Friday, April 10, 2015

ASBABUN NUZUL SURAH 16 – AN NAHL AYAT 106

TURUNNYA SURAH 16 – AN NAHL AYAT 106

Kisah Ammar ibn Yasir – Keluarga penghuni surga.

Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar
~ QS 16 – An Nahl : 106 ~

Yasir ibn Amir adalah seorang Yaman yang datang ke Mekkah dengan maksud mencari saudara-saudaranya yang diperkirakan dulu ikut tentara Abrahah untuk menghancurkan Ka’bah. Dia menikahi Samiyyah bint Khayyath, budak milik Abu Hudzayfah ibn Al Mughirah hingga memiliki seorang putera bernama Ammar ibn Yasir.

Suatu hari Ammar mendengar seruan Muhammad di Bukit Shafa untuk mengikuti agamanya yang menyembah Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa, dengan meninggalkan penyembahan kepada berhala-berhala. Ammar melihat dalam agama yang dibawa Muhammad itu, menganut kesetaraan antara budak-budak penganutnya dengan para pembesar Mekkah. Tentu saja dia sangat tertarik, karena di menyadari bahwa dia sekeluarga adalah golongan budak yang selalu teraniaya. Ammar diam-diam mengikuti ajaran muhammad dan setelah hatinya bulat, dia menemui Rasulullah untuk masuk Islam.

Diluar dugaan ketika dia menyampaikan berita kepada kedua orang tuanya, bahwa dia telah masuk Islam ternyata keduanya memberi respon baik dan akan menemui Muhammad untuk masuk Islam pula. Tentu saja keislaman keluarga Yasir ini sangat dirahasiakan dari majikannya. Meskipun dengan sembunyi-sembunyi, berita keislaman keluarga Yasir ini akhirnya diketahui juga oleh Kafir Mekkah.

Dengan dipelopori Abu Jahal, mulailah terjadi penyiksaan yang keji kepada keluarga Yasir dan budak-budak yang berasal di luar Mekkah dan tidak memilki Kabilah sebagai pelindung.

Dalam tradisi Arab jahiliyah, siapa yang tidak memiliki Kabilah sebagai pelindung dan memiliki kelas sosial yang paling rendah, boleh mau diperlakukan apa saja, bahkan mau dibunuh sekalipun tidak akan ada yang menuntut pembunuhnya.

Mereka dipanggang dibawah terik matahari padang pasir sambil dicambuki dan dipukuli. Setelah itu tubuh mereka yang terluka diseret ke dalam bak air sehingga hampir tidak bisa bernafas. Mereka dipaksa Abu Jahal untuk mengingkari ajaran Muhammad.

Suatu hari Abu Jahal, kafir yang paling sengit memusuhi Rasulullah, kembali melakukan penyiksaan terhadap keluarga Yasir. Baju Samiyyah isteri Yasir dilucuti, badannya diikat dan diseret keledai sepanjang padang pasir yang panas, sambil diteriaki: ‘ingkarilah agama Muhammad...hina dan rendahkanlah Muhammad...niscaya aku akan mengampuni engkau...!!!’.

Namun keimanan Samiyyah terhadap Allah Yang Maha Esa jauh lebih kuat, daripada keangkuhan Abu Jahal. Samiyyah dalam penderitaannya tetap berkata: ‘Aku tidak akan kembali kepada agama kalian...aku tidak akan mengingkari Muhammad...dia adalah Nabi utusan Allah SWT...!!!’.

Mendengar kata-kata itu Abu Jahal yang merasa terhina menjadi kalap, di mencabut belati, lalu menancapkannya ke dada Samiyyah dan seketika darah muncrat membasahi hamparan pasir yang panas bersamaan dengan lepasnya nyawa Samiyyah. Dialah syahidah pertama dalam Islam.

Begitu pula Yasir suaminya kemudian syahid pula dibunuh oleh orang-orang kafir yang kesetanan. Mereka disiksa dan dibunuh tidak berperikemanusiaan bagaikan hewan buas yang melahap mangsanya.

Tinggalah Ammar yang lemah karena siksaan dan hatinya terguncang. Betapa tidak...baru saja ia menyaksikan kematian yang mengenaskan atas kedua orang tuanya. Dalam kesedihannya ia spontan berkata lirih: ‘Laa ilaha ilallaah, Muhammad Rasulullah...’.

Mendengar kata-kata Ammar, Abu Jahal yang masih panas dalam kemarahan, berteriak pada Ammar: ‘Ingkari Muhammad...hina dan rendahkanlah Muhammad...kembalilah engkau kepada agama kami...!!!’.

Teriakan Abu Jahal yang membahana itu seakan-akan tidak terdengar oleh Ammar. Dalam keadaan lemah, badan penuh luka, kulitnya terkelupas, jiwanya terguncang atas terbunuhnya kedua orang tua yang dicintainya. Dia seperti kehilangan kesadaran dan tidak dapat mengenali dirinya sendiri sehingga ucapan yang keluar dari mulutnya pun tidak dapat dikendalikan lagi.

Tanpa sadar dia mengulangi kata-kata Abu Jahal yang mengingkari agama Muhammad dan kembali kepada agama Quraisy.

Mendengar kata-kata Ammar, Abu Jahal dan kawan-kawannya bersorak kegirangan karena telah berhasil mengkafirkan salah seorang pengikut Muhammad, dia lalu membuka ikatan Ammar dan membiarkannya pergi.

Setelah sadar, Ammar mencoba mengingat-ingat kembali apa yang dia ucapkan. Dia sangat menyesal dan merasa berdosa. Kalau dia sadar, bagaimana mungkin dia membiarkan dirinya mengingkari agama Rasulullah...?

Dalam keadaan sedih dia segera menemui Rasulullah dan mengutarakan penyesalannya. ‘Wahai Rasulullah...apapun yang terjadi aku akan tetap mengimani Allah dan mengikuti agamamu...Aku terpaksa mengatakan keburukan itu untuk menyelamatkan diri dari kekejaman mereka...’.

Rasulullah berusaha menghibur Ammar: ‘Tenanglah Ammar...sesungguhnya Allah telah menurunkan ayat tentangmu. Jika mereka kembali, katakanlah seperti itu lagi...’. Kemudian Rasulullah membacakan ayat itu kepadanya:

Man kafara billaahi mim ba’di iimaanihii illaa man ukriha wa qalbuhuu muthmainnum bil iimaani wa laakim man syarahabil kufri shodran fa’alaihim ghadhabum minallaah. wa lahum ‘adzaabun ‘adhiim”.

“Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar~ QS 16 – An Nahl : 106 ~

Tentu saja kaum kafir merasa kecele dengan semakin giatnya Ammar membantu mengembangkan Islam. Ammar termasuk orang yang ikut hijrah ke Habsyah dan selanjutnya ke Madinah.

Hingga saat kepemimpinan Khalifah Ali ibn Abu Thalib yang berperang melawan kelompok Muawiyah, Ammar berada dibelakang Ali ibn Abu Thalib dan wafat dibunuh kelompok Muawiyah.

Begitulah kisah seorang budak asing yang penuh duka nestapa namun mulia di sisi Allah. Semoga Allah merahmatinya.

Bekasi, 22 Jumadil Awal 1436 Hijriyah atau 13 Maret 2015.
Edited and posted by: Rika Rakasih
Sumber : Kitab Asbabun Nuzul
Penulis : Fathi Fauzi Abd Al Mu’thi
Disarikan oleh : Idih Ruskanda
Thema : An Nahl (16) - Ayat 106 à Ammar ibn Yasir – Keluarga penghuni surga.

No comments:

Post a Comment