Thursday, June 15, 2017

DAKWAH PARA RASUL KARENA ALLAH SEMATA

KAJIAN AL QUR’AN
DAKWAH PARA RASUL KARENA ALLAH SEMATA
Pengajian Subuh Masjid At-Taubah – Ustadz Abdullah Amin – Bekasi, 15 Juni 2017
Allah mengutus para nabi untuk menyampaikan khabar gembira dan memberi peringatan. Dalam melaksanakan tugasnya para nabi/rasul di bekali KITAB (bentuk tunggal, berarti satu kitab) bukan KITAB-KITAB (bentuk jamak, yang artinya banyak kitab dengan isi yang berbeda). Ini menekankan bahwa KITAB yang dibawa para nabi isinya sama. Sama pesannya, sama peringatannya dan menerangkan tentang kebenaran yang sama. (QS 2: 213), (QS 57: 25).
Dalam mengemban tugas dari Allah untuk menyampaikan khabar gembira dan memberi peringatan, Allah mengingatkan para rasul untuk tidak meminta upah atau imbalan dan melakukannya dengan harapan para pengikutnya akan patuh kepada Allah dan rasul-Nya (QS 25: 56-57) serta kasih sayang dalam kekeluargaan (QS 42: 23)
Nabi Nuh meminta kaumnya untuk bertaqwa kepada Allah dan dirinya, dan menegaskan bahwa dia tidak meminta imbalan atau upah dari kaumnya, melainkan hanya dari Allah semata  (QS 26 : 106-109),  demikian pula pesan Nabi Hud kepada kaum A’ad (QS 26 : 123-127), Nabi Shaleh kepada kaum Tsamud (QS 26 : 141-145), Nabi Luth kepada kaumnya yang homosex (QS 26 : 160-164), Nabi Syu’aib kepada penduduk Aikah (QS 26 : 176-180).
Pokok inti dari peringatan Allah yang disampaikan para rasul itu adalah; siapa yang ingkar terhadap Allah (zalim) akan menerima siksa di akhirat, sedangkan yang saleh, beriman kepada Allah dan mengerjakan amal saleh, kelak di akhirat akan mendapat karunia yang sangat besar yaitu masuk surga. (QS 42: 22-23).
Walau sudah diberi peringatan masih banyak orang (sampai sekarang) yang tidak atau kurang yakin adanya akhirat. Fokusnya hanya pada kehidupan di dunia dan tidak mengikuti tuntunan Al Qur’an sebagai pedoman hidup di dunia dan di akhirat. Keyakinan yang berfokus hanya pada kehidupan dunia akan merugi karena menghilangkan kesempatan untuk mendapat kehidupan akhirat yang baik (surga). Sedangkan bagi mereka yang beriman pada Allah dan menyiapkan diri untuk kehidupan akhirat akan beruntng (QS 42: 20).
Ajakan kepada penganut Injil dan Kitab Sebelum Turunnya Al-Qur’an
Al Qur’an yang dibawa oleh Rasulullah, Nabi terakhir yang diutus Allah, adalah kitab yang membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian (baca: sebagai acuan kebenaran) terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka para penganut Injil dan kitab-kitab lain diajak untuk memutuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan (Al Qur’an) dan tidak mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepada mereka. (QS 5: 46-48)
Kutipan ayat Al Qur’an yang menegaskan firman Allah tentang Dakwah Para Rasul Karena Allah Semata:
“Manusia adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para Nabi sebagai pemberi khabar gembira dan peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka KITAB dengan benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidakklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka KITAB, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman tentang kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-nya”~ QS (2) Al Baqarah : 213 ~
-------------------------------------------------------------------------------------
[56] “Dan tidaklah Kami mengutus kamu melainkan hanya sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan
[57] Katakanlah: “Aku tidak meminta upah sedikitpun kepada kamu dalam menyampaikan risalah itu, melainkan (mengharapkan kepatuhan) orang-orang yang mau mengambil jalan kepada Tuhannya  ~ QS (25) Al Furqaan : 56-57 ~
-------------------------------------------------------------------------------------
“Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka: “Mengapa tidak bertaqwa? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertaqwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak meminta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam” ~ QS (26) Asy Syu’araa’ : 106-109 ~
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kaum ‘Aad telah mendustakan para rasul. Ketika saudara mereka Hud berkata kepada mereka: “Mengapa kamu tidak bertaqwa? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu. Maka bertaqwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan sekali-kali aku tidak meminta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam”  ~ QS (26) Asy Syu’araa’ : 123-127 ~
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kaum Tsamud telah mendustakan rasul-rasul. Ketika saudara mereka, Shaleh berkata kepada mereka: “Mengapa kamu tidak bertaqwa? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu. Maka bertaqwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku Dan sekali-kali aku tidak meminta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam” ~ QS (26) Asy Syu’araa’ : 141-145 ~
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kaum Luth telah mendustakan rasul-rasul. Ketika saudara mereka, Luth berkata kepada mereka: “Mengapa kamu tidak bertaqwa? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu. Maka bertaqwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku Dan sekali-kali aku tidak meminta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam” ~ QS (26) Asy Syu’araa’ : 160-164 ~
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Penduduk Aikah 1089) telah mendustakan rasul-rasul. Ketika Syu’aib berkata kepada mereka: “Mengapa kamu tidak bertaqwa? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu. Maka bertaqwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku Dan sekali-kali aku tidak meminta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam” ~ QS (26) Asy Syu’araa’ : 176-180 ~

1089) Yang dimaksud dengan “Penduduk Aikah” ialah penduduk Mad-yan yaitu kaum nabi Syu’aib a.s.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
[22] “Kamu lihat orang-orang yang zalim sangat ketakutan karena kejahatan-kejahatan yang telah mereka kerjakan, sedang siksaan menimpa mereka. Dan orang-orang yang saleh (berada) di dalam taman-taman surga, mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki di sisi Tuhan mereka. Yang demikian itu adalah karunia yang besar.
[23] Itulah (karunia) yang (dengan itu) Allah menggembirakan hamba-hamba-Nya yang beriman dan mengerjakan amal saleh. Katakanlah “Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan”. Dan siapa yang mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri 1345) ~ QS (42) Asy Syuura : 22-23 ~

1345) lihat catatan kaki no. 104 – Allah mensyukuri hamba-Nya: memberi pahala terhadap amal-amal hamba-Ny, memaafkan kesalahannya, menambah nikmat-Nya dan sebagainya
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Barangsiapa menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat”  ~ QS (42) Asy Syuura : 20 ~
---------------------------------------------------------------------------------------------
“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul dengan membawa bukti yang nyata dan telah kami turunkan bersama mereka AL KITAB dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan... “ ~ QS (57) Al Hadiid : 25 ~
---------------------------------------------------------------------------------------------
[46] “Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israil) dengan ‘Isa putera Mayam, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertaqwa
[47] Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya 419). Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik 420)
[48] Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian 421) terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu 422), Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu”  ~ QS (5) Al Ma’idah : 46-48 ~

419) Pengikut-pengikut Injil itu diharuskan memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalam Injil itu, sampai kepada masa diturunkan Al Qur’an
420) Orang yang tidak memutuskan perkara menurut hukum Allah ada tiga macam: a. Karena benci dan ingkarnya kepada hukum Allah, orang yang semacam ini kafir (QS 5 ; 44). b. Karena menurut hawa nafsu dan merugikan orang lain dinamakan zalim (QS 5 : 45). Karena fasik sebagaimana ditunjuk oleh QS 5 : 47 ini.
421) Maksudnya: Al Qur’an adalah ukuran untuk menentukan benar-tidaknya ayat-ayat yang diturunkan dalam kitab-kitab sebelumnya
422) Maksudnya: Umat Nabi Muhammad s.a.w. dan umat-umat sebelumnya
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Perkara Zakat (Sesi Tanya Jawab)

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan 658) dan mensucikan 659) mereka, dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka, dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui   ~ QS (9) At Taubah : 103 ~

658) Maksudnya: zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebihan terhadap harta benda
659) Maksudnya: zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan memperkembangkan harta benda mereka
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Disarikan oleh H. R. Mimuk Bambang Irawan - Jakasampurna, Rabu, 15 Juni 2017

No comments:

Post a Comment