Sunday, May 11, 2014

15 MACAM SHALAT SUNNAH

15 MACAM SHALAT SUNNAH


Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah Subhaanahu wa ta’ala, disamping shalat fardhu 5 waktu dikenal ada 15 macam shalat sunnah yang bila kita tegakkan insya Allah akan membawa kita kepada hamba yang dicintai Allah dan selalu berada dalam lindungan-Nya.

Adapun ke 15 shalat sunnah tersebut sebagai berikut:

#1 – Shalat Wudhu

Shalat sunnah dua rakaat yang bisa dikerjakan setiap selesai habis berwudhu. Niatnya: Ushalli sunnatal wudlu-i rakataini lillah ta’ala. Artinya: Aku berniat shalat sunnah wudhu dua rakaat karena Allah.

#2 – Shalat Tahiyatul Masjid

Shalat sunnah dua rakaat yang dikerjakan kala kita memasuki masjid sebelum duduk untuk menghormati masjid. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Apabila seseorang di antara kamu masuk masjid, maka janganlah hendak duduk sebelum shalat dua rakaat lebih dahulu(HR Bukhari dan Muslim). Niatnya: Ushalli sunnatal tahiyatul masjid rakataini lillahi ta’ala. Artinya: Aku berniat shalat tahiyatul masjid dua rakaat karena Allah.

#3 – Shalat Dhuha

Shalat sunnah yang dikerjakan ketika matahari baru naik. Jumlah rakaatnya minimal 2, maksimal 12. Dari Anas, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Barang siapa mengerjakan shalat dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana di syurga(HR Tarmidzi dan Abu Majah). Niatanya: Ushalli sunnatal dhuha rakataini lillahi ta’ala. Artinya: Aku berniat shalat sunnah dhuha dua rakaat karena Allah

#4 – Shalat Rawatib

Shalat sunnah yang dikerjakan mengiringi shalat fardhu.

#a – Qobliyah, adalah shalat sunnah rawatib yang dikerjakan sebelum shalat fardhu/wajib. Waktu mengerjakannya: 2 rakaat sebelum shalat shubuh dan 4 rakaat sebelum shalat dzuhur. Niatnya: Ushalli sunnatal rawatib qobliyatan shubhi/dzuhri rakataini/arba rakataini lillahi ta’ala. Artinya: Aku berniat shalat sunnah rawatib sebelum shubuh/dzuhur dua/empat rakaat karena Allah.

#b – Badiyyah, adalah shalat sunnah rawatib yang dikerjakan setelah shalat fardhu/wajib. Waktu mengerjakannya: 2 rakaat sesudah shalat dzuhur, 2 rkaat sesudah shalat maghrib dan 2 rakaat sesudah shalat isya. Niatnya: Ushalli sunnatal rawatib badiyyatan dzuhri/ashari/maghribi rakataini lillahi ta’ala. Artinya: Aku berniat shalat sunnah rawatib setelah shalat dzuhur/ashar/maghrib 2 rakaat karena Allah.  

#5 – Shalat Tahajjud

Shalat sunnah yang dikerjakan setelah tengah malam dan sebaiknya setelah tidur. Jumlah rakaat, minimal 2 dengan maksimal sebatas kemampuan kita. Keutamaan shalat tahajjud ini diterangkan dalam Al-Qur’an: “Dan pada sebagian malam hari bershalat tahajjudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji~ QS 17 – Al Israa’ : 79 ~ Niatnya: Ushalli sunnatal tahajjud rakataini lillahi ta’ala. Artinya: Aku berniat shalat sunnah tahajjud 2/4/8 karena Allah.

#6 – Shalat Istiqarah

Shalat sunnah dua rakaat untuk meminta petunjuk yang baik, apabila kita memiliki beberapa pilihan atau ragu dalam mengambil keputusan. Sebaiknya dikerjakan di 2/3 akhir malam. Niatnya: Ushalli sunnatal istiqarah rakataini lillahi ta’ala. Artinya: Aku berniat shalat sunnah istiqarah karena Allah.

#7 – Shalat Hajat

Shalat sunnah dua rakaat untuk memohon agar hajat kita dikabulkan atau diperkenankan oleh Allah Subhaanahu wa ta’ala. Jumlah rakaatnya minimal 2 dan maksimal 12 rakaat dengan salam setiap 2 rakaat. Niatnya: Ushalli sunnatal hajati rakataini lillahi ta’ala. Artinya: Aku berniat shalat sunnah hajat dua rakaat karena Allah.

#8 – Shalat Mutlaq

Shalat sunnah tanpa sebab (spontan) dan tidak ditentukan waktunya, juga tidak dibatasi jumlah rakaatnya. Shalat sunnah ini suatu perkara yang baik, banyak atau sedikit (Al Hadits). Niatnya: Ushalli sunnatal rakataini lillahi ta’ala. Artinya: Aku berniat shalat sunnah dua rakaat karena Allah.

#9 – Shalat Taubat

Shalat sunnah yang dilakukan setelah merasa berbuat dosa kepada Allah Subhaanahu wa ta’ala agar mendapat ampunanNya. Niatnya: Ushalli sunnatal taubati rakataini lillahi ta’ala. Artinya: Aku berniat shalat sunnah taubat dua rakaat karena Allah.

#10 – Shalat Tasbih

Shalat sunnah yang dianjurkan dikerjakan setiap malam, jika tidak bisa seminggu sekali atau paling tidak satu kali seumur hidup. Shalat ini sebanyak 4 rakaat, dengan ketentuan, bila dikerjakan pada siang hari cukup dengan sekali salam. Kalau dikerjakan pada malam hari dengan 2 salam. Niatnya: Ushalli sunnatan tasbihi rakataini lillahi ta’ala. Artinya: Aku berniat shalat sunnah tasbih 2 rakaat karena Allah.

Usai membaca surah Al Fatehah membaca tasbih 15 kali
Setelah ruku’ dan membaca doa ruku’ membaca tasbih 10 kali
Setelah itidal dan membaca doa itidal membaca tasbih 10 kali
Setelah sujud dan membaca doa sujud membaca tasbih 10 kali
Setelah membaca doa duduk antara dua sujud membaca tasbih 10 kali
Setelah sujud kedua dan membaca doa sujud membaca tasbih 10 kali
Jumlah keseluruhan tasbih sebanyak 75 kali setiap rakaatnya

Lafal bacaan tasbih yang dimaksud: Subhaanallah wal hamdulillah wa laa ilaaha illallahu wallahu akbar. Artinya: Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar

#11 – Shalat Tarawih

Shalat sunnah sesudah shalat Isya pada bulan Ramadhan. Mengenai bilangan rakaatnya disebutkan dalam beberapa hadits.

Yang dikerjakan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, baik pada bulan Ramadhan atau lainnya tidak lebih dari sebelas rakaat (HR Bukhari).
Dari Jabir, Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah shalat bersama-sama mereka delapan rakaat, kemudian beliau shalat witir (HR Ibnu Hiban)

Pada masa khalifah Umar bin Khatab shalat tarawih dikerjakan sebanyak 20 rakaat dan hal ini tidak dibantah oleh para sahabat terkenal dan terkemuka. Kemudian pada jaman Umar bin Abdul Aziz bilangannya dijadikan 36 rakaat. Dengan demikian bilangan rakaatnya tidak ditetapkan secara pasti dalam syara, jadi tergantung pada kemampuan kita masing-masing, asal tidak kurang dari 8 rakaat. Niat shalat tarawih: Ushalli sunnatan tarawih rakataini (Imamam/makmuman) lillahi ta’ala. Artinya: Aku berniat shalat sunnah tarawih rakataini lillahi ta’ala

#12 -  Shalat Witir

Shalat sunnah muakad (dianjurkan) yang biasanya dirangkaikan dengan shalat tarawih. Bilangan shalat witir: 1, 3, 5, 7 sampai 11 rakaat

Dari Abu Aiyub, berkata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam: “Witir itu hak, maka siapa yang suka mengerjakan lima kerjakanlah. Siapa yang suka mengerjakan tiga, kerjakanlah. Dan siapa yang suka satu, maka kerjakanlah(HR Abu Dawud dan Nasai)

Dari Aisyah, adalah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam shalat sebelas rakaat di antara shalat isya dan terbit fajar. Beliau memberi salam setiap dua rakaat dan yang penghabisan satu rakaat (HR Bukhari dan Muslim)

Niatnya: Ushalli sunnatal witir rakataini lillahi ta’ala. Artinya: Aku benriat shalat sunnah witir karena Allah.

#13 – Shalat Hari Raya

Ini meliputi Shalat Idul Fitri pada 1 Syawal dan Idul Adha pada 10 Dzulhijah. Hukumnya sunnah muakad (dianjurkan)
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak, maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah~ QS 108 – Al-Kautsar : 1-2 ~

Dari Ibnu Umar, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, Abu Bakar, Umar pernah melakukan shalat pada dua hari raya sebelum berkhutbah (HR Jamaah)

Niat shalat Idul Fitri: Ushalli sunnatal Iidil fitri rakataini imamam/ makmumam lillahi ta’ala. Artinya: Aku berniat shalat sunnah idul fitri dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah

Niat shalat Idul Adha: Ushalli sunnatal Iidil adha rakataini imamam/ makmumam lillahi ta’ala. Artinya: Aku berniat shalat sunnah idul adha dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah

Waktu shalat hari raya adalah setelah terbit matahari sampai condongnya matahari. Syarat, sukun dan sunnahnya sama seperti shalat yang lainnya. Hanya ditambah beberapa sunnah sebagai berikut:

  1. Berjamaah
  2. Takbir 7 kali pada rakaat pertama dan takbir 5 kali pada rakaat kedua
  3. Mengangkat tangan setinggi bahu pada setiap takbir
  4. Setelah takbir yang kedua sampai takbir yang terakhir membaca tasbih
  5. Membaca surat ke-50 Qaaf di rakaat pertama dan surat ke-54 Al-Qamar di rakaat kedua. Atau surat ke-87 Al-A’laa di rakaat pertama dan surat ke-88 Al Ghaasyiyah
  6. Imam menyaringkan bacaannya
  7. Khutbah dua kali setelah shalat sebagaimana shalat Jum’at
  8. Pada khutbah Idul Fitri memaparkan tentang zakat fitrah dan pada khutbah Idul Adha tentang hukum-hukum qurban
  9. Mandi, berhias, memakai pakaian sebaik-baiknya
  10. Makan terlebih dahulu pada shalat Idul Fitri, dan membelakangkan makan setelah shalat Idul Adha

#14 – Shalat Khusuf

Shalat sunnah bila terjadi gerhana bulan atau matahari, minimal 2 rakaat.
Cara mengerjakannya:
  1. Shalat dua rakaat dengan 4 kali ruku’ yaitu pada rakaat pertama. Setelah ruku’ dan itidal membaca surat Al Fatehah lagi, kemudian ruku’ dan itidal kembali. Setelah itu sujud sebagaimana biasa. Begitu pula pada rakaat kedua.
  2. Disunnahkan membaca surat yang panjang, sedang membacanya pada waktu gerhana bulan harus nyaring, sedangkan pada gerhana matahari sebaliknya

Niatnya: Ushalli sunnatal khusufi rakataini lillahi ta’ala. Aku berniat shalat sunnah gerhana bulan dua rakaat karena Allah

#15 – Shalat Istiqa

Shalat sunnah yang dikerjakan untuk memohon hujan kepada Allah Subhaanahu wa ta’ala. Niatnya: Ushalli sunnatal istqaa rakataini (imamam/makmuman) lillahi ta’ala. Aku berniat shalat sunnah istiqaa dua rakaat karena Allah

Syarat-syarat mengerjakan shalat istiqa:

  1. Tiga hari sebelumnya agar ulama memerintahkan umatnya bertaubat dengan berpuasa dan meninggalkan segala kedzaliman serta menganjurkan beramal saleh. Sebab menumpuknya dosa itu mengakibatkan hilangnya rezeki dan datangnya murka Allah. Apabila kami hendak membinasakan suatu negeri, maka lebih dulu kami perbanyak orang-orang yang fasik, sebab karena kefasikannyalah mereka disiksa., lalu kami robohkan (hancurkan) negeri mereka sehancur-hancurnya (QS 17 – Al Israa’ : 16)

  1. Pada hari keempat semua penduduk termasuk yang lemah dianjurkan pergi ke lapangan dengan pakaian sederhana dan tanpa wangi-wangian untuk shalat istiqa

  1. Usai shalat diadakan khutbah dua kali. Pada khutbah pertama hendaknya membaca istighfar 9 kali dan pada khutbah kedua 7 kali

Pelaksanaan khutbah istiqa berbeda dengan khutbah lainnya. yaitu:

a.   Khatib disunnahkan memakai selendang
b.   Isi khutbah menganjurkan banyak beristighfar, dan berkeyakinan bahwa Allah Subhaanahu wa ta’ala akan mengabulkan permintaan mereka
c.   Saat berdoa hendaknya mengangkat tangan setinggi-tingginya
d.   Saat berdoa pada khutbah kedua, khatib hendaknya menghadap kiblat membelakangi makmumnya.

Itulah ke limabelas macam shalat sunnah yang bisa kita kerjakan untuk maraih cinta Allah kepada kita. Ada baiknya pula kita bisa segera melatih diri mengerjakan shalat-shalat sunnah tersebut menjelang bulan Ramadhan yang tinggal beberapa bulan lagi. Insya Allah kita bisa memaksimalkan ibadah kita di bulan Ramadhan yang penuh dengan berkah dan ampunan Allah Subhaanahu wa ta’ala.

Semoga bermanfaat

Wasallam,
Mimuk Bambang Irawan
Jakarta, 12 Mei 2014

No comments:

Post a Comment