Saturday, July 18, 2015

ASBABUN NUZUL KE 31

TURUNNYA SURAH 4 – AN NISAA AYAT 105 – 111 DAN 115

Kisah Zaid ibn Al Samin ra – Yahudi yang dibebaskan oleh Al Qur’an.

Perang Uhud baru saja berakhir, Kaum Muslim sudah bersiap-siap lagi untuk menghadapi perang berikutnya melawan kafir Quraisy atau Yahudi.
Begitu pula yang dilakukan Rifaah ibn Zaid, sahabat Anshar yang kaya dan terhormat. Pada malam itu dia telah menyiapkan baju zirah, senjata dan gandum serta kurma kering. Barang-barang keperluan perang ini disimpan disamping Masjid Rasulullah.
Alangkah kecewanya ketika esok paginya, barang-barang tersebut telah lenyap dicuri orang, terutama yang ia sesalkan adalah baju zirah dan pedangnya. Setelah melalui penyelidikan dia mencurigai keluarga Ubairaq yang mencurinya, terutama ketiga anak lelakinya, yaitu Basyar, Mubasyar dan Basyir. Namun karena tidak punya bukti otentik maka keluarga Ubairaq tentu saja menampiknya. Akhirnya ia mengadu kepada Rasulullah.
Keluarga Ubairaq tahu bahwa Rifaah mengadu kepada Rasulullah dan alangkah aibnya, jika kesalahan mereka diketahui Rosulullah. Untuk membebaskan diri dari kesalahan, mereka merancang siasat dengan menyembunyikan zirah dan pedang dirumah Zaid ibn Al Samin, seorang Yahudi kafir.
Ketika mereka dikumpulkan Rasulullah, keluarga Ubairaq menyangkal dengan dalih bahwa keluarga mereka Muslim yang bersahabat dan tidak ada bukti barangnya. Bahkan keluarga Ubairaq balik menuduh Rifaah telah mencemarkan nama baiknya. Sebagai manusia biasa Rasulullah tidak mengetahui hal-hal yang ghaib, sehingga beliau belum bisa memutuskan siapa yang salah. Basyir salah seorang keluarga Ubairaq memberi pandangan bahwa kemungkinan pencurinya adalah Zaid ibn Al Samin, seorang Yahudi yang sombong musuh Islam. Yahudi itu tidak suka melihat kerukunan umat Islam, tidak suka umat Islam sejahtera dan tidak suka kaumnya dikalahkan umat Islam, makanya dia mencuri baju zirah & pedang untuk berperang.
Tuduhan itu sepintas beralasan, namun perlu bukti yang nyata. Untuk itu Rasulullah menugaskan orang bersama Basyir menanyakan dan menggeledah rumah Zaid ibn Al Samin. Karena  tidak merasa bersalah Zaid dengan tenang mempersilahkan orang-orang Rasulullah untuk menggeledah rumahnya. Alangkah kagetnya ketika Zaid melihat ada baju zirah dan pedang ditemukan dirumahnya. Zaid berusaha menampik tuduhan itu dan mengemukakan alibinya, namun kali ini ia ada dipihak yang lemah dan terpojok bahwa bukti barang curian ada dirumahnya.
Semua pihak berkumpul dirumah Rasulullah dan melaporkan hasil penyelidikannya. Tentu saja Rasulullah merasa senang dengan bukti kesalehan dari keluarga Ubairaq, bahkan mencela Rifaah yang telah menuduhnya mencuri. Ketika semua pihak masih berkumpul dan saat Rasulullah akan memutuskan hukuman kepada Yahudi kafir yang mencuri itu, Allah Subhanahu wa ta’ala menurunkan wahyu berturut-turut untuk menjelaskan masalah ini :

إِنَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِتَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ بِمَا أَرَاكَ اللَّهُ ۚ وَلَا تَكُنْ لِلْخَائِنِينَ خَصِيمًا/ وَاسْتَغْفِرِ اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا/ وَلَا تُجَادِلْ عَنِ الَّذِينَ يَخْتَانُونَ أَنْفُسَهُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ خَوَّانًا أَثِيمًا
“Innaa anzalnaa ilaikalkitaaba bilhaqqi litahkuma bainannaasi bimaa araakallaah. Wa laa takullilkhaa iniina khashiimaa. Wastaghfirillaah. Innallaaha kaana ghafuurarrahiimaa. Wa laa tujaadil ‘anilladziina yakhtaanuuna anfusahum. Innallaaha laa yuhibbu man kaana khawwaanan atsiimaa”.
"Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat, dan mohonlah ampun kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan janganlah kamu berdebat (untuk membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa. ~ QS 4 – An Nisāa': Ayat 105-107 ~
Ayat-ayat diatas menunjukkan kepada Rasulullah bahwa keluarga Ubairaq telah menipu dan menimpakan tuduhan kepada orang lain. Sesungguhnya orang Yahudi itu tidak berdosa dan keluarga Ubairaq yang berkhianat serta jahat.
Selanjutnya Allah masih menurunkan ayat-ayat sebagai berikut  : 
يَسْتَخْفُونَ مِنَ النَّاسِ وَلَا يَسْتَخْفُونَ مِنَ اللَّهِ وَهُوَ مَعَهُم إِذْ يُبَيِّتُونَ مَا لَا يَرْضَىٰ مِنَ الْقَوْلِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطًا / هَا أَنْتُمْ هَٰؤُلَاءِ جَادَلْتُمْ عَنْهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فَمَنْ يُجَادِلُ اللَّهَ عَنْهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَمْ مَنْ يَكُونُ عَلَيْهِمْ وَكِيلًا / وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا / وَمَنْ يَكْسِبْ إِثْمًا فَإِنَّمَا يَكْسِبُهُ عَلَىٰ نَفْسِهِ ۚ و
“Yastakhfuuna minannaasi walaa yastakhfuuna minallaahi wa huwa ma’ahum idzyubayyituuna maa laa yardhaa minalqaul. Wa kaanallaahu bimaa ya’maluuna muhiitha. Haa antum haaulaa i jaadaltum ‘anhum fil hayaatiddunyaa. famayyujaadilullaaha ‘anhum yaumal qiyaamati ammayyakuunu ‘alaihim wakiilaa. Wa mayya’mal suu an auyadhlim nafsahuu tsumma yastaghfirillaaha yajidillaaha ghafuurarrahiimaa. Wa mayyaksib itsman fainnamaa yaksibuhuu ‘alaa nafsih wa kaanallaahu ‘aliiman hakiimaa”.
"Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak ridloi. Dan adalah Allah Maha Meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan.
Beginilah kamu, kamu sekalian adalah orang-orang yang berdebat untuk (membela) mereka dalam kehidupan dunia ini. Maka siapakah yang akan mendebat Allah untuk (membela) mereka pada hari kiamat...? Atau siapakah yang menjadi pelindung mereka (terhadap siksa Allah)...?
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Barangsiapa yang mengerjakan dosa, maka sesungguhnya ia mengerjakannya untuk (kemudharatan) dirinya sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana
. ~ QS 4 – An Nisā': Ayat 108-111 ~
Dengan turunnya ayat-ayat diatas kini kebenaran makin jelas dihadapan semua pihak. Bahwa Yahudi itu terbebas dari tuduhan dan Allah telah menetapkan keputusan dengan menurunkan langsung ayat-ayat Al Qur'an.
Keluarga Ubairaq akhirnya mengakui kesalahannya, dimana Basyir telah disesatkan setan dengan mengambil barang-barang milik Rifaah dan menyembuyikannya dirumah Zaid dengan maksud untuk memfitnah Zaid.
Karena takut perbuatannya diketahui Rasulullah. Mereka disuruh minta ampun kepada Allah, adapun Basyir sendiri malah melarikan diri ke Mekkah bergabung dengan kafir Mekkah.
Zaid ibn Al Samin merasa kagum akan keputusan Tuhannya Muhammad meskipun dia seorang Yahudi dan sebagai penghormatan, dia langsung memeluk agama Islam.
Basyir ternyata kabur ke Mekkah dan disana ia membuat syair yang mencela serta menghina Rasulullah. Atas kelakuannya itu Allah menurunkan ayat sebagai berikut : 
وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
“Wa mayyusyaaqiqirrasuula mimba’di maa tabayyanalahullhudaa wa yattabi’ ghaira sabiilil mu’miniina nuwallihii maa tawallaa wa nushlihii jahannam. Wasaa atmashiiraa”
"Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu’min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. ~ QS 4 - An-Nisāa' : 115 ~
Demikian Allah Subhanahu wa ta’ala telah menunjukkan sebuah kebenaran sekalipun itu menyangkut orang Yahudi.
Bekasi, 12 Juli 2015
Edited and posted by: Rika Rakasih
Sumber : Kitab Asbabun Nuzul
Penerbit: Zaman
Penulis : Fathi Fauzi Abd Al Mu’thi
Disarikan oleh : Idih Ruskanda
Thema :   An Nisaa (4) – Ayat 105 s/d 111 dan 115  à  Zaid ibn Al Samin ra – Yahudi yang dibebaskan oleh Al Qur’an.

No comments:

Post a Comment