Monday, June 29, 2015

ASBABUN NUZUL No. 20

TURUNNYA SURAH 8 – AL ANFAL AYAT 31-32, SURAH 18 – AL KAHFI AYAT 9 – 26, 83 – 98, SURAH 17 – AL ‘ISRAA AYAT 85

Tentang Pengarang Kisah dan Kebohongan.

Dia adalah seorang bangsawan Mekkah yang kaya, terpandang, dikenal dan disukai banyak orang, kenyang akan pengalaman berdagang, mengembara mengenal budaya, adat istiadat bangsa lain seperti Persia, Syria, Mesir dan Yaman. Dia juga berkawan dengan ahli filsafat Persia dan Irak untuk menambah pengetahuan tentang kehidupan dan tuhan-tuhan mereka serta kisah-kisah kepahlawanan mereka. Dialah Al Nadhr ibn Al Harits.

Ketika Muhammad mendeklarasikan agama Islam secara terang-terangan, mengajak manusia menyembah Allah Yang Maha Esa, bukannya mendekat untuk lebih mengenal Islam lebih jauh, ia malah membenci dan menganggap Muhammad sebagai ancaman akan menjatuhkan kedudukan dan posisi sosialnya ditengah masyarakat Mekkah.

Dengan segala tipu daya dan hartanya dia berusaha menarik kembali kaum Muslim untuk kembali ke ajaran nenek moyangnya. Karena kekhawatirannya, ketika melihat seruan Islam semakin menyentuh banyak orang Mekkah untuk bergabung dengan Muhammad, ia mencoba menyuruh seorang ahli diplomasi dan cerdik yaitu Utbah ibn Rabiah untuk mendekati Muhammad dengan berbagai tawaran yang menggiurkan mulai harta, kemuliaan, kerajaan dan wanita agar Muhammad menghentikan dakwahnya.

Tidak ada sedikitpun terlintas dalam pikiran Muhammad akan hasrat kepada dunia dan keni’matannya selain hidupnya ditujukan untuk memperoleh keridhoan Allah dan tersebarnya Islam.

Mendengar penawaran Uthbah, Rasulullah menolak mentah-mentah dan menjawabnya seraya membacakan ayat-ayat Surah Al Fushshilat ayat 1-6. Uthbah kembali kepada kaumnya dengan tangan hampa.

Kaum kafir Quraisy tidak putus asa, mereka mengutus Al Nadhr dan Uqbah untuk bertanya kepada kaum Yahudi di Yatsrib, bagaimana pandangan mereka jika ada orang yang mengaku nabi Allah.
Seorang ulama Yahudi menjelaskan salah satu ayat dalam Al Ishhah, Kitab Kejadian yang berma’na: ‘Musa mendapatkan risalah dari Tuhannya di Bukit Sinai, Isa diutus oleh Allah di tanah Sair (dekat Baitul Muqaddas Palestina) dan nabi baru akan muncul di tanah Faran (Mekkah)’. Selanjutnya pemuka Yahudi itu meminta mereka menanyakan kepada nabi baru itu tentang 3 hal:

  1. Kisah para pemuda di masa lalu yang memiliki kisah yang aneh.
  2. Kisah laki-laki hebat yang mengitari bumi dari Barat ke Timur dan
  3. Apa yang dimaksud dengan Ruh.

Ketika para utusan itu kembali, mereka menemui Rasulullah. Dengan angkuhnya bagaikan Fir’aun beserta para penyihirnya yang berhadapan dengan Nabi Musa as., dan dengan disaksikan banyak penduduk Mekkah, mereka bertanya tentang 3 (tiga) hal sesuai perintah ulama Yahudi kepada Rasulullah. Tentu saja Rasulullah tidak mengetahui jawaban ketiga pertanyaan tadi selain meminta waktu menanti turunnya wahyu dari Allah SWT.

Hingga 15 hari berlalu Allah SWT belum juga menurunkan wahyu dan mulailah kaum kafir Quraisy melecehkan Rasulullah yang dianggap seorang pendusta. Namun Allah tidak akan membiarkan NabiNya menjadi cemoohan kaum kafir. Untuk menjawab pertanyaan mereka Allah menurunkan beberapa ayat:

  1. Ayat 9-26 Surah Al Kahfi, tentang pemuda para penghuni gua,
  2. Ayat 83-98 tentang kisah Zulkarnain,
  3. Ayat 85 Surah Al Isra, tentang Ruh.

Rasulullah membacakan ayat-ayat itu kepada mereka dan disaksikan masyarakan Mekkah.

Meskipun peristiwa ini semakin mendorong orang-orang untuk masuk Islam namun para kafir Quraisy tidak mau menyerah. Mereka menyiksa kelompok Muslim terutama para budak yang beriman bahkan menantang Rasulullah, sebagaimana Allah berfirman:

“Wa idzqaalullaahumma inkaana haazaa huwalhaqqa min ‘indika fa amthir ‘alainaa hijaaratam minassamaa i awi’tinaa bi’adzaabin aliim”

Dan (ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata: ‘Ya Allah, jika betul (Al Qur’an) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih”  ~ QS 8 – Al Anfal : Ayat 32 ~

Dalam berda’wah Rasulullah sering menceritakan kisah para nabi terdahulu yang diwahyukan Allah, mereka menganggapnya cerita itu hayalan atau cerita yang didengarnya dari si Jabar, seorang Nasrani yang kebetulan sering bertemu dengan Rasulullah.
Allah mengabarkan RasulNya dalam ayat:

“Wa idzaa tutlaa ‘alaihim aayaatunaa qaaluu qad sami’naa lau nasyaa u laqulnaa mitsla haadzaa in haadzaa illaa asaathiirul awwaliin”

“Dan apabilan dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami, mereka berkata: ‘Sesungguhnya kami telah mendengar (ayat-ayat yang seperti ini), kalau kami menghendaki niscaya kami dapat membacakan yang seperti ini, (Al Qur’an) ini tidak lain hanyalah dongeng-dongengan orang-orang purbakala”.
~ QS 8 – Al Anfal : Ayat 31 ~

Segala upaya kaum kafir Quraisy untuk menghalangi laju da’wah Rasulullah dilakukan, mulai dari mengucilkan keluarga Hasyim dan Abu Tholib hingga mengumpulkan para pemuda untuk mengepung dan mengintai rumah Rasulullah dengan maksud saat Rasulullah keluar rumah saat Shalat Fajar, mereka akan membunuhnya dan darahnya akan dicecerkan ke semua kabilah sehingga Bani Hasyim kesulitan harus membalas dendam kemana.
Allah SWT memberitahu NabiNya atas kelakuan para kafir Quraisy itu melalui wahyu:

“Wa idzyamkuru bikalladziina kafaruu liyutsbituuka awyaqtuluuka awyukhrijuuk. Wa yamkuruuna wa yamkurullaah. Wallaahu khairulmaa kiriin”

“Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya”.
~ QS 8 – Al Anfal : Ayat 30 ~

Akhirnya Allah SWT memerintahkan Rasulullah dan para pengikutnya hijrah ke Yatsrib. Dalam Perang Badar Al Nadhr dan Uqbah berhasil ditangkap dan ditawan kaum Muslim. Keduanya dihukum pancung melalui pedang Ali ibn Abu Tholib.

Begitulah kisah hidup seorang kafir sesat yang tidak henti-hentinya memperdaya Rasulullah.

Bekasi, 9 Jumadil Akhir 1436 Hijriyah atau 30 Maret 2015.
Edited and posted by: Rika Rakasih
Sumber : Kitab Asbabun Nuzul
Penulis : Fathi Fauzi Abd Al Mu’thi
Disarikan oleh : Idih Ruskanda

Thema :  Thema :  Al Anfal (8) Ayat 31-32; Al Kahfi (18) Ayat 9-26, 83-98; Al Isra (17) Ayat 85  à Pengarang Kisah dan Kebohongan

No comments:

Post a Comment