Friday, August 28, 2015

ASBABUN NUZUL KE - 47 - TURUNNYA SURAH 4 – AN NISAA AYAT 58

ASBABUN NUZUL KE - 47
TURUNNYA SURAH 4  – AN NISAA AYAT 58
Kisah Utsman ibn Thalhah RA. - Menunaikan Amanat kepada akhlinya.

Thalhah adalah orang dari Bani Abdi Dar yang ditugasi memelihara Ka'bah dan secara otomatis dia juga sebagai perawat berhala-berhala untuk mendapat imbalan dari pemiliknya. 
Begitu Muhammad mendakwahkan Islam yang menyuruh meninggalkan penyembahan kepada berhala, dirasakannya ini sebagai ancaman akan hilangnya hadiah baginya. Karena itu dia sangat membenci Muhammad dan ikut menyiksa pengikutnya.
Pada masa perang Uhud, dia mengajak duel pemimpin kaum Muslim yang diwakili Ali ibn Abi Thalib. Dalam duel dirinya terbunuh dengan pedang Ali. Begitu pula ketiga anaknya mati terbunuh dalam perang itu, kecuali Utsman ibn Thalhah yang sedang dipercaya memelihara Ka'bah menggantikan ayahnya.
Suatu hari berkumpulah Utsman ibn Thalhah, Amr ibn Al-Ash dan Khalid ibn Walid didepan Ka'bah. Mereka berdiskusi tentang berhala-berhala yang mereka sembah, ternyata tidak berdaya membantu mereka dalam perang. Ketiganya juga kagum akan ajaran dan kepemimpinan Muhammad.  
Allah berkehendak memberi hidayah kepada mereka, sehingga ketiganya diam-diam meninggalkan Mekkah menuju Madinah. Di Madinah Rosulullah, berkata kepada para sahabatnya : "Mekkah telah melemparkan tiga jantungnya kepada kalian". Tentu saja siapa yang tidak kenal Khalid ibn Walid, seorang akhli perang dan kelak Rasulullah menjulukinya sebagai 'Syaifullah - Pedang Allah'.
Kesempatan pulang untuk memeluk Mekkah semakin dekat...
Rasulullah membentuk pasukan untuk menyerang Mekkah dari berbagai arah. Akhirnya Mekkah telah dikuasai tanpa perlawanan yang berarti. Rasulullah setelah bertawaf lalu menghancurkan berhala-berhala didalam Ka'bah dan mendudukan siapa-siapa orang yang harus bertanggung jawab memelihara Ka'bah, mengurus administrasi Mekkah, hukum, menjamu para jemaah haji yang datang ke Mekkah dan memimpin mereka.
Salah seorang sahabat berkata, agar semua itu diserahkan saja kepada Bani Hasyim (Bani asal Rasulullah). Rasulullah tidak setuju jika hanya dikuasai satu Bani dan Allah menjawab masalah itu dengan turunnya ayat : 
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, yaitu akhlinya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” ~ QS 4 -  An-Nisāa' :58 ~
Akhirnya kunci Ka'bah diserahkan kembali kepada Utsman ibn Thalhah dan Usman sendiri menyerahkannya kembali kepada  saudaranya, sedangkan dia ikut kembali ke Mekkah.
Hari itu babak baru sejarah Umat Islam di Mekkah, semua penduduk menyatakan keislamannya dan mengembalikan hak-hak saudaranya yang mau kembali menetap di Mekkah
Sebagai rasa syukur, Ka'b ibn Malik langsung mensedekahkan hartanya ke Fakir Miskin.
Bekasi, 15 Agustus 2015
Edited and posted by: Rika Rakasih
Sumber : Kitab Asbabun Nuzul
Penerbit: Zaman
Penulis : Fathi Fauzi Abd Al Mu’thi
Disarikan oleh : Idih Ruskanda

Thema : An Nisaa Ayat 58 – Kisah Utsman ibn Thalhah RA. – Menunaikan amanat kepada akhlinya.

No comments:

Post a Comment