Tuesday, June 30, 2015

ASBABUN NUZUL KE 22

ASBABUN NUZUL KE 22

TURUNNYA SURAH 3 – ALI IMRAN AYAT 99 – 101

Kisah Asid ibn Al Hadhir, Amir putera Sang Amir.

Asid adalah pejuang tangguh yang selalu siap menerima tantangan yang mengancam negeri, keluarganya jiwanya dan harga dirinya. Ia mahir dalam melontarkan tombak dan memanah. Dia diangkat menjadi pemimpin suku Aus menggantikan ayahnya yang terbunuh oleh suku Khazraj yang merupakan musuh besar suku Aus.
Setelah adanya bai’at pada para utusan Yatsrib, Islam mulai berkembang di kota Yatsrib. Untuk lebih memberikan pemahaman tentang Islam disana, Rasulullah mengutus Mush’ab ibn Umair ke Yatsrib. Di Yatsrib dia tinggal di rumah As’ad ibn Zararah.
Suatu hari ketika Asid tertidur dibawah pohon kurma, ia bermimpi didatangi ayahnya yang membawa mushaf di tangan kanan dan tongkat di tangan kirinya. Ia melihat hamparan pasir di sekelilingnya berubah menjadi putih kebiru-biruan memancarkan cahaya yang cemerlang.
Ketika dibangunkan Sa’d ibn Mu’az, sahabatnya, ia diceritakan bahwa kawannya As’ad ibn Zararah kedatangan tamu dari Mekkah yang menyeru manusia ke agama baru yang menyembah Allah Tuhan Yang Maha Esa dan Muhammad adalah utusanNya.
Allah memerintahkan manusia beriman kepada agamaNya, serta meninggalkan penyembahan kepada berhala. Ia juga menyatakan bahwa kelak sesudah mati semua akan dibangkitkan kembali dan dimintai pertanggung jawabannya.
Asid tersentak marah karena merasa tuhan-tuhannya telah dihina. Dengan wajah yang merah padam ia langsung menuju rumah As’ad. Alangkah kagetnya ketika tiba di rumah As’ad ternyata para tetua dan pemuka Yatsrib berkumpul membentuk lingkaran mendengarkan dengan khidmat kata-kata seorang laki-laki asing yang duduk ditengah-tengah mereka.
Dia datang bukan dengan maksud mendengarkan ceramah, tetapi hendak menyatroni laki-laki itu yang telah meracuni pikiran orang-orang Yatsrib, mencela ibadah mereka dan menghina tuhan-tuhan mereka.
Mush’ab menyadari kemarahan Asid, namun dengan lembut dia mengajak Asid untuk mendengarkan dulu apa yang ia jelaskan.
Setelah mendengarkan uraian dari Mush’ab, Allah berkehendak memberinya petunjuk tentang Islam kepada Asid. Asid segera mengucapkan dua kalimat syahadat bahwa Allah dan Muhammad utusanNya.
Keislaman Asid yang merupakan kepala suku Aus merupakan berkah bagi Islam, sehingga hampir semua penghuni rumah Yatsrib memeluk agama Islam.
Pada musim haji, Asid bersama 70 penduduk Yatsrib dibaiat Rasulullah di Aqobah untuk setia dan melindungi Rasulullah, siap berperang demi agama Allah juga diminta untuk menyeru penduduk Yatsrib masuk Islam.
Rasulullah bersama Abu Bakar hijrah dari Mekkah ke Yatsrib dan mengganti nama Yatsrib menjadi Madinah Al Munawwarah. Beliau juga berhasil mendamaikan kedua suku Aus dan Khazraj yang selama ini selalu berperang menjadi saudara.
Rasulullah juga berhasil menentramkan penduduk Madinah dari hasutan jahat seorang Yahudi yang bernama Syas untuk tidak mengikuti ajaran Muhammad dan kembali ke ajaran nenek moyangnya.
Adanya peristiwa ini Allah menurunkan ayat Al Qur’an yang mencela kebusukan kaum kafir Yahudi untuk memecah belah kaum Muslim:
“Qulyaa ahlalkitaabi limatashudduuna ‘an sabiilillaahi man aamana tabghuunahaa ‘iwajawwa antum syuhadaa’. Wamallaahu bighaafilin ‘ammaa ta’maluun. Yaa ayyuhalladziina aamanuu intuthii’uu fariiqam minalladziina uutulkitaaba yarudduukum ba’da iimaanikum kaafiriin. Wa kaifa takfuruuna wa antum tutlaa ‘alaikum aayaanullaahi wa fiikum rasuuluh. Wa mayya’tashim billaahi faqad hudiya ilaa shiraathim mustaqiim”
“Katakanlah: ‘Hai Ahli Kitab, mengapa kamu menghalang-halangi dari jalan Allah orang-orang yang telah beriman, kamu menghendakinya menjadi bengkok, padahal kamu menyaksikan?’.
Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman.
Bagaimanakah kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan RasulNya pun berada ditengah-tengah kamu...?
Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus” ~ QS 3 – Ali Imran : Ayat 99-101~
Dalam mempertahankan kaum Muslim, Asid ibn Al Hadhir tidak pernah absen untuk ikut berperang bersama Rasulullah.
Pada suatu hari terjadi perselisihan antara beberapa orang kaum Anshar dan kaum Muhajirin memperebutkan sebuah sumur. Pertengkaran itu dimanfaatkan Abdullah ibn Ubay ibn Salul seorang pemimpin kaum munafik untuk membangkitkan permusuhan antara kaum Anshar yang menurut dia lebih berhak atas sumur itu daripada kaum Muhajirin yang hanya pendatang serta menyuruh kaum Anshar mengusirnya. Begitulah pedasnya ucapan seorang munafikun hingga terdengar oleh Rasulullah dan tak lama setelah itu Allah menurunkan ayat:
“Humulladziina yaquuluuna laatunfiquu ‘alaa man ‘indarasuulillaahi hattaa yanfadhdhu. Walillaahi khazaainussamaawaati wal ardhi walaakinnal munaafiqiina laa yafqahuun. Yaquuluuna lairraja’naa ilalmadiinati layukhrijannal a’azzu minhal adzall. Walillaahil ‘izzatu wa lirasuulihii wa lilmu’miniina wa laakinnal munaafiqiina laa ya’lamuun”.
“Mereka orang-orang yang mengatakan (kepada orang-orang Anshar): ‘Janganlah kamu memberikan perbelanjaan kepada orang-orang (Muhajirin) yang ada disisi Rasulullah supaya mereka bubar (meninggalkan Rasulullah)’.
Padahal kepunyaan Allahlah perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami.
Mereka berkata: ‘Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah daripadanya’.
Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi RasulNya dan bagi orang-orang mu’min, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui” ~ QS 63 – Al Munaafiquun : Ayat 7-8 ~
Pada saat Rasulullah wafat, timbul perselisihan tentang siapa yang akan memimpin. Apakah orang Muhajirin atau Anshar...?
Sejarah Islam menuturkan, betapa manfaatnya peran penting Asid Al Hadir dalam peristiwa ini. Dia meyakinkan kaum Anshar bahwa kaum Muhajirinlah yang berhak menggantikan Rasulullah, mengingat beliaupun orang Muhajirin. Adapun kaum Anshar adalah kaum penolong dan akan selalu menolong Sang Khalifah. Keteguhan ucapan Asid ibn Hadhir untuk mendukung Abu Bakar patut dibanggakan, padahal dia adalah seorang Amir (pemimpin) kaum Aus yang dipandang di Madinah. Asid sampai akhir hayatnya ia tetap mendukung khalifah Abu Bakar Al Shiddiq.
Semoga Allah SWT mengasihinya.
Edited and posted by: Rika Rakasih
Sumber : Kitab Asbabun Nuzul
Penulis : Fathi Fauzi Abd Al Mu’thi
Disarikan oleh : Idih Ruskanda
Thema :  Ali Imran (3) – Ayat 99-101 à Asid ibn Al Hadhir, Amir putera Sang Amir

No comments:

Post a Comment