Sunday, April 5, 2015

SEPASANG SEPATU

SEPASANG  SEPATU 


Alkisah ada seorang bapak tua hendak menaiki bus. Pada saat ia menginjakkan kakinya ke tangga bus, salah satu sepatunya terlepas dan jatuh ke jalan. 

Sementara itu pintu bus lalu tertutup dan bus langsung bergerak, sehingga si bapak tua tidak bisa memungut sepatu yang terlepas tadi.

Dengan tenang si bapak tua itu melepas sepatunya yang sebelah dan melemparkannya keluar jendela. Seorang pemuda yang duduk dalam bus melihat kejadian itu, dan bertanya kepada si bapak tua
”Mengapa bapak melemparkan sepatu  yang sebelah juga?”.

Si bapak tua sambil tersenyum menjawab ringan: “Supaya siapapun yang menemukan sepatuku bisa memanfaatkannya, itu sepatu baru dan bagus. Jangan sampai sepatuku kehilangan pasangannya.

Sepatu adalah pasangan terbaik, coba perhatikan saja:

• Bentuknya pasangannya tak persis sama namun serasi. Ada ribuan sepatu di depan mesjid, pasangannya cuma satu.

• Saat dipakai berjalan gerakan bisa berbeda tapi tujuannya sama. Kiri-kanan!, kiri-kanan! Tujuannya sama.

• Tak pernah menuntut untuk berganti posisi, namun saling melengkapi. Yang satu loncat, yang lain pun mengikuti.

• Selalu sederajat tak ada yang lebih rendah atau tinggi. Satu naik tangga pasangannya mengikuti

• Bila yang satu hilang yang lain tak memiliki arti.

Si Anak muda masih penasaran. “Tapi bapak koq tidak kelihatan susah kehilangan sesuatu walaupun sepatu punya nilai yang tinggi?”.

Si Bapak tersenyum santai. “Ah, Anak muda ketahuilah, HARTA Cuma TITIPAN. NYAWA  Cuma PINJAMAN. Allah Subhahana wa ta’ala bisa mengambilnya sewaktu-waktu.”

Untuk direnungkan:

Kehilangan tidak bisa pilih-pilih. Bisa kehilangan SIAPA SAJA,  APA SAJA. Dan KAPAN SAJA.

Musibah, rejeki, dan berbuat salah itu Qadar Allah yang pasti dialami. Bersyukur bagi orang yg beriman diberikan cara menangkalnya.

Kita mendapat musibah supaya kita bersabar dan tawakal. Mendapat rejeki supaya bersyukur. Berbuat salah supaya segera  bertaubat dan meminta maaf.

Intinya, orang beriman tetap berbahagia menghadapi Qadarnya.

Semoga bisa menjadi renungan yang bermanfaat.

Wasallam, Mimuk Bambang Irawan,
Jakarta, 5 April 2015

No comments:

Post a Comment