Thursday, January 7, 2016

MUSAFIR CERDAS

Musafir Cerdas 

Seorang musafir lewat di suatu kampung. Ia melihat penduduk kampung lagi berkumpul ramai sekali. Mereka sepertinya lagi mengadakan musyawarah besar.
Setelah mencari tahu, ternyata penduduk kampung itu lagi membicarakan siapa yang mau menjadi ketua kampung. Ia menjadi heran, kenapa orang-orang ini justru mencari siapa yang mau menjadi pemimpin, karena menurut kebiasaan orang malah rebutan untuk jadi pemimpin.
Rupanya ada suatu tradisi aneh di kampung itu. Setiap seorang pemimpin, setelah selesai menjalankan tugasnya sebagai pemimpin, ia akan dibuang ke suatu tempat yang sangat berbahaya. Di padang pasir yang dipenuhi binatang buas dan berbisa. Setiap orang yang masuk ke sana mustahil bisa keluar lagi dengan selamat.
Setelah berpikir sejenak musafir itu menawarkan diri untuk jadi pemimpin di kampung itu. Tentu saja penduduk kampung menjadi heran sekaligus senang. Dengan penuh yakin ia menanda tangani perjanjian untuk menjadi pemimpin dan siap dibuang setelah 10 tahun menjalankan tugas.
Namun musafir ini ternyata seorang yang sangat cerdas. Pantas sekali ia berani menawarkan diri jadi pemimpin negeri itu.
Di tahun pertama dan kedua musafir itu mengumpulkan dana yang sangat besar. Pada tahun ketiga ia menugaskan orang untuk membuat jalan ke padang pasir tempat yang akan dijadikan tempat pembuangannya. Tahun keempat ia membersihkan tempat itu dari binatang buas dan berbisa. Tahun kelima ia memerintahkan orang untuk mengalirkan air dan menanaminya dengan berbagaimacam tumbuh-tumbuhan. Tahun keenam sampai kedelapan ia menyulap daerah itu menjadi kota yang sangat megah dan membuat istana yang indah untuk tempat ia ketika dibuang nanti.
Akhirnya pada tahun kesembilan musafir cerdas itu justru merindukan jabatannya segera berakhir, karena ia tidak sabaran lagi untuk menempati rumah masa depannya.
Itulah gambaran kita dalam kehidupan dunia fana ini dan nanti di akhirat yang kekal.
Pada hakikatnya, kita semua adalah pemimpin (ro'in) yang akan  dimintai pertanggung-jawabannya nanti atas kepemimpinannya...
"Kullukum ro'in wakullukum mas ullun 'an ro'iyatih
Hidup di dunia yang tidak lama dan sangat sebentar ini, mari persiapkanlah bekal untuk akhirat...
Kata Nabi Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam....
"Umuro ummati baina sittina wasab'inna sannatan” Umur-nya umatku antara 60 sampai 70 tahun. Sekarang umur kita sudah berapa? Tinggal berapa? Iya jika jatah umur kita sampai 60-70 tahun. Lantas jika umur kita kurang dari itu sudah siapkah kita..?
Ternyata hari telah asar. Bahkan menjelang maghrib..?
Bagi orang yang sadar. Orang yang merasa cemas akan KEMATIAN karena ia membiarkan rumah masa depannya dipenuhi binatang buas dan berbisa. Semasa hidupnya di dunia fana, tidak pernah mempersiapkannya untuk kehidupan akhirat yg kekal abadi. 
Dihabiskannyalah waktu didunia untuk sesuatu yg tidak begitu bermanfaat. Rumahnya hancur berantakan, bahkan dipenuhi api. Umurnya habis hanya untuk urusan dunia semata... Tanpa sadar telah Diperbudak dunia Tapi bila kita persiapkan dengan segala amal shaleh, dengan ibadah yang benar,justru akan membuat kerinduan untuk segera menuju ke sana. Ia malah merasa asing dan tidak betah di dunia yang fana ini, karena harap menempati kampung nan indah di seberang sana.
Orang yang cerdas adalah orang yang selalu mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat yang tiada berakhir (setelah kematian).
"Alkayyisu man dana nafsahu wa amila limaa ba'dal maut”.
Dan orang yang teramat bodoh adalah orang yang mengorbankan kehidupan yang abadi demi kesenangan yang hanya sekejap. Tersibukkan dunia semata. Menumpuk numpuk harta yang pasti akan ditinggalkannya saat ajal menjemputnya. Hanya mengagung-agungkan dan mengagumi dunia saja. Tidak mempersiapkannya untuk kehidupan akherat yg abadi. Senang dunia dan takut mati.
Mudah mudahan kita termasuk orang orang yg cerdas yang selalu mempersiapkan untuk kehidupan akhirat...
Silahkan, hidup adalah pilihan. Kita tinggal memilih, apakah mau menjadi musafir yang cerdas atau yang bodoh.
Semoga bermanfaat...
Wa'alaikumusallam wa rahmatullahi wa barakatuh

No comments:

Post a Comment