Banyak pendapat bahwa Presiden Amerika
Serikat Donald Trump adalah presiden yang arogan atau sombong. Wajar saja
dia sombong, karena dia adalah presiden dari suatu negara adi kuasa. Tidak
banyak orang yang bisa menjadi presiden, apalagi presiden dari suatu negara
besar, begitu kata orang.
Dalam kehidupan sehari-hari,
banyak orang yang dianggap sombong oleh masyarakat umum. Bisa saja dia saat ini
adalah seorang penguasa atau pejabat, seorang selebritis, seorang
presenter, bahkan seorang yang sudah tidak memiliki jabatan apapun, alias
“mantan”.
Arti sombong adalah menghargai
diri secara berlebihan; congkak; pongah
Para ahli telah menemukan
beberapa penyebab orang menjadi sombong.
1. Telah
melakukan hal-hal hebat
Dalam banyak kasus, seseorang
menjadi sombong ketika mencapai hal-hal atau prestasi yang tidak dapat dicapai
atau sulit dicapai oleh orang lain pada umumnya atau teman-temannya.
Melakukan sesuatu yang luar biasa yang tidak dapat dilakukan oleh orang lain
akan meningkatkan harga diri dan menganggap orang lain tidak penting.
2.
Tidak melakukan hal yang hebat dalam hidup
Sama seperti melakukan sesuatu
yang luar biasa dapat menyebabkan kesombongan, begitu pula tidak
melakukan sesuatu yang luar biasa bisa membuat seseorang sombong.
"Dia tidak mencapai apa-apa.
Apa yang membuatnya begitu sombong? ”
Ungkapan ini menunjukkan bahwa
banyak orang yang sombong tapi tanpa prestasi. Penyebabnya bisa karena ia
memiliki keluarga kaya, pasangan hidup orang terpandang/sukses, atau
memiliki wajah dan tubuh menawan. Sesuatu yang “istimewa” melekat pada dirinya,
diperoleh tanpa usaha
3.
Arogansi sebagai mekanisme pertahanan
Alasan umum lainnya di balik
kesombongan adalah karena seseorang mencoba melindungi ego dan harga dirinya.
Ia mungkin bersikap arogan untuk menyembunyikan rasa tidak aman, rendah diri,
dan kurang percaya diri.
Jika Anda merasa tidak aman dan
takut ditolak orang lain, Anda mungkin memilih bersikap sombong terhadap
mereka. Arogansi, dalam hal ini, membantu Anda untuk menolak orang lain sebelum
mereka dapat menolak Anda. Hal ini merupakan mekanisme pencegahan.
4.
Menginginkan perhatian
Terlepas dari apa yang terlihat,
orang yang sombong sangat peduli dengan persetujuan orang lain. Jika tidak,
kepada siapa mereka akan menunjukkan kesombongan? Kadang-kadang, kesombongan
bisa timbul karena mencoba mendapatkan perhatian karena tidak ada cara lain
untuk mendapatkan perhatian yang menurut nya bisa berhasil.
Mereka yang sombong dalam
perilakunya, cenderung juga sombong secara intelektual. Arogansi intelektual
adalah kecenderungan orang untuk menganggap suatu keyakinan itu benar HANYA
karena keyakinan itu adalah keyakinan mereka.
Sama seperti orang sombong yang
kompetitif dalam domain perilaku dalam kehidupan, mereka juga kompetitif dalam
hal keyakinan atau kepercayaan. Keyakinan mereka ibarat harta benda berharga
yang tidak mau mereka serahkan atau dirampas orang lain.
Orang dengan kesombongan
intelektual mengidentifikasi diri dengan keyakinan mereka. Keyakinan yang
mereka “sayangi” berkontribusi pada harga diri mereka. Jadi kehilangan
keyakinan mereka berarti kehilangan identitas dan kelayakan mereka.
Pada umumnya orang yang sombong,
tidak mau mengakui kesalahan mereka dan tidak mau menerima kritik. Menurut
orang yang sombong, mereka tidak melakukan kesalahan, dan mereka selalu mencari
pembenaran atas tindakan mereka, oleh karena itu tidak akan meminta
maaf. Bagi mereka, masalahnya ada pada orang lain.
Sombong bukanlah sifat
kepribadian yang diturunkan. Sebaliknya, ini hampir selalu merupakan
manifestasi harga diri rendah yang tidak disadari.
“Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong”.
~ QS (16) - An Nahl : 23 ~
Retno
Triani Soekonjono
No comments:
Post a Comment