Thursday, June 16, 2016

MEMULIAKAN ANAK ANAK DI MASJID

Memuliakan Anak Anak di Masjid
DIBUTUHKAN MASJID YANG RAMAH ANAK 
by : bendri jaisyurrahman (twitter : @ajobendri)

Saya ingin berbagi pengalaman kawan saya yang berjuang agar anak-anak punya hak untuk berada di dalam masjid
Sudah bukan menjadi rahasia lagi betapa kadang anak-anak kehadirannya tidak begitu diharapkan di dalam masjid. Anak-anak dianggap pengganggu kekhusyukan dalam beribadah. Sehingga bahkan ada masjid yang terang-terangan menulis larangan anak masuk masjid. Bahkan pula ada orang dewasa yang tak segan-segan menghardik dan mengancam mereka jika bermain dan bercanda. Masjid pun menjadi tempat menyeramkan
Anak-anak pun mencari tempat alternatif hiburan. Pilihannya playstation dan game online. Permainan menyenangkan. Penjaganya pun menyambut ramah. Akhirnya pihak masjid pun susah mencari kader remaja masjid. Banyak remaja yg menolak, sebab waktu kecil selalu dimusuhi saat di masjid
Sifat Allah Yang Maha Rahman tak muncul dalam perilaku sebagian pengurus masjid yang galak dan suka membentak anak. Anak-anak menjadi lebih mengenal Allah yang Mahakeras siksanya dibandingkan Maha RahimNya. Sebab mereka banyak dihukum dan dimarahi jika bermain-main di masjid
Pun jika ada anak yang sungguh-sungguh ibadah. Ternyata banyak mereka yang tak dibolehkan ada di shaf depan. Padahal mereka datang sejak awal. Bukankah hak untuk berada di shaff depan adalah bagi mereka yang datang duluan, bukan berdasarkan usia?
Kadang saat shalat Jum’at pun, khatib lupa menyapa anak-anak. Lebih fokus kepada jamaah dewasa. Anak-anak dianggap warga kelas dua.
Masjid sebagai pusat display agama, seharusnya menjadi tempat untuk mengajarkan hakikat islam sesungguhnya : kasih sayang dan keramahan, dalam hal ini memuliakan anak-anak di masjid. Tidak berminatnya remaja saat ini terhadap Islam, sebagian besar karena trauma di masa kecil akan tampilan Islam khususnya di masjid. Akhirnya masjid kalah bersaing dengan mall, warnet dan tempat permainan lain dimana penjaganya ramah dan murah senyum
Banyak jamaah berebut menjalankan sunnah di masjid. Lupa akan sunnah yang lain yang diajarkan rasul: memuliakan anak-anak di masjid.
Sungguh indah saat rasul membawa cucunya, Umamah dan Husain ke masjid. Digembirakan mereka dengan digendong seraya bermain di masjid. Demi memuaskan Husain bermain di masjid, Rasul melamakan sujudnya agar ia puas menungganginya seperti kuda. Tak memarahinya. Sahabat menduga lamanya sujud akibat datangnya wahyu. Mereka salah. Rasul menyengajakannya supaya anak-anak puas bermain di masjid
Kisah-kisah Rasul yang memuliakan anak di masjid mungkin jarang terdengar atau sengaja dilupakan sebagian orang. Padahal mereka mengaku pencinta rasul
Alhamdulillah setelah banyak dialog dengan pengurus masjid yang melarang anak-anak, akhirnya ada juga yang tercerahkan meski awalnya marah-marah. Bahkan ada yang berinisiatif membuat area bermain bagi anak-anak serta menyediakan pampers bagi mereka
Biarlah anak betah bermain di masjid daripada memilih bermain di tempat lain yang menjauhkan mereka dari agama. Jika sudah merasa nyaman di masjid. Barulah buat peraturan. Kapan harus bermain dan kapan harus ibadah. Mereka tentu bisa menerima.
Betapa indahnya jika kita lihat anak-anak saat waktu luang, izin ke ortunya untuk pergi ke mesjid. Berlama-lama disana. Masjid pun ramai. Orang dewasa lain yang malas ke masjid pun jadi bergairah melihat masjid yg ramai. Jadilah setiap masyarakat memakmurkan masjid. Jika masjid ramai, maka tak ada lagi yang ribut dengan konser lady gaga atau sejenisnya. Sebab masyarakat sepakat menolak. Mereka semua hatinya terpaut ke masjid.
Jadi dari sekarang, mari buat masjid sebagai tempat yang nyaman, ramah, bersih dan menyenangkan bagi anak-anak. Kelak mereka yang akan memakmurkan masjid. Jika sudah terlanjur, bikin iklan ke warnet-warnet dan gameonline, bahwa masjid sekarang asyik lho. Bahkan punya area bermain. Niscaya warnet sepi.
Mudah-mudahan ada pengurus masjid yang baca postingan ini dan memulai gerakan memuliakan anak di masjid. Saya berdoa semoga terwujud.
Aamiin ya Rabbal’aalamiin

No comments:

Post a Comment