah yang menjadi sebab Allah memasukkan seseorang ke surga, ketika kalimat ini menjadi kata-kata terakhir yang keluar dari lisannya menjelang ajal. Beliau bersabda,

“Barangsiapa yang ucapan terakhirnya adalah “Laa ilaaha illa Allah” maka dia akan masuk surga..”  ~Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud~

Lantas bagaimana cara mentalqin seorang hamba yang sedang hadapi ajalnya? Apakah kita bacakan ayat-ayat dari Al Quran, bacakan tahlilan, atau berulang-ulang kita bisikkan kalimat “Laa ilaah illa Allaah..?”

Tidak.

Cukup sekali saja membisikkannya. Perhatikan, apakah dia bisa menirukannya. Jika sudah bisa menirukan, tahan lisan. Jangan sampai dia berkata-kata lagi selain “Laa ilaah illa Allaah..”

Kalau dia mengigau lagi atau mengucapkan kata-kata, tunggu diamnya, bisikkan lagi “Laa ilaah illa Allaah” sampai kamu tau dia menirukannya. Begitu seterusnya sampai ruhnya terlepas dari jasadnya, sehingga kata-kata terakhir yang keluar dari lisannya adalah, “Laa ilaah illa Allaah.." Dan dia menjemput kemenangan meraih husnul khatimah..

Mudah-mudahan Allah karuniakan kepada kita semua husnul khatimah dan masuk surga semuanya.. Berkumpul dengan keluarga dan kekasih yang kita sayangi.. 

No comments:

Post a Comment