Showing posts with label ketaqwaan. Show all posts
Showing posts with label ketaqwaan. Show all posts

Sunday, August 5, 2012

8 PERKARA PENGHAMBAT KETAQWAAN

8 PERKARA YANG MENGHAMBAT KITA MENUJU KETAQWAAN

Bismillahirrohmanirrohiim

Nabi Muhammad SAW pernah menasehati seorang pemuda yang duduk termenung di pojok masjid sehabis shalat karena hutangnya yang harus dibayar. Rasulullah SAW menasehatinya agar menghindari 8 perkara yang bisa menyebabkam kehidupan kita tak punya personality, terpuruk serta menghambat kita dalam mencapai ketaqwaan: 


#1 - Susah – pikiran kusut membuat kita gelap dalam kehidupan se-akan tidak ada jalan yang bisa ditempuh. Serasa ‘no way out’. Padahal hidup ini ada pasang surut, akan ada berbagai rintangan. Padahal Allah senantiasa memberikan jalan keluar bagi setiap masalah dan kesulitan

#2 - Dukacita – kehilangan membuat kita berduka, sanak saudara, barang yang dicintai menjadi rintangan bagi manusia dalam kehidupannya. Cinta kepada dunia seringkali membuat manusia lupa bahwa ada kehidupan akhirat yang jauh lebih baik daripada kehidupan dunia, asalkan kita mau bertaqwa.

#3 - Lemah – lemah fikiran, no enerji, no inisiatif, menyerah, belum hadapi soal merasa tidak mampu. Tidak mampu melaksanakan amal saleh dan nahii munkar. Kelemahan membuat kita tidak mampu untuk memperbaiki hidup dan membiarkan diri terperangkap dalam kekurangan dan kekufuran

#4 - Malas – duduk termenung dalam kemalasan, angan-angan makin berkembang, padahal tidak ada ikhtiar. Mati belanda karena pangkat, mati cina karena kaya, mati keling karena makanan, mati melayu karena angan-angan. Jalannya lunglai saja. Kemalasan membuat nasib orang jalan ditempat, bahkan memburuk

#5 - Bakhil – Kikir, dikumpul harta banyak untuk menguasai harta itu, lama-lama harta yang menguasainya. Sibuk cari uang lalu simpan, banyak tanpa manfaat. Kekikiran sangat jauh dari ketaqwaan. Tidak sadar bahwa kelak di akhirat harta ini akan membakar pahalanya dan menyiksa dirinya di neraka jahanam

#6 - Pengecut – kalau engkau berniaga, meski modal tidak ada, kalau berani itulah modal utama. Tidak berani mengambil tindakan atau mengambil resiko. Kalau mau maju harus berani menempuh resiko yang diperhitungkan. Pengecut juga takut untuk melakukan sesuatu padahal itu baik, dan menyerah kepada keburukan

#7 - Berhutang -  jadi pikiran malam hari, kalau siang tidak berani muncul takut dicari. Berhutang membawa dampak negatif pada jasad, ruh dan jiwa kita. Berhutang membuat orang menjadi tidak tenang, gelisah dan ketakutan karena merasa tidak mampu untuk membayarnya yang akan menjadi dosa

#8 - Pengaruh dijajah orang – karena terlalu banyak hutang budi, terima hadiah, kemerdekaan tak ada lagi. Timbul kecenderungan untuk mengikuti apa yang diinginkan oleh pemberi, walaupun itu buruk dan berdosa. Yang amat penting adalah kemerdekaan jiwa di mana kita bisa mengakui ke-Esaan Allah SWT dan menghindarkan diri dari syirik.

Maka berdoalah, meminta kepada Allah dalam setiap shalat yang khusyuk: “Ya Allah aku berlindung kepada engkau dari susah dan dukacita, dari kelemahan dan kemalasan, dari kebakhilan dan ketakutan serta dari pengaruh hutang dan penindasan orang lain. Aamiin ya Rabbal alamin”. Insya Allah akan terhindar dari 8 perkara yang buruk itu.  (Disunting dari Tausiah Buya Hamka dengan judul “Pegangan Hidup” tahun 1977)

Sunday, April 8, 2012

PUASA & KETAQWAAN

Puasa dan Peningkatan Ketaqwaan

Puasa, teristimewa di bulan Ramadhan yang penuh berkah merupakan salah satu rukun Islam yang telah kita ketahui dan dijalankan oleh kebanyakan kaum muslim di Indonesia.

Rukun Islam merupakan suatu sistim, terutama PUASA dimaksudkan untuk membiasakan orang menjadi bertaqwa, sebagaimana difirmankanNya dalam surat Al-Baqarah (2) : 183

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu
agar kamu bertaqwa”
Al-Baqarah (2) : 183

Sedangkan perintah untuk bertaqwa dititahkan dalam ayat berikut:

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah,
dan hendaklah kamu bersama-sama orang yang benar”
At-Taubah (9) : 119

Sesungguhnya perintah untuk bertaqwa telah disampaikan kepada ummat melalui para Nabi sebelum Rasul paling mulia, junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Ajaran untuk bertaqwa telah disampaikan mulai oleh Nabi Adam As. sampai dengan Nabi Muhammad SAW sebagaimana tercantum dalam surat dan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai berikut:

  • Al Maa-idah (5) : 27 – Nabi Adam menyampaikan ajaran bertaqwa kepada kedua anaknya; Habil dan Qabil.
  • Al’Ankabuut (29) : 16 – N. Ibrahim as. menyampaikan ajaran bertaqwa kepada kaumnya
  • Al Mu’minuun (23) : 23 – N. Nuh as. menyampaikan ajaran bertaqwa kepada kaumnya
  • Asy Syu’araa (26) : 124 – Nabi Hud as. menyampaikan ajaran bertaqwa kepada kaumnya 
  • Asy Syu’araa (26) : 142 – N. Shaleh as. menyampaikan ajaran bertaqwa kepada kaumnya
  • Asy Syu’araa (26) : 161 – N. Luth as. menyampaikan ajaran bertaqwa kepada kaumnya
  • Ash Shaaffaat (37) : 123-124 – N. Ilyas as. menyampaikan ajaran bertaqwa kepada kaumnya
  • Yunus (10) : 84 – Nabi Musa as. menyampaikan ajaran bertaqwa kepada kaumnya
  • Al Maa-idah (5) : 27 – Nabi Isa menyampaikan ajaran bertaqwa kepada kaumnya

Al Baqarah (2) : 21 – Nabi Muhammad SAW menyampaikan ajaran bertaqwa kepada SELURUH UMMAT MANUSIA, bukan hanya kepada kaumnya saja (orang Quraish/Arab), sedangkan para Nabi yang lain hanya kepada kaumnya saja.

“Hai MANUSIA, sembahlah Tuhan Yang telah menciptakanmu
dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertaqwa”
Al Baqarah (2) : 21

Taqwa menjadi kriteria penilaian Allah terhadap kemuliaan manusia. Manusia dinilai mulia oleh Allah bukan berdasarkan rupa, pintar bodoh, kaya miskin, asal usul, suku bangsa dan sebagainya, melainkan hanya dari ketaqwaannya

“....Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling bertqwa di antara kamu. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”
Al Hujuraat (49) : 13

Nah, orang yang bertaqwa itu seperti apa? Ciri-ciri minimum seorang yang bertaqwa dijabarkan dalam surat Ali ‘Imran (3) : 133 – 135. Dalam ayat-ayat tersebut orang yang bertaqwa disimpulkan sebagai berikut:

  1. Bersegera memohon ampunan Allah bila berbuat dosa dan mudah meminta maaf kepada sesama manusia
  2. Mau berinfaq/sedekah dalam keadaan lapang maupun sempit
  3. Bisa menahan amarah
  4. Mudah memaafkan kesalahan orang lain
  5. Senantiasa melakukan kebaikan atau berbuat baik

Dalam bulan Ramadhan kita melatih diri untuk mencapai ke 5 kriteria tersebut di atas dengan sungguh-sungguh dan setelah Ramadhan tetap menjaga ketaqwaan bahkan harus semakin meningkat.

Allah menjanjikan ampunan bagi dosa-dosa kita setelah berpuasa, namun hanya diberikan kepada orang yang bertaqwa sebagaimana disebutkan dalam surat  Al Anfaal (8) : 29 di mana Allah menyatakan bila kita bertaqwa padaNya maka akan diberikan furqon*), dihapus segala kesalahan, dan diampuni segala dosa kita dan mendapat karunia yang besar.

*) Note: Furqon – petunjuk untuk bisa membedakan yang hak dari yang bathil. Juga berarti pertolongan.

Summary of the day: Allah menilai manusia dari ketaqwaannya kepadaNya. Puasa  di bulan Ramadhan merupakan bagian dari Rukun Islam yang merupakan momentum untuk melatih diri meningkatkan ketaqwaan kita dengan mengacu pada 5 ciri/kriteria ketaqwaan. Allah menjanjikan ampunan bagi orang ynag bertaqwa setelah berpuasa dan juga kebaikan lainnya.    

Semoga bermanfaat, Aamiin

Wassalam
H. Uno Birawan