Monday, June 12, 2017

REJEKI ALLAH

KAJIAN AL QUR’AN
REJEKI ALLAH
Pengajian Subuh Masjid At-Taubah – Ustadz Abdullah Amin – Bekasi, Senin, 12 JUNI 2017

Sering ada pertanyaan, mengapa rejeki seorang muslim kelihatannya tidak sebanyak non-muslim. Di dunia ini banyak orang non-muslim yang memiliki kekayaan berlimpah, memiliki usaha yang lebih sukses dan boleh dibilang menguasai perekonomian (bukan hanya di Indonesia tapi secara global). Apakah karena yang non-muslim lebih rajin dan istiqomah dalam berusaha, lebih pintar berdagang, lebih berani mengambil resiko, lebih kreatif dalam mencari terobosan usaha baru, atau mungkin lebih “licik” dan sebagainya dibanding muslim? Mungkin ya mungkin juga tidak ...
Dalam Al Qur’an disebutkan bahwa orang-orang non-muslim (kafir) cenderung untuk memperindah kehidupan dunia (QS 2 : 212). Dan supaya hidup di dunia ini bisa nyaman, maka mereka berusaha keras untuk mendapatkan kenikmatan di dunia dengan berbagai cara, antara lain mengembangkan berbagai ilmu (teknologi & sains, ekonomi dan sosial), membangun berbagai sistim untuk meningkatkan kekayaan (perbankan, perdagangan, transportasi, tekonolgi informasi dsb.), berinovasi dalam berbagai fasilitas dan peralatan yang dapat mempermudah kehidupan di dunia (kendaraan darat-laut-udara, jalan tol, robot, apartemen/kondomium, dsb).  
Walau dalam abad-abad awal berkembangnya Islam, banyak dilahirkan tokoh muslim sebagai pelopor-pelopor ilmu dan sains seperti Abbas bin Firnas (Sang Penerbang Pertama), Al Jazari (Sang Insinyur Mesin), Ibnu Sina (Bapak Kedokteran), Az Zahrawi (Sang Dokter Bedah), Fatimah Al Fitri (Ibu Pendiri Universitas), Ibnu Al Haytham (Bapak Optik), Ibnu Battuta (Sang Penjelajah Dunia), Jabir ibnu Hayan (Bapak Distilasi), Mimar Sinan (Sang Arsitek), dan Laksamana Cheng Ho (Pelaut Pembawa Pesan Kedamaian) – Baca blogku http://risalahmutiaratauhid.blogspot.co.id/2016/02/10-penemu-muslim.html, namun setelah abad ke 16 tidak ada lagi partisipasi dunia Islam dalam pengembangan peradaban dunia. Negara-negara Islam hanya menjadi obyek bagi kemakmuran (karena kekayaan minyak dan gas buminya) oleh negara-negara barat yang non-muslim. Bahkan dieksploitasi sebagai bangsa yang mudah diadu domba dan difitnah. Sungguh ironis dan tragis. (QS 2 : 212)
Walaupun demikian Allah SWT-lah yang menentukan diberikannya rejeki bagi setiap manusia. Ini artinya rejeki untuk kaum muslimin maupun yang non-muslim sesuai yang dikehendakiNya. (QS 2 : 212)
Pada dasarnya rejeki itu bisa datang sendiri maupun rejeki yang diusahakan. Ada rejeki yang tanpa diusahakan akan kita terima dari Allah SWT tanpa dihisab (QS 3 : 37). Orang-orang ini adalah mereka yang yang selalu ingat Allah, tidak mengutamakan perniagaan dan pekerjaannya, menunaikan shalat dan membayar zakat. Mereka inilah yang dikarunia rejeki sesuai kehendak-Nya tanpa batas. (QS 24 :37-38)
Tentu saja kita tidak bisa hanya mengharapkan rejeki dari belas kasih Allah. Karena memang rejeki dari Allah itu bentuknya bukan hanya uang, tapi bisa dalam bentuk lain seperti kesehatan, pasangan yang soleh/solehah, rumah tangga yang samara, keturunan yang baik, meningkatnya karir, perasaan bahagia, kesehatan, pertemanan yang menyenangkan dll.  Kita perlu untuk mencari uang untuk kebutuhan keluarga dengan berkarya sesuai kemampuan yang ada pada kita.
Kapan kita berkarya mencari rejeki untuk diri sendiri dan keluarga?
Allah SWT telah berfirman, bahwa waktu yang baik adalah di waktu siang, bukan malam hari. (QS 78 : 8-11), (QS 17 : 12). Bila berkarya dengan ikhlas karena Allah dan senantiasa bertawakal kepada Allah maka Allah menjanjikan rejeki yang bisa dari arah yang tidak disangka-sangka dan selalu dicukupkan keperluannya (QS 65 – 2-3). Perlu kita ingat bahwa perintah untuk mencari rejeki setelah kita menunaikan shalat (QS 62 : 10). Utamanya adalah shalat malam, qiyamul lail sebagaimana yang diperintahkanNya (QS 73 : 1-7, 20). Seringkali karena fokus pada tugas dan pekerjaan kita lupa untuk shalat, apalagi untuk shalat malam yang sifatnya sunnah, sehingga kita menjadi kurang beruntung dalam mencari rejeki.
Allah sendiri yang membagi rejeki bagi seseorang, apakah dia muslim maupun non-muslim. Kenapa?
Karena kalau manusia diserahin untuk membagi rejeki, maka akan kacau dan tidak adil karena ada sifat kikir pada manusia (QS 17 : 100)
Kutipan ayat Al Qur’an yang menegaskan firman Allah tentang Rejeki:
 “Kehidupan di dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertaqwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rejeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas ~ QS (2) Al Baqarah : 212 ~
--------------------------------------------------------------------------------------
“ ... Setiap Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakaria berkata: “Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?” Maryam menjawab: “Makanan ini dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah memberi rejeki kepada siapa yang dikehendakiNya tanpa hisab ~ QS (3) Ali Imran : 37 ~
--------------------------------------------------------------------------------------
“Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang(di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. (Mereka mengerjakan yang demikian itu) supaya Allah memberi balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rejeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas ~ QS (24) An Nuur : 37-38 ~
--------------------------------------------------------------------------------------
“... dan Kami jadikan kamu berpasang-pasangan, dan kami jadikan tidurmu untuk istirahat, dan kami jadikan malam sebagai pakaian 1547), dan kami jadikan siang untuk mencari penghidupan” ~ QS (78) An-Naba : 8-11 ~
1547) Malam itu disebut sebagai “pakaian” karena malam itu gelap menutupi jagad sebagai pakaian menutupi tubuh manusia
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Hai orang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari 1526), kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur’an itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. Sesungguhnya kamu pada siang hari mempeunya urusan yang panjang (banyak) ~ QS (73) Al Muzzammil : 1-7 ~
1526) Shalat malam ini mula-mula wajib, sebelum turun ayat ke 20 dalam surat ini. Setelah turunnya ayat ke-20 ini hukumnya menjadi sunnah
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“... maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur’an dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan paling besar pahalanya. dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ~ QS (73) Al Muzzammil : 20 ~
----------------------------------------------------------------------------------------------------
“... Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rejeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawaqal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. ...” ~ QS (65) At Talaq : 2-3 ~
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung” ~ QS (62) Al Jumuah : 10 ~
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Dan kami jadikan siang dan malam sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari karunia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas” ~ QS (17) Al Israa’ : 12 ~
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Katakanlah: “Kalau seandainya kamu menguasai perbendaharaan-perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya” Dan adalah manusia itu sangat kikir” ~ QS (17) Al Israa’ : 100 ~
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Disarikan oleh H. R. Mimuk Bambang Irawan - Jakasampurna, Senin, 12 Juni 2017 

No comments:

Post a Comment