Wednesday, August 12, 2015

ASBABUN NUZUL KE-38 - TURUNNYA SURAH 5 – AL MAIDAH AYAT 87 - 88

ASBABUN NUZUL KE-38
TURUNNYA SURAH  5 – AL MAIDAH AYAT 87 - 88
Kisah Utsman ibn Mazh'un RA. - Sahabat yang Zahid
Satu kebiasaan yang dijalani para pedagang Mekah jika mereka akan berangkat berniaga keluar Mekkah, yaitu melakukan ritual bertawaf mengelilingi Ka'bah seraya mempersembahkan berbagai hadiah kepada tuhan mereka yaitu berhala-berhala yang dipajang sekeliling Ka'bah dengan harapan agar diberi keuntungan yang berlimpah. 
Demikian pula yang dilakukan Utsman ibn Mazh'un yang berbaur bersama para pedagang lainnya melakukan ritual tersebut.
Sebenarnya dalam hati Utsman terbersit keraguan akan kemampuan tuhan-tuhan mereka dapat memenuhi permintaan para penyembahnya, apalagi pada saat yang bersamaan ada seorang laki-laki yang sedang mabuk memaki, meludahi dan menarik tangan salah satu berhala hingga hampir menghancurkan berhala itu. Mungkin itu bentuk kekecewaan dia karena keinginannya tidak terkabul.
Utsman merasa dirinya menjadi sangat hina dan bodoh melakukan semua ini dan sejak saat itu ia bersumpah tidak akan menyembah lagi tuhan-tuhan kaumnya dan tidak akan minum arak lagi.
Maka pada saat Muhammad menyatakan sebagai Utusan Allah dan menyeru manusia untuk menyembah Allah Tuhan Yang Maha Esa, Utsman beserta saudara dan keluarganya paling awal menyatakan keislamannya.
Mereka sempat hijrah ke Abissinia namun dengan adanya kabar bahwa kaum kafir Quraisy telah berdamai dengan kaum Muslim, mereka kembali ke Mekkah. 
Ternyata kabar itu bohong dan mereka terperangkap lagi oleh kafir Quraisy untuk menerima siksaan.
Allah Swt memerintahkan Rasulullah bersama kaum Muslim untuk hijrah ke Yatsrib termasuk Utsman, saudara dan keluarganya.
Di Yatsrib, Utsman dikenal sebagai Muslim yang wara dan takwa. Siang hari ia bersama Rosulullah melakukan aktivitas kebaikan untuk Islam dan umatnya, malam hari waktunya dihabiskan untuk sholat malam, berdzikir kepada Allah serta membaca Al Qur'an. 
Ia mengharamkan atas dirinya segala macam kenikmatan dunia mulai dari perhiasan dan keindahan dunia lainnya. Dia juga meninggalkan kewajibannya untuk menafkahi keluarga dan menggauli istrinya. Dirinya merasa bahwa makan daging dan menggauli istri hanya akan menggangu semangat juang dalam peperangan. Bahkan dia minta ijin kepada Rosulullah untuk mengebiri dirinya. 
Utsman lupa bahwa sesungguhnya Allah Subhanahu wa ta’ala menghalalkan kenikmatan dunia.
Ketika itu juga Jibril turun mewahyukan ayat Al Qur'an kepada Rasulullah : 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُحَرِّمُوا طَيِّبَاتِ مَا أَحَلَّ اللَّهُ لَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ / وَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي أَنْتُمْ بِهِ مُؤْمِنُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya". (QS 5 - Al Mā'idaħ : 87-88).
Ayat ini merupakan seruan kepada kaum Muslim untuk menjalani kehidupan sebagai manusia biasa. Rasulullah memerintahkan untuk beribadah seraya tidak melupakan kewajiban untuk mencari rejeki dan memakmurkan dunia. Allah menghalalkan pernikahan, menggauli istrinya dan menganjurkan untuk memperoleh keturunan. Islam tidak mengajarkan ke-rahiban, ke-pastoran dan tidak membolehkan mengebiri dirinya. Namun demikian Islam menetapkan batasan yang jelas mana yang halal dan haram.
Saat Rasulullah berkhutbah, beliau menyampaikan hal-hal untuk diketahui umatnya : "Sekelompok orang mengatakan anu dan anu. Namun ketahuilah aku sholat dan tidur, aku berpuasa dan aku berbuka, aku menikahi wanita. Maka barangsiapa yang membenci sunahku, ia bukan dari golonganku". (HR. Muslim).
Demikian Utsman ibn Mazh'un mulai saat itu hidup bahagia dengan anugerah Allah yang dilimpahkan kepadanya, memegang teguh sumpah setianya kepada Rasulullah.
Ia wafat pada tahun kedua hijrah. Ia muslim pertama yang dikuburkan di 'Baqi Al Jaijiyah', pekuburan Demikian Utsman ibn Mazh'un mulai saat itu hidup bahagia dengan anugerah Allah yang dilimpahkan kepadanya, memegang teguh sumpah setianya kepada Rasulullah.
Ia wafat pada tahun kedua hijrah. Ia muslim pertama yang dikuburkan di 'Baqi Al Jaijiyah', pekuburan muslim pertama di Madinah.
Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala merahmatinya sesuai dengan keimanan dan ketulusannya membela Islam.
Bekasi, 2 Agustus 2015
Edited and posted by: Rika Rakasih
Sumber : Kitab Asbabun Nuzul
Penerbit: Zaman
Penulis : Fathi Fauzi Abd Al Mu’thi
Disarikan oleh : Idih Ruskanda

Thema : Al Maidah Ayat 87-88 - Kisah Utsman ibn Mazh'un RA. - Sahabat yang Zahid.

No comments:

Post a Comment