Wednesday, December 23, 2020

AROGAN ALIAS SOMBONG

Banyak pendapat bahwa Presiden Amerika  Serikat Donald Trump adalah presiden yang arogan atau sombong. Wajar saja dia sombong, karena dia adalah presiden dari suatu negara adi kuasa. Tidak banyak orang yang bisa menjadi presiden, apalagi presiden dari suatu negara besar, begitu kata orang. 

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang dianggap sombong oleh masyarakat umum. Bisa saja dia saat ini adalah seorang  penguasa atau pejabat, seorang selebritis, seorang presenter, bahkan seorang yang sudah tidak memiliki jabatan apapun, alias “mantan”. 

Arti sombong adalah menghargai diri secara berlebihan; congkak; pongah

Para ahli telah menemukan beberapa penyebab orang menjadi sombong.

1. Telah melakukan hal-hal hebat

Dalam banyak kasus, seseorang menjadi sombong ketika mencapai hal-hal atau prestasi yang tidak dapat dicapai atau sulit dicapai oleh orang lain pada umumnya atau teman-temannya.  Melakukan sesuatu yang luar biasa yang tidak dapat dilakukan oleh orang lain akan meningkatkan harga diri dan menganggap orang lain tidak penting.

2.  Tidak melakukan hal yang hebat dalam hidup

Sama seperti melakukan sesuatu yang luar biasa dapat menyebabkan kesombongan, begitu pula tidak  melakukan sesuatu yang luar biasa bisa membuat seseorang sombong.

"Dia tidak mencapai apa-apa. Apa yang membuatnya begitu sombong? ” 

Ungkapan ini menunjukkan bahwa banyak orang yang sombong tapi tanpa prestasi. Penyebabnya bisa karena ia memiliki keluarga kaya, pasangan  hidup orang terpandang/sukses, atau memiliki wajah dan tubuh menawan. Sesuatu yang “istimewa” melekat pada dirinya,  diperoleh tanpa usaha

3. Arogansi sebagai mekanisme pertahanan

Alasan umum lainnya di balik kesombongan adalah karena seseorang mencoba melindungi ego dan harga dirinya. Ia mungkin bersikap arogan untuk menyembunyikan rasa tidak aman, rendah diri, dan kurang percaya diri.

Jika Anda merasa tidak aman dan takut ditolak orang lain, Anda mungkin memilih bersikap sombong terhadap mereka. Arogansi, dalam hal ini, membantu Anda untuk menolak orang lain sebelum mereka dapat menolak Anda. Hal ini merupakan mekanisme pencegahan.

4. Menginginkan perhatian

Terlepas dari apa yang terlihat, orang yang sombong sangat peduli dengan persetujuan orang lain. Jika tidak, kepada siapa mereka akan menunjukkan kesombongan? Kadang-kadang, kesombongan bisa timbul karena mencoba mendapatkan perhatian karena tidak ada cara lain untuk mendapatkan perhatian yang menurut nya bisa berhasil. 

Mereka yang sombong dalam perilakunya, cenderung juga sombong secara intelektual. Arogansi intelektual adalah kecenderungan orang untuk menganggap suatu keyakinan itu benar HANYA karena keyakinan itu adalah keyakinan mereka.

Sama seperti orang sombong yang kompetitif dalam domain perilaku dalam kehidupan, mereka juga kompetitif dalam hal keyakinan atau kepercayaan. Keyakinan mereka ibarat harta benda berharga yang  tidak mau mereka serahkan atau dirampas orang lain. 

Orang dengan kesombongan intelektual mengidentifikasi diri dengan keyakinan mereka. Keyakinan yang mereka “sayangi” berkontribusi pada  harga diri mereka. Jadi kehilangan keyakinan mereka berarti kehilangan identitas dan kelayakan mereka. 

Pada umumnya orang yang sombong, tidak mau mengakui kesalahan mereka dan tidak mau menerima kritik. Menurut orang yang sombong, mereka tidak melakukan kesalahan, dan mereka selalu mencari pembenaran atas tindakan mereka, oleh karena itu tidak akan meminta maaf. Bagi mereka, masalahnya ada pada orang lain.

Sombong bukanlah sifat kepribadian yang diturunkan. Sebaliknya, ini hampir selalu merupakan manifestasi harga diri rendah yang tidak disadari.

“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong”. 

~ QS (16) - An Nahl : 23 ~

Retno Triani Soekonjono

Psikolog

No comments:

Post a Comment