Tuesday, July 9, 2013

RAMADHAN BULAN BERTAPA

Bismillahirrohmanirrohiim

Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah SWT, bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia, penuh berkah dan hikmah. Ramadhan adalah bulan bertapanya ummat Islam. Bertapa yang ini bukan seperti orang yang mencari kesaktian, menyepi di gua-gua gunung 40 hari 40 malam pati geni, mengasingkan diri dari dunia ramai.

Kegiatan di bulan Ramadhan mirip dengan bertapa ditilik dari usaha untuk menjauh dari keduniawian dan lebih memusatkan diri kepada kegiatan religius bathiniyah. Ramadhan merupakan bulan untuk memaksimalkan berbagai ibadah. Bulan Ramadhan seringkali diidentikan dengan bulan puasa, yang sebetulnya salah kaprah, karena kegiatan Ramadhan bukanlah puasa semata. Nabi Muhammad mencontohkan bagaimana mengisi bulan Ramadhan dengan 5 perkara.

Pertama; Puasa, ada puasa syari’at dan puasa tarekat. Yang paling kita kenal ialah puasa syari’at, yaitu menahan lapar dan haus. Namun puasa tarekat yaitu puasa yang sebenarnya (shaum) memiliki makna yang jauh lebih luas dari sekedar menahan lapar dan haus, yaitu puasa dalam menggunakan semua indra kita. Kita puasa dengan membatasi ucapan yang keluar dari mulut-lidah kita. Kita puasa dengan mengurangi penglihatan yang mengundang maksiat, dan lebih banyak menggunakannya untuk membaca Al-Qur’an atau hadist Nabi. Kita puasa dengan memperbanyak pendengaran kita untuk mendengarkan siraman rohani, lagu-lagu qasidah Bimbo atau lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Kita puasa melangkahkan kaki kita ke mal, bioskop atau cafĂ© dan lebih banyak meringankan langkah kita ke masjid dan panti-panti asuhan yatim piatu. Kita puasa dalam sikap kita yang konsumtif, borong ini, borong itu, dan memperbesar sikap pemurah melalui zakat, infaq dan sedekah.

Kedua; Tarawih. Nabi saw mencontohkan, untuk shalat tarawih berjemaah di masjid bersama keluarga. Tarawih merupakan sarana untuk mengintensifkan hubungan kita dengan Allah, maupun silaturahim dengan sesama muslim. Artinya, kita makin memperbesar kemungkinan untuk memperoleh pahala. Makin dekat ke hari kemenangan, seharusnya makin intens kegiatan tarawih. Lebih-lebih lagi memasuki malam-malam “likuran”, tanggal 20 keatas, dimana diyakini turunnya lailatul qadar. Di Masjidil Haram atau Nabawi, yang namanya tarawih paling sedikit 2 jam. Di malam-malam likuran malah bisa sampai pagi menjelang subuh. Di Indonesia, tarawih paling banter setengah jam, dan makin hari makin sedikit jemaahnya.

Ketiga; Tadarus. Membaca, merenung dan memahami Al-Qur’an sangat tepat bila diperbanyak di bulan Ramadhan. Adalah sangat wajar dan sangat perlu bila ummat muslim melihat kembali pedoman hidupnya, sekaligus mengevaluasi kembali langkah-langkah hidupnya di waktu yang lalu. Hampir pasti telah terjadi penyelewengan dan pelanggaran terhadap aturan main Allah dalam Al-Qur’an. Dengan tadarus, koreksi diri lebih dimungkinkan. Patut diakui bahwa masih banyak orang yang mengaku muslim alias Islam KTP, namun belum pernah memegang Qur’an samasekali. Atau hanya menggunakan Qur’an pada waktu disumpah untuk memegang jabatan tertentu, atau pada akad nikah. Bagi orang-orang semacam ini dan bagi yang ingin mendapat hidayah dari Allah swt. Ramadhan adalah waktu yang sangat baik untuk mulai membaca dan mencoba memahami isinya.

Keempat; I’tikaf, memperbanyak ibadah di masjid. Shalat berjemaah di masjid memberikan pahala yang lebih besar. Secara psikologis ini memupuk rasa kebersamaan dan kesetiakawanan. Secara kelompok dapat diadakan pengajian dan pengkajian, diskusi mengenai Islam, tarawih atau tadarusan. Sedangkan ibadah yang dapat dilakukan dalam masjid secara individu ialah bertahajud, berdzikir dan berdoa atau qatam Al-Qur’an sendirian.

Kelima; meningkatkan amal saleh. Meningkatkan perbuatan baik seperti infaq dan sedekah, membagi rizki kepada fakir miskin, meningkatkan rasa toleransi dan emphaty serta sikap tolong menolong. Kita perbanyak pahala melalui amal saleh ini yang merupakan hal yang tidak sulit, malah cenderung gampang. Amal lain yang dapat kita lakukan ialah memperbanyak rasa syukur disertai doa memohon ampunanNya. Pendeknya, makin patuh kita pada perintahNya dan makin menjauhi laranganNya.

Itulah 5 perkara yang dianjurkan Nabi dalam mengisi Ramadhan. Kemudian, setelah kita menjalani semua itu, sampailah kita pada hari kemenangan, yaitu Idul Fitri atau Lebaran.

Semoga bermanfaat,
H.R. Bambang Irawan

Narasumber: Almarhum Drs. KH. Efendy Zarkasyi dalam ceramahnya di depan jemaah tarawih dari hotel ke hotel berjudul Ramadhan Bulan Bertapa , di Hotel Hyatt Aryaduta tanggal 15 Januari 1999,14 tahun yang lalu.

No comments:

Post a Comment