Showing posts with label iman. Show all posts
Showing posts with label iman. Show all posts

Saturday, March 31, 2018

KEIMANAN DAN PARA NABI DAN RASUL

KAJIAN AL QUR’AN
KEIMANAN DAN PARA NABI DAN RASUL
Pengajian Subuh Masjid At Taubah – Ustadz Abdullah Amin – Bekasi, Jum’at, 30 Maret 2018
Topik kajian membahas tentang Keimanan dan Para Nabi dan Rasul (Al Baqarah : 285, serta surat-surat/ayat-ayat lainnya yang berkenaan dengan Riba
QS 2 : 285; Nabi Muhammad beriman kepada Al Qur’an yang diturunkan dari Tuhannya. Orang-orang beriman adalah yang beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. Orang beriman berikrar untuk tidak mebeda-bedakan antara para rasul-Nya. Mereka mendengar dan taat.
Pengertian mukminin : orang imannya bersatu dengan dirinya. Kalau amanu, artinya orang beriman (belum tentu keimanan menyatu dengan dirinya. Analoginya: Penyanyi dan menyanyi.
Mukminin beriman kepada semua rasul, walupun masing-masing memiliki keistimewaan sendiri-sendiri.
Tidak semua nabi keturunannya baik/beriman, seperti halnya Nabi Nuh.
QS 37 : 112-113; Nabi Ibrahim melahirkan Ishak, seorang nabi yang saleh. Keturunan Nabi Ibrahim dan Nabi Ishak ada yang berbuat baik dan ada pula yang terang-terangan berbuat zalim terhadap dirinya sendiri.
QS 37 : 99-100: Ketika Nabi Ibrahim harus pergi menghadap Tuhannya untuk dberi petunjuk, ia berdoa agar dianugerahan seorang anak yang saleh.
QS 11 : 75; Ibrahim adalah seorang penyantun, lembut hati dan suka kembali kepada Allah. Halim = alim = penyantun
QS 2 : 263; ‘Wallāhu ganiyum halim’ = dan Allah Maha Kaya Maha Penyantun. Halim = penyantun
Semua Nabi menganjurkan untuk menyembah Allah dan memohon ampunan dan bertobat:
QS11 : 90; Nabi Syuaib memerintahkan kaumnya untuk memohon ampunan Allah dan bertobat pada-Nya.
QS 11 : 61; Nabi Saleh kepada kaum Samud memerintahkan untuk menyembah Allah, memohon ampunan kepada-Nya dan bertobat.
QS11 : 52; Nabi Hud kepada kaum Ad memerintahkan untuk memohon ampunan kepada Allah dan agar mereka bertobat dan berpaling dari berbuat dosa.
QS 11 : 1-3; Nabi Muhammad memerintahkah agar kita semua tidak menyembah selain Allah. Memohon ampunan kepadanya (beristighfar) dan bertobat kepada-Nya. Mereka yang beristighfar dan bertobat akan mendapat nikmat yang baik “terus menerus” sampai ajal.
Catatan: tidak semua nikmat itu baik, contohnya: narkoba, minuman keras.
--------------------------------------------------------------------------------------------
Disarikan oleh H.R.Mimuk Bambang Irawan - Jakasampurna, Bekasi, Jum’at, 30 Maret 2018

Friday, May 20, 2016

KUALITAS IMAN KITA

Kualitas Iman Kita

Iman itu seperti kita naik pesawat, Semakin tinggi kita naik ke udara, semakin tinggi iman kita. Maka kita akan melihat dunia ini begitu kecil, karena kita telah benar-benar menyadari bahwa akhiratlah yang paling tinggi kedudukannya lagi kekal.
Orang yang beriman itu berkata: “Hai kaumku, ikutilah aku, aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang benar. Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.~QS 40 -  Ghafir/Al Mu’min : 38-39~
Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.” ~QS 87 - Al A’laa : 16-17~
Ulama-ulama dahulu mengatakan betapa kecilnya dunia itu bahkan tak ada apa-apanya bila dibanding dengan akhirat.
Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menjelaskan, "Dunia seperti air yang tersisa di jari ketika jari tersebut dicelup di lautan sedangkan akhirat adalah air yang masih tersisa di lautan.” Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Asqolani, 11/232.
Abu Hazim – seorang yang dikenal begitu zuhud - ditanya, “Apa saja hartamu?” Ia pun berkata, “Aku memiliki dua harta berharga yang membuatku tidak khawatir miskin:
[1] Rasa yakin pada Allah dan
[2] Tidak mengharap-harap apa yang ada di sisi manusia.”
“Tidakkah engkau takut miskin?”
Ia memberikan jawaban yang begitu mempesona, “Bagaimana aku takut miskin sedangkan Allah sebagai penolongku adalah pemilik segala apa yang ada di langit dan dibumi, bahkan apa yang ada di bawah gundukan tanah?!”
‘Ali bin Abi Tholib Radhiallahu anhu pun pernah mengatakan, “Siapa yang zuhud terhadap dunia, maka ia akan semakin ringan menghadapi musibah.”
Tentu saja yang dimaksud zuhud di sini adalah tidak mengharap dunia itu tetap ada ketika musibah dunia itu datang. Sekali lagi, sikap semacam ini tentu saja dimiliki oleh orang yang begitu yakin akan janji Allah di balik musibah.
Begitulah gambaran orang-orang beriman, mereka menjadikan dunia hanya sebagai ladang untuk bercocok tanam dan memanenya kelak di Akhirat
Semoga Allah menjadikan kita termasuk dari golongan yang beriman tsb.
Robbana Taqobbal Minna. Ya Allah terimalah dari kami (amalan kami), aamiin
Semoga Bermanfaat.