Monday, June 18, 2018

MISKIN YANG SESUNGGUHNYA

MISKIN YANG SESUNGGUHNYA
Dari Abu Hurairah RA  bahawa Rasulullah SAW bersabda: "Bukanlah orang yang dikatakan miskin itu orang yang berkeliling meminta-minta kepada manusia satu dua suap makanan atau satu-dua kurma. Akan tetapi yang dikatakan miskin adalah orang yang tidak mendapatkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya dan tidak diketahui kondisi kemiskinannya,  lalu ia diberi  sedekah, ia tidak mau meminta–minta  sedekah kepada orang-orang”. (HR Bukhari No: 1385) Status: Hadis Sahih
Kandungan hadits:
1.  Kemiskinan bukan suatu penghinaan, karena rezeki itu karunia Allah yang dibagi dengan kadar yang tidak sama antara makhluk. Ada yang mendapat banyak dan ada yang sedikit. Kesemuanya mengandung hikmah di sisi Allah sebagai ujian kepada manusia.
2.  Orang yang meminta sedekah dengan mengharapkan sesuap makanan namun tidak mau berusaha untuk mendapatkan rezeki untuk keperluan hidup, belum dianggap miskin. Mereka ini pemalas dan bukan Muslim yang mulia.
3.  Meminta sesuap makanan dengan cara meminta sedekah atau mengemis dengan tidak berusaha, maka akan datang di hari kiamat dengan wajah tidak berkulit.
4.  Orang yang tidak mendapat sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya, tetapi ia tidak mau menampakkan kemiskinannya  dengan meminta-minta hingga orang menganggap ia tidak memerlukan bantuan. Ia memiliki sifat mulia diri dan tidak mahu menghina diri dengan mengemis atau meminta-minta, dia berusaha bekerja mendapatkannya. Inilah orang yang benar-benar miskin.
Allah berfirman: (Berinfaklah) kepada orang-orang fakir miskin yang telah menentukan dirinya (dengan menjalankan khidmat atau berjuang) di jalan Allah (membela Islam) yang tidak berupaya di muka bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya kerana mereka memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak ~QS 2 - Al-Baqarah : 273~
5.  Semulia-mulia orang yang miskin ialah mereka yang tidak  meminta-minta tetapi sekuat mungkin bekerja mencari yang halal walaupun pendapatan tidak mencukupi. Namun untuk meminta-minta, sangat tabu bagi mereka. Mereka inilah yang paling layak diberi zakat dan dibantu. Mereka layak diberi modal dari zakat, jangan cuma dikasih 2,5 kg karena hal demikian menyakitkan baginya, tetapi kasihlah modal untuknya berupa beras 25 ton untuk diputar menjadi modal bergulir.
6. Kemiskinan bukan alasan untuk meminta-minta, karena meminta dan mengemis itu adalah pekerjaan yang hina. Jangan termasuk orang yang menghinakan diri, yaitu ketika bersedekah yang bukan pada tempatnya dengan memberikan uang recehan kepada pengemis di perempatan jalan atau sekitar lampu lalulintas, karena selama ini menurut amatan penulis mereka asyik merokok, minum juice, makan dan minum dengan bangganya selama dibulan Ramadhan ini.
7.  Berusaha dan bekerjalah karena itu adalah pekerjaan mulia. Pekerjaan nya para Nabi, seperti sabda Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam berikut ini.
Dari al-Miqdam Radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah seorang (hamba) memakan makanan yang lebih baik dari hasil usaha tangannya (sendiri), dan sungguh Nabi Dawud ‘alaihissalam makan dari hasil usaha tangannya (sendiri)” (HR. Al-Bukhari)
Firman Allah Subhanahu wata'ala yang berkaitan dengan tema hadits tersebut, yang menjelaskan pujian Allah terhadap hamba-Nya yang mencari rizki yang halal, tetapi tetap khusu dalam menjalankan ketaatan: Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat. Mereka takut pada hari (pembalasan) yang (pada saat itu) hati dan penglihatan menjadi goncang” ~ QS 24 - An-Nuur : 37 ~

No comments:

Post a Comment